Tiap kali ada saja yang bertanya padaku apa yang kamu lihat atau kamu sedang melihat apa?. Mungkin semua anak indigo mengalaminya saat pertama kali orang di dekatnya mengetahui bahwa dia bisa melihat sesuatu yang terkadang tak bisa di lihat orang lain. Hari ini tahun 2020 umurku genap 25th dang yang terjadi adalah aku menemui orang orang baru dan dunia baru.
Untuk pertama kalinya aku melihat dengan mata kepalaku sendiri apa itu kuyang atau pok pok. Orang orang lebih akrap memanggilnya dengan sebutan kuyang, kuyang adalah siluman yang berwujud kepala manusia dengan isian tubuh yang menempel dan bisa terbang. Kau biasa melihat bagaimana bentuk paru paru, jantung, usus, dan organlainya secara telanjang mata.
tak pernaha aku berfikir untuk mendekat atau bahkan berurusan dengan manusia penganut ilmu sesat ini. Mereka sebenarnya adalah sosok manusia yang menutut ajaran ilmu hitam untuk kepentingan pribadi. sosok ini akan nampak seperti manusi saat siang hari dan menjalani aktifitas layaknya manusia biasa. pada malam malam tertentu sosok kuyang akan bergentayangan mencari bayi atau darah persalinan untuk kemudian di hisabnya.
Betapa tak beruntungnya aku fikirku bagaimana bisa aku bertemu dengan seseorang yang menganut ilmu hitam. Orangnya sangat cantik anak2nya juga tampan, meski umurnya sudah tua hampir 60 tahun tapi kulitnya masih kencang wajahnya putih mulus dan bersih lelaki mana yang tak tergoda padanya. Namun sosok wanita ini adalah jelmaan iblis namun dalam bentuk manusia sebut saja cici.
Siang itu aku tengah berjalan jalan denga sepupuku sebut saja linda
"da kita maju kemasih" ucapku
"cari angin"
"ya udah"
tiba tiba saja ada wanita mendekati kami dan bergaya sok akrap
"loh kalian dari mana" beranya padaku
"dari rumah"
"ayo jalan bareng sama tante, kok g pernah liat kalian"
"hehehe iya"
" kak is tantenya baik sih kok aneh"
"iya" aku merasa tak nyaman dengan tante tante ini pertama kali melihat aku terpukau karna kecantikanya namun lama kelamaan ucapanya semakin ngelantur beliau berniat mengajakku dan linda mampir kerumahnya.
"ayo mampir ini rumah tante di sini "
"iya kami buru buru lain kali saja tante"
ucapku padanya
"loh kok gitu rumah tante jelek ya"
"bukan "
"ayo mampir dulu"
ada perasaan was was dalam hatiku kalau kalau terjadi sesuatu. kami pun bingung untuk menolak karena tante cici terus saja memaksa akhitnya kami pun mampir kerumahnya.
tiba de depan pintu gerbang rumahnya aku merasa aneh rumahnya bagus sebenarnya besar dengan gerbang warna hitam dan satu toko kecil didepan rumah. Rumahnya berlantai dua dengan cat tembok warna putih yang melapisinya. Namun aku melihat ada seauatu yang janggal di sana, aku melihat ada seorang wanita di lantai dua yang terus menerus memandangiku seolah penasaran dengan ku dan sepupuku.
"Ayo mari masuk" ucap tabte cici
"iya"
kamipun masuk kedalam tapi aneh di daaseperti rumah yang tak terurus lantainya sangat kotor mesku terbuat dari keramin saat melangkah seperti ada pasir pasir halus yang menempel di kakiku.
"ayo duduk" mempersilahkan kami duduk diruang tamu
"iya"
"jadi ini rumah tante meskipun kecil tapi enak disini adem, bisa santai sambil ngobrol"
"iya" ucap kami
"nah ini anak kedua tante namanya irawan"
" sini donk sambil kenalan le salim"
kamipun berjabat tangan denganya lelaki yang tampan dengan kulit butuh dang alis tebal yang hampir menyatu, kulit putih dan postur tubuh pendek dan gemuk.
"ini siapa mam!" ucapnya
"o iya tadi belum kenalan ya, namanya siapa nak"
" isnani tante"
"linda tante"
" o isna sama linda rumahnya mana?"
"deket deket sini kok te" ucap linda
"sering seringlah main kesini biar tante ada temenya"
"hehe iya"
"isna pendiem ya anaknya"
"hehe" memaksa twrsenyum saat tanpa sengaja aku melihat ada darah yang menetes di baju tante cici, ataukah aku berhalilusi nasi atau tidak namun sepertinya hanya aku yang menyadarinya.
"kriiiiiinggg krriiing" suara hp berdering
"iya halo, o iya sebentar lagi pulang" ternyata bapak yang menelfon menguruh kami untuk pulang.
"maaf tante, kami sudah di cari orang tua pulang dulu ya"
"kenapa buru buru padahal tante seneng punya temen. Baru kalian yang datang kerumah tante ini lo tante batu pindah jangan panggil tante panggil bunda aja ya"
"a.. iya " memasang muka aneh
kamipun berpamitan tapi saat melihat anak tante yang lali laki menyalimiku rasanya seperti ada getaran yang aneh seperti mencoba memasukkan sesuatu di dalam tubuh ku.
Kamipun diantar keluar rumah. setelah sampai depan gerbang aku menoleh kebelakan pintu pintu langsubg ditutup dan tak ada satu jendelapun yang dibuka.
aku terus saja menatap rumah tante itu sepergi terlihat aura hitap pekat mneyelimuti rumahnya dan keluarganya aneh benar kulit mereka putih, cantik dan bersih tapi ada aura hitam memenuhi sekujur tubuhnya.
"kak lihat apasih"
"kamu mikir g sih rumahnya serem banget"
"iya aku tadi merinding kak masuk sana"
"cantik sih ganteng aih tapi kok hiiiiiii"
"hiiiii"
"yuk pulang"
"cepet cepet jangan ngomong aja"
"hehehhe"
kami sampai dirumah kami, kulihat muka bapak sangat tegang melihat kami belum sampai kami istirahat untuk minum bapak langsung bertany
"tas ko endi" dari mana
"mlaku mlaku pak" jalan jalan pak ucapku
"yowes" ya sudah
Aku masih sangat penasaran dengan wajah bapak yang was was seperti resah atau kata orang jawa samar kalu terjadi sesuatu padaku dan sepupuku.
"kak, bapak aneh" linda memanggil bapakku dengan sebutan bapak juga bukan pak dhe seperti yang semestinya
"iya aku juga mikir, ada apa ya"
"entah"
haripun sudah berganti malam tepat pukul 12.00 malan aku terbangun. Aku membuka mataku kamarku berada di tengah dengan ukuran 3×4 lumayan tidah twrlalu besar dengan almari kaca yang menghadapku jadi saat aku berbaring kesenelah kanan aku akan melihat pantulan bayangan dari jendel dan fentilasi udara karna penutup fenyilasi yang rusak ahirnya terpaksa di biarkan dan menjadi bolong hingga tembus keluar. malam ini aku tiba tiba terbangun tanpa kusadari aku memiringan badan kearah kanan, melihat cermin mengarah pada fentilasi udara betapa terkejudnya aku malam itu. Aku melihat sesuatu di luar perkiraanku "astaga" ucapku lirih "itu kuyang" kepalanya terbang mondar mandir di depan fentilasi udara untung lubangnya tak begitu besar jadi dia tidak bisa masuk.
Malam itu terlihat jelas di mata isna dia melihat dengan rasa kaget yang sangat. Bagaimana sosok kuyang yang hanya berupa kepala dan isi perut terbang melayang mondar mandir de dekat pintu kamarnya.
"maaakkk," ucap isna lirih
dan kemudian dia mengrubuti dirinya dengan selimut sambil menggigit bibir bawahnya dan sekali kali menengok keluar selimutnya.