Mereka tiba di Rumah Sakit Ibu dan Anak. Nindia segera di tangani. Fadil berkeras ingin masuk ke ruangan melihat kondisi istrinya yang masih belum juga sadar.
"Maaf pak, kandungan istri anda tidak bisa di selamatkan! Janinnya sudah meninggal saat di perjalanan!" jelas dokter.
"A-apa dokter?" suara Fadil bergetar. Dia langsung lemas. Dia mengusap wajahnya kasar.
"Istri anda harus di kuret untuk membersihkan rahimnya!" jelas dokter lagi.
"Di kuret, dok?" Fadil tidak mengerti tapi dia hanya bisa mengangguk, " Saya ingin mendampingi istri saya, dokter!" pinta Fadil.
"Baiklah silahkan masuk!" titah dokter.
Fadil pun melihat dengan matanya sendiri apa yang harus di alami istrinya. Dia ingin protes melihat apa yang di lakukan dokter terhadap istrinya, tapi dia hanya bisa pasrah. Tubuhnya makin lemas.
Setelah proses kuretnya selesai, Nindia di pindah ke ruang rawat. Tapi dia belum juga sadar. Fadil dengan setia menjaga di sampingnya.