Chereads / Triangle Of Love / Chapter 16 - 15. Suka?

Chapter 16 - 15. Suka?

Alfi dan Amora masih berada di kantin. Pengunjung kantin terlihat semakin ramai karena bel istirahat sudah berbunyi. Alfi menguatkan diri agar tidak merasa takut. Ia harus bisa sembuh dari trauma yang ia derita selama ini.

Alfi meneguk air yang ada di depannya. Ia lirik Amora sekilas yang masih mengunyah bakso. Alfi jadi tersenyum senang. Amora sangat cantik dan ia suka. Pertama lihat Amora saja, ia sudah tertarik.

"Lo udah siap? Tungguin gue, ya," ujar Amora sambil meneguk air yang ada di depan. Ia menoleh pada Alfu yang tengah menatapnya.

Alfi mengangguk dengan mengulas senyum dengan lebar. Tangannya jadi terulur menyentuh sudut bibir Amora, karena terdapat daun kecil di sana, bumbu bakso yang di makan oleh Amora.

Amora sedikit terkejut dengan perlakuan Alfa. Namun tidak ia perlihatkan. Ia pegang tangan Alfi dan ia turunkan dari sudut bibirnya. Ia lanjut makan bakso yang masih tersisa.

"Lo marah?" tanya Alfi dan menatap Amora yang mulai melahap bakso. Ia merasa bersalah dengan perlakuan ia barusan. Ia terlalu lancang.

"Enggak, gue dikit kaget aja." Amora menampilkan senyum manis. Ia tidak ingin Alfi merasa tersinggung karena tindakannya barusan. Ia tahu maksud Alfi baik. Hanya menyingkirkan sesuatu dari sudut bibirnya.

"Maaf, gue lancang." Alfi merasa tidak enak. Wajahnya jadi berubah murung seketika.

Melihat raut wajah Alfi yang berubah buat Amora berhenti mengunyah. Ia letakkan sendok dengan pelan pada mangkok. Ia tatap cowok itu dengan senyum mengembang.

"Gue enggak marah. Makasih lo udah nyingkirin sesuatu dari bibir gue. Jangan tersinggung," ujar Amora seceria mungkin. Ia jadi tahu jika Alfi mudah tersinggung.

"Oke. Maaf ya, besok gue enggak lakuin itu tiba-tiba lagi. Maaf buat lo jadi kaget." Alfi mengulas senyum dan mengangguk pelan.

Amora meneguk air yang ada di depan. Ia merasa sudah kenyang. Ia lirik jam kecil yang ada di pergelangan tangan. Sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Ia harus segera ke kelas. Pasti Liora dan Ochi sudah menunggunya.

"Udah siap?" tanya Alfi saat Amora menggeser mangkok dan gelas ke tengah meja.

Amora mengangguk semangat. "Udah, gue udah kenyang banget. Ayo ke kelas," ajaknya dan segera bangkit berdiri.

"Tapi bentar, gue bayar dulu." Amora meraba kantong seragam mengambil uang dari sana, namun di tahan oleh Alfi.

"Gue udah bayar pesanan kita berdua pas gue mesen tadi. Ayo, gue anter ke kelas," jawab Alfi dan berjalan keluar dari bangku panjang itu.

"Lo udah bayarin? Gue bisa bayar sendiri lo, Fi. Gue jadi enggak enak," ujar Amora dan berjalan mendekat pada Alfi.

"Santai aja, Mor. Bayar bakso buat lo enggak buat gue jadi miskin," kekeh Alfi dan berjalan beriringan dengan Amora, keluar dari kantin.

"Mentang-mentang kaya, ya." Amora menyenggol lengan Alfi pelan dan buat cowok itu tergelak.

"Enggak. Gue enggak kaya kecuali bokap," jawab Alfi dengan kekehan. Ia berjalan menyusuri koridor, mengantar Amora ke kelas.

"Gue setuju, sih." Amora menyamakan langkah dengan Alfi yang ada di sebelahnya.

Menuju ke kelas, Alfi dan Amora membahas sesuatu setelahnya mereka tergelak. Menurut Amora, Alfi ternyata memiliki humor tingkat tinggi. Cowok itu sangat suka tertawa, padahal Amora buat candaan yang memiliki kadar lawakan yang rendah. Namun Alfi terus tertawa sampai buat wajah putih cowok itu jadi memerah.

"Cantik-cantik kerjanya ngelawak," kekeh Alfi dan menyeka matanya yang jadi berair karena tertawa.

"Gue berbakat dalam hal itu. Menurut lo, gue bisa enggak masuk ke acara Stand Up Comedy?" tanya Amora dengan iseng.

"Bisa, malahan pasti keterima."

***

Setelah di antar Alfi sampai pintu kelas. Amora masuk ke dalam dengan langkah kaki cepat. Ia berjalan menuju tempat Liora dan Ochi berada. Mereka menatap Amora dengan cemberut. Amora jadi terkekeh pelan.

"Ciee, yang dianter cowok ganteng. Pasti seneng," ujar Ochi dengan mata tertuju pada Amora yang senyam-senyum.

"Ya seneng lah. Secara, kembaran dari Alfa ganteng banget. Kek pangeran turun yang turun dari kayangan," ujar Liora, ikut-ikutan menggoda Amora.

"Ra? Sejak kapan pangeran turun dari kayangan? Bukannya bidadari yang dari kayangan?" tanya Ochi dengan kening mengernyit.

Amora mendudukkan diri di sebelah Ochi dan jadi tergelak saat lihat wajah bingung Ochi yang tengah menatap Liora, minta jawaban.

"Iya juga sih. Harusnya apa dong? Bidadara?" Liora ikut-ikutan berpikir.

Amora menepuk jidat dengan pelan. Dua orang itu memang ada-ada saja. Sangat tidak jelas menurutnya.

"Gue mau curhat," ujar Amora dengan wajah yang ia buat jadi murung dan sedih. Ia jadi teringat dengan perubahan wajah Alfa saat berada di UKS dan di kantin.

"Sok cerita, kita dengerin." Liora duduk di atas meja. Ia dan Ochi menatap Amora, menunggu gadis itu bercerita.

"Ini entah perasaan gue aja atau enggak. Kenapa gue jadi ngerasa aneh sama sikap Alfa," ujar Amora dengan lesu.

"Setuju. Waktu lo di UKS, Alfa kan keluar tuh. Pas bawa lo ke ruangan itu, wajah Alfa sangat semangat. Tapi setelah Alfi masuk ke sana, Alfa jadi keluar. Dan gue liat wajah Alfa jadi murung gitu. Aneh kan?" ujar Liora mengutarakan rasa penasaran yang menganggu pikiran.

"Apa mungkin Alfa lagi ada masalah?" tanya Amora. Menatap Ochi dan Liora bergantian.

"Bisa jadi. Kita kan gak tau gimana kehidupannya Alfa. Bisa aja tuh cowok banyak masalah dan makanya jadi gitu," jawab Ochi menimpali.

"Maybe. Pikiran gue juga ke sana sebenarnya."

***

Alfi masuk ke dalam kelas setelah mengantar Amora ke kelas gadis itu. Ia tidak bisa mempungkiri jika ia teramat senang dengan Amora. Mulai dari cara Amora bicara, tertawa dan membalas perkataannya buat ia jadi benar-benar senang. Jujur, hati Alfi terasa menghangat kala dekat dengan gadis itu.

Alfi melangkah menuju bangku dengan perasaan senang. Ia mengulum senyum saat teringat dengan lawakan yang dibuat oleh Amora. Di sana ia tidak henti-hentinya tertawa. Baru kali ini ia bisa tertawa lepas seperti itu. Ia merasa, ada kemajuan dalam dirinya. Ia tidak lagi terasa setakut dulu. Ia berterimakasih pada gadis itu, Alfa dan semua orang yang sudah memberinya semangat dan motivasi. Semoga Alfi bisa cepat sembuh dari trauma yang ia rasa.

"Dari mana aja, lo?" tanya Arvin saat lihat kedatangan Alfi. Ia ditinggal cowok itu saat tengah melengkapi catatan yang telah dipelajari setengah jam yang lalu.

"Dari kantin terus antar Amora ke kelas," jawab Alfi dengan senyum mengembang.

"Gue liat dari wajah lo, lo lagi seneng. Bener, kan?" tebak Arvin secara spontan. Baru kali ini ia lihat wajah Alfi teramat ceria. Biasanya selalu terlihat murung di kelas.

Alfi mengangguk semangat. Ia menyandarkan punggung pada kursi yang tengah ia duduki, di sebelah Arvin. "Iya, gue lagi seneng."

"Cerita dong. Yang bikin lo seneng di bagian mana? Kalian pacaran?" tanya Arvin dengan semangat menggebu. Ia akan dukung Alfi jika pacaran dengan gadis yang bernama Amora itu.

Bola mata Alfi melebar karena perkataan Arvin. Cowok itu sudah jauh sekali berpikir, padahal ia baru saja dekat. Hanya dua kali pertemuan.

"Enggak pacaran juga, Vin. Gue ngerasa seneng aja deket sama Amora. Gue belum lama kenal, sih. Cuma dua kali ketemu," jawab Alfi dengan cengiran.

"Lo suka sama dia?" tanya Arvin seraya memutar badan, menghadap Alfi seutuhnya. Ia topang kepala dengan sebelah tangan yang terletak di meja. Ia jadi kepo sendiri.

Alfi terdiam sejenak. Ia tidak mengerti apa arti suka dalam kamus Arvin. Ia hanya merasa senang berada di dekat Amora dan jantungnya terasa berdegup begitu kencang kala tatapan mereka bertemu. Apakah itu berarti Alfi suka sama Amora?

"Suka? Gue enggak tau. Gue cuma ngerasa senang deket sama Amora. Hati gue serasa menghangat saat bercanda bareng dia, dan jantung gue serasa berdegup kencang. Baru kali ini gue ngerasain hal yang begitu," akuh Alfi dan menatap Arvin meminta jawaban.

"Itu berarti lo suka sama Amora!" tebak Arvin yang semakin buat Alfi tidak mengerti. Arvin mengulas senyum tipis seraya menepuk pelan pundak Alfi dengan pelan.

"Suatu saat lo bakal tau jawabannya. Jangan kek orang kebingungan gitu," canda Arvin dan menjauhkan tangan dari pundak Alfi.

"Apa bener gue suka sama Amora?"

See you next part.