Nindia dan Fadil pulang ke rumah Fadil. Fadil melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Tak ada yang mau memulai berbicara. Fadil tidak ingin membuat istrinya makin kesal jadi dia juga ikut diam.
Tak lama kemudian mobil Fadil sampai di rumahnya tapi mereka tidak masuk. Cinta sudah menunggu di teras rumah dengan barang-barang nya yang sudah di siapkan oleh asisten rumah tangga Fadil.
Setelah menjemput Cinta, mereka segera ke rumah nek Wati. Sampai di rumah nek Wati, Nindia langsung pergi ke kamar tanpa bicara lagi dengan Fadil.
"Kamu kenapa, Diah? Wajah kamu pucat sekali, nak!" tanya nenek khawatir.
Nindia langsung memeluk nek Wati dan menangis sesenggukan, "Aku baru saja keguguran, nek!" jelas Nindia dengan wajah murung.
"Innalillahi. . .! Kamu yang sabar ya, nak!" Nek Wati mengusap kepala putri angkatnya itu penuh kasih sayang, "Kamu istirahat saja, nak! Nenek buatkan makanan, ya!" Nindia mengangguk. Dia lalu tiduran di kamar.