Pagi-pagi sekali Nindia dan Fadil sudah siap untuk pulang ke rumah orangtua Fadil. Cinta terlihat murung. Sepertinya gadis kecil itu tidak suka di ajak kembali ke rumah mewah itu. Rumah mewah ataupun sederhana yang paling penting adalah penghuninya.
Merasakan di terima itu adalah yang terpenting untuk menumbuhkan rasa nyaman dan tenang. Rasa yang tidak Cinta temukan di rumah ayahnya. Terlebih kejadian terakhir saat ayahnya tidak ada. Sangat membekas di hati dan pikirannya.
"Cinta, kok diam saja dari tadi, kenapa, nak?" tanya nek Wati penuh perhatian.
"Cinta tidak apa-apa, nek," jawab Cinta lirih.
"Kita pulang ke rumah oma ya, sayang," ucap Fadil lembut.
Wajah Cinta makin terlihat sedih.
"Kita kan baru menginap semalam di sini, kenapa sudah harus kembali lagi ke rumah maminya ayah?" tanya gadis polos itu.