Elnara masih terdiam. Matanya berkaca-kaca. Apa yang didengarnya begitu mengejutkan. Ayahnya terdengar membenci seseorang yang disebut anak pembawa sial. Tapi Elnara tidak tahu siapa yang disebut ayahnya itu.
"Siapa anak pembawa sial itu? Apa ini ada sangkut pautnya dengan fotoku yang tak ada di rumah ini?" batin Elnara. Dia menebak itu ada sangkut pautnya dengan fotonya yang tak ada di rumah ayahnya.
"Fiona ... Fiona ...," panggil Aron. Dia berusaha memanggil putrinya yang ada di depannya. Mendekatinya perlahan.
"Non Fiona ...," ucap Bi Surti terkejut saat melihat Elnara terdiam sementara di bawahnya gelas pecah dan air teh yang tumpah. Bi Surti mendekat.
Keheningan itu memudar. Elnara kembali dari lamunannya. Menatap ayahnya yang mendekat begitupun dengan Bi Surti.
"Maaf ayah, aku memecahkan teh hangatnya," ucap Elnara hendak berjongkok mengambil gelas pecah itu tapi Aron menangkap lengannya.