Dengan segala bujuk rayu suaminya, akhirnya Nindia mau kembali di ajak pulang ke rumah orangtua Fadil. Nindia dan Fadil sudah tiba di rumah mewah itu.
Mereka turun dari mobil. Fadil menggandeng tangan istrinya mesra.
"Mas gendong, ya," tawar Fadil.
Nindia menggelengkan kepalanya, "Nggak usah, mas. Aku sudah kuat, kok," tolak Nindia halus.
Tak ada penyambutan atau ucapan apapun dari keluarga suaminya melihat kedatangan menantu mereka yang baru saja pulang dari rumah sakit akibat keguguran.
Mereka langsung pergi ke kamar.
"Aku ke kamar mandi dulu, mas!" ucap Nindia.
"Iya, sayang!"
"Duuuhh!" terdengar suara Nindia dari dalam kamar mandi. Fadil panik lalu segera berlari ke kamar mandi.
"Kenapa, sayang?" tanya Fadil. Dia melihat ke lantai kamar mandi, "Darah?"
"Mas, bisa ambilkan pembalut?" pinta Nindia.
Fadil menjadi lemas melihat banyaknya darah. Dia keluar kamar lalu kembali lagi dengan membawa pembalut. "Kok masih pendarahan, sayang? Kita ke dokter lagi, yuk," ajak Fadil.