Matahari sudah masuk ke celah kamar saat Nindia terbangun. Terbangun karena merasakan perutnya seperti sedang di aduk-aduk. Dia bergegas ke kamar mandi.
"Hoeks, hoeekks!!" berkali-kali Nindia memuntahkan isi perutnya yang hanya berupa cairan.
Setelah sedikit lega, dia kembali ke kamar. Di lihatnya di atas tempat tidur tidak ada siapa-siapa, "Kemana Cinta sama mas, ya," gumamnya pada diri sendiri. Nindia melihat ke arah jam dinding, jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Pantas saja, pasti mas dan Cinta sudah berangkat. Batinnya.
Nindia mandi lalu turun ke bawah. Sepi. Lalu langkah kakinya membawanya ke dapur, karena dorongan dari perutnya.
"Nona sudah bangun? Tuan Fadil bilang kalau nona bangun, langsung di suruh sarapan," ucap salah satu asisten rumah tangganya.
"Iya bi, terimakasih," sahut Nindia.
Nindia mulai makan, tapi bau masakan membuatnya kembali mual. Dia setengah berlari menuju kamar mandi yang ada di dekat dapur.
"Nona sakit?" tanya bi Tina.
