hari yang melelahkan panas terik matahari sangat menyengat dan aku masih harus mengantarkan beberapa pesanan makanan kerumah rumah mereka
"hah cape" sambil mengelap keringat
"tinggal 3 pesanan ayo semangat" kugas motorku dan terus melaju menerjang terik panas siang itu
"akhirnya ini yang terahir"
aku terdiam aeribu bahasa " inika alamat ibu cici, haduh harus bagai mana lagi ini"
fikiranku bercampur aduk dan aku kebingungan antara harus kesan atau tidak
"kalau tidK nanti pesenanya gimana dong" ah sudahlah pakai maaker juga pakai kaca mata hitam sekalian biar aman g ada yang ngenal.
" grrrrrreeenngg thheeeeekk" kumatikan montorku "thok thok" pesanan tapi tak ada suara yang menyahut "thok thok thok" pesanan hening seperti tak ada siapa siapa di dalam rumah "rumah sepi amat ya fikirku" aku tengok lewat kaca rumah "permisi pesanan" tak sengaja yang kulihat adalah sesosok gendruwo yang berdiri melotot dengan mata merah di dalamnya "astaga" kutaruh pesanan di depan rumah dan aku beranjak pergi dari sana. selang beberapa saat saat aku hendak mengegas montor ada yang keluar dari rumah seorang gadis yang cantik putih bersi seperti putri raja tapi menyeramkan di mataku "hiiii, ucapku lirih"
dia mengambil pesanan itu dan kemudian masuk kedalam lagi "keluarga yang aneh" ucapku. kugas motorku dan pulang
" loh kamu baru pulang antar pesanan"
"iya bu"
"tadi ibu cici kesini mau ambil pesanan, tapi ibu bilang sudah kamu antaro iya kamu kenal sama ibu cici orangnya baik ya"
"hahaaha" aku hanya tersenyum
sudahlah aku capek aku mau tidur ucapku lirih. selang beberapa saat ibu memanggiku
"nak ada tamu yang mau kenalan ini"
"sapa buk"
"turunlah"
aku turun dan mengintip astaga itu ibu cici kuhentikan langkahku dan pergi lewat pintu belakang rumah. orang ini sangat kekeh dan menyerampan seperti tak dapat memakai cara halus dia mencoba memakai cara pendekatan dengan membawa putranya dan merayu ibu ku " menjijikan" ucapku.
sudah 3 jam aku keluar rumah dan akhirnya aku pulang sesampainya di rimah ternyata bu cici belum pulang sungguh tak punya sopan santun sudah jam 12.00 malam dan tak mau pulang dasar wanita jadi jadian aku terus saja ngemel sampai akhirnya tak sengaja aku melihat sosok tinggi besar dengan lidah menjulur keluar mata melotot dan taring yang besar seperti pisau pisau yang beaarnya melebihi batang bambu astaga leak mulutku berucap sendiri.
apa hubungan leak dengan kuyang apa mahsudnya mereka bukan orang baik ucapku dalam hati. tiba tiba ada kakel dengan jubah putih menghampiriku dia bilang "ngati ngati wong kui pengen nambah ilmu hitang golek tumbal" hati hati orang itu sedang mencari tumbal untuk menambah olmu hitanya astaga ucap ku aku pun terdiam baru kali ini aku menemui orang orang yang sangat meuja dunia hingga le anak cucu mereka. lebih baik aku menjauh selama orang tuaku tak di sentuh maka jangan bertindak gegahbah ucapku.
selang beberapa saat mereka keluar. setelah mereka pergi barulah aku masuk lagi kedalam rumah . Ibu memarahiku
"gimana sih ada tamu malah pergi"
"iya aku malas meladeni ucapan ibu"
" kamu taukan anak bu cici itu ganteng petih bersih"
"oh"
" kamu kalo cari seami kayak dia"
"ogah"
" dasar anka jaman sekarang di kasih tau"
"oh"
keeaokan harunya aku berangkat kerja lagi dan benar saja kali ini antara kebetulan atau sudah direncanakan ibu cici datang dengan abaknya kerumah lagi dan lagi lagi membawa antek anteknya. tak mau bertemu kugas saja motorku pergi menjauhi mereka.
sudah pukul 18.00 sire saatnya aku pulang sampai dirimunah kuletakkan helm dan menuju dapur untuk makan.
"bu ibu bu...?"
"tumben sekali ibu tak menyahut ucapanku" kubuka penutup makan "astaga ini bukan makanan" makanan yang aku lihat berubah menjadi paku bunga dan pecahan kaca kalau kalU ada yang memakanya maka bisa saja merenggut nyawanya aku berlari menuju kamar ibu.
beliau sudah tergeletak lemas di sana dan badanya menjadi dingin sementara bapak belum pulabg dari luar kotan. astaga "buk bangun buk" ku papah naik ketempat tidur. aku memejamkan mata dan berucap
"jahil nyawane setan, lukoco nyawane buto jahil nyawane gendruwo, gumeter nyawane jin , dumilan nyawane dangen, siro suminggaho nyawaniro wes tok genggem dening ingsun"
keluarlah venda santet itu lewat muntahan ibuku muntahnya berscampur dengan dara dan kembali pada pengirimnya.
"bejat mereka" ucapku marah
apa maksud mereka apa mereka mau menghabiskan satu keluarga demi ilmu hitam sungguh ta bermoral orang orang seperti ini harus di musnakan. sementara harus membuat mereka menjauh terlebih dulu dari keluargaku atau kata lain dari memberi efek jera ku ucap mantra
"bismillahhirohmannirohim sun methek ajiku mahesa krodha, pethak bumi tunggal manik kalimosodo (ashaduallaillahaillahallah washaduana muhammadarosulullah). Akabehing jagad podo kasad nyawiji ing manikmoyo, tumungkul ing telengeng samudrasukmo yo aku mahesa krodha, kang umangkah rinekso sakbeheng kodratullah, poro nabi lan poro wali kawrangkanan malaikat sayuto. kabeh gawe wuleting kulit, daging lan ototku, gawe atosing braja balungku, tankenotinatas dan kenotinabas sekabehing pusoko yo jalaran aku dzat kang kasat (yo iku hdzat allah lan nur muhammat) kang ngrayoni sekabehing sekti lumpuh luruh sampyuh kowe poro musuhku. huya allah huya allah lailahaillaallah mihamadarosulullah
berbaliklah apa yang mereka perbuat malam pada ibuku. keesokan harinya terdengar kabar bahwa ibu cici aakit dan ta kunjung sembu semakin hari makanan semakintak bisa masuk ke perutnya dia merenima balasan atas ilmu hitam yang telah dilakukanya. namun sepertinya efek itu tak pernah membuat bu cici seminggu setelah kejadian itu bu cici pindah dari rumah kontrakanya dengan anak anaknya . untung saja dia tau diri ucap isna sunggu wanita ilmu hitang dan leluarga penganut keseaatan. semoga tak ada korban jiwa dan karma cepat menghampiri merek sudah banyak wanita wanita hamil yang kehilangan janinya akibat ulah ilmu hitam ini dari santaet sampai peaugian tak habis pikir ada orang yang menyerahkan jiwa dan raganya untuk memuja muja seauatu yang tak dapat mengantarkan manfaat atau mudharat.
sepertinya mereka hanya merasa jera dan telah memiliki targwt lain untuk di jadikan sebagai tumbal. bu cici memang pandai bersandiwara di depan sangat baik namun di belakang sangat berbeda iya tinggal dengan dua suami apabila di tanya ada saja alasanya namun yang pasti dia mempraktekkan ilmu hitam ilmu hitan akan semakin bertambah jika menganutnya mempraktekan ajarang ngiwo atau ngiri dimana tangan kiri adalah tanyan yang di gunakan untuk menggambarkan perbuatan perbuatan yang buruk semakin dia menekuni ajaran ilmu hitam maka dia akan semakin bertindak ngiwo dan tak dapat dibedakan antara obsesi tergila gila tau memang kecanduan dengan hal hal buruk tersebut. sungguh syetan sangat banyak melakukan tipudayanya.
lain halnya dengan orang yang menggunakan atau mengikuti ajaran putih mereka akan menggunakan pujianpujian kepada allah kalimat kalimat allah dengan cara mereka sendiri tanpa mengesampingkan sang pemikik alam semesta.