Chereads / indigo yang selama ini kututupi / Chapter 2 - september

Chapter 2 - september

hari ini tepat 18 september 2018

punggungku terasa aneh seperti ada udara yang masuk lewat sela-sela terkecil tulang punggungku. Hari ini tak seperti hari biasanya entah apa perasaanku ataukah memang ada yang janggal. Sekarang pukul 11.00 seperti biasa aku bersama teman-teman kkn mengadakan kegiatan beraama warga desa. aku merasa sekujur tubuhku mulai bereaksi seperti ada tekanan pada kepalaku lama kelamaan semakin berat dan hembusan angin mulai masuk lewat celah celahnya. Dalam batin aku bertanya ada apa dengan ku, keringat dingin mulai keluar dari tubuhku semakin lama semakin dingin hingga punggungkupun merasa berat aku tak tau apa yang harus aku lakukakan nafas ku sesak jantungku mulai berdebar-debar. aku benci harus mengalami ini semua desaat teman-temanku tengah asik mengikuti kegiatan tanpaku.

23 tahun usiaku saat ini tapi sedari kecil hingga dewasa ada saja hal aneh yang terjadi di depan ku. Pernah sesekali aku ingin seperti orang normal pada umumnya, bermain bercanda tapi semuanya berbeda. Dibanding anak anak lainya aku adalah anak yang cerdas saat duduk di bangku sekolah dasar aku tak perlu memerlukan waktu lama untuk menangkap pelajaran.

mungkin banyak yang iri padaku karna aku dapat dengan mudah memahami sesuatu yang belum pernah aku pelajari sebelumnya. namun mereka salah. aku adalah sosok yang suka menyendiri saat masih SD tidak banyak bicara dan sedikit pendiam dibanding yang lainya. namun aku benar-benar sosok gadis yang sangat bandel susah di atur dan semauku sendiri. Aku tinggal bersama dengan orang tuaku di rumah gubuk tua yang di anyam dengan bambu, bukan rumah yang mewah memang melainkan bekas kandang kambing yang sudah tidak dipakai lagi. Disamping rumahku terdapat kebun pisang saat sore menjelang malam itulah saat yang palibg membuatku merinding aku tak dapat berkata apa apa lagi. aku mampu melihat sesuatu yang tak bisa dilihat oleh anak lain "ya" hantu aku dapat melihat mereka sesekali dan berkomunikasi.

wanita itu tinggal di pokok pisang dekat rumahku. rambutnya panjang dan selalu memakai baju putih panjang. wajahnya tertutupi oleh rambut yang terurai panjang, sekujur tubuhku merinding namun anehnya aku tak berlari untuk pergi menjauh malah aku mendatanginya dan bertanya."kamu siapa kenapa kamu dirumahku "ucapku saat itu , dia hanya diam tak bersuara dan terus berjalan menembus pokok pokok pisang itu sebelum kemudian dia menghilang. setelah dia menghilang aku baru sadar ternyata itu bukan manusia melainkan hantu barulah aku berlari menuju ibu dan kakaku lalu kuceritakan semuanya. kakakku berkata aku berbohong namun ibu diam tak mengatakan apapun padaku.

aku duduk di depan pintu kalau orang jawa bilang "lungguh ndek ngarep lawang" sambil berfikir apakah aku tadi berhalusi nasi. namun hal yang sama aku alami lagi pada keesokan harinya saat fajar mulai tenggelam di bagian barat dengan cahaya remang-remang yang muncul dari biasanya. oranye dan kuning aku berteriak mencari ibuku "buk buk" , wajahku teralikan oleh sesosok wanita yang berjalan seperti hendak membuang sampah di dekat pokok pisang itu dengan memakai pakaian dan baju yang sama persis dengan baju ibuku. Aku kemudian menghampirinya dan bertanya "buk saman nyapo dek kunu surup2" buk kamu sedang apa sore2 disana ucapku. namun belum sempat aku menghampirinya dia sudah menghilang di tengah- tengah kebun saat adzan berkumandang. aku terdiam cukup lama disana sebelum ahirnya ibuku memanggilku untuk masuk kerumah "ndok muleh wes wengi ojo ndek jobo" nak cepat pulang sudah gelap jangan diluar akupun pulang dengan persaan yang aneh. saat aku menoleh kebelakang untuk pulang aku melihat sosok yang tak asing lagi namun berbeda dengan sebelumnya dia memakai kain pada sekujur tubuhnya seperti guling tidurku dengan wajah yang tak memiliki kulit dan terlihat hampir busuk dengan bola mata warna kehijau-hijauan saat melihat kearahku "buk kui opo kok koyo buntelan dek andeng wet gedang kok medeni?" buk apa itu di samping pohon pisang kenapa bentuknya menyeramkan. sontak ibu langsung membawaku masuk kedalam rumah dan mengunci pintu.

Dengan lirih dia berkata kepadaku "wes ndok ayo turu kui guling seng di pepe ibuk mau isuk?" sudah nak ayo tidur itu guling yang ibu jemur tadi pagi. aku masih penasaran dengan apa yang aku lihat tadi "apakah itu yang di namakan pocong, pikirku dalam hati" tapi kenapa sangat menyeramkam tidak seperti di tv kenapa wajahnya busuk, kulit-kulit wajahnya tampak terkeluapas banyak kulit2 busuk yang menempel, tulang pipinya menonjol dan giginya terlihat menempel dengan tulang rahang sangat menyeramkan.

selepas aku memikirkan itu ada angin berhembus di kamar kami sehingga lampu kamar bergoyang goyang. aku melihat ibuku sudah memejamkan matanya dan kakakku sudah terlelap tidur disampingnya. dalam cahaya remang-remang mataku mulai mengantuk akupun tertidur menyusul ibu dan kakakku. Disela-sela tidurku aku mendengar suara ibu dan kakakku "mak pie mak opo kui bapak neng endi aku wedi" buk suara apa itu buk aku takut " hust.. wes menengo "hust sudah diamlah. aku pura pura tertidur di samping mereka tiba tiba terdengar suara "bruk bruk...."

"opo kui mak " aku terbangun dan bertanya apa itu buk

"dudu opo opo wes turuo" bukan apa-apa sudah tidurlah

"bruk...bruk...bruk... terus saja terdengar suaranya mengelilingi rumahku pada malam itu. kami bertiga ketakutan bapakku tak ada dirumah. aku ingin tidur tapi suara itu terus saja terdengar dan membuatku marah

"mak tak bukak e lawange mbrebeki tak senenane" buk biar ta buka pintunya biar aku marahi dia membuat suara yang semakin lama semakin keras. namun ibuku menghentikanku dan menyuruhku untuk tidur. malam itu aku merasa kalau yang meneror rumahku adalah sesosok pocong yang menggangguku sore tadi dia jail dan sangat mengganggu dengan tampang yang menyeramkan dan bola mata yang hampir keluar dari tempatnya.

seperti mengingat kembali semua masalalu yang ku alami semua ingatan-ingatan tentang mahluk-mahluk halus itu berputar terus dalam bayanganku apa yang hendak iya sampaikan padaku mengapa terus menggangguku. rasa dingin di sekujur tubuhku perlahan-lahan berubah menjadi panas yang kemudian merambat melalui selasela pori pori lenganku. siang ini aku mersa aneh ini kali pertamaku setelah memulai semua dari awal ingatanku bercampur aduk antara halusi nasi dan kenyataan "kamu siapa kenapa kamu menggangguku?" ucapku. namun balasan yang kudapat adalah seringai senyuman yang sangat mengerikan dengan semua gigi yang terlihat di hanya bilang "aku menyukaimu" dan kemudian menghilang.

"apa itu tadi. apa aku bermimpi mengapa hal ini terjadi lagi siapa dia kenapa dia menyukaiku" fikirku saat itu dan siapa juga yang mau di sukai oleh mahluk-mahluk tak kasat mata itu aneh sekali.

kkn adalah hal yang kukira akan sangat menyenangkan bercanda, mengatur kegiatan, bersenda gurau semuany berubah seketika itu juga oleh alasan yang aku sendiri merasa kurang jelas. "apa yang salah denganku?"

malam ini adalah minggu terahir sebelum kkn ku selesai tapi ada hal yang benar-benar membuatku marah hingga aku kesurupan. aku mengingat igat kembali apa yang terjadi dari awal sampai hari ini.

kkn ku di mulai bulan agustus 2018

pada pukul 10.00 acara pembukaan dimulai semua mahasiswa semester akhir berkumpul di aula gedung untuk menerima pengarahan sekaligus untuk berkumpul dengan kawan baru satu kelompok kkn pada desa yang telah di tentukan oleh univeraitas saat itu. tepatnya ada kurang lebih 28 mahasiswa yang saat itu satu kelompok denganku.

mereka adalah ari, david, aji, alif, candra, dan teman-teman yang lain. ya panggil saja aku isna cewek umur 23 tahun yang menjadi inti dari kelompok kkn di desa minggir sari salah satu desa di kota tempat asalku.

pagi ini inti kelompok akan mensurvey tempat untuk di tinggali selama melakukan kegiatan kkn atau yang sering disebut sebagai kuliah kerja nyata di desa minggirsari. isna,wisnu,mala, melakukan pertemuan dengan perangkat desa.

sekitar pukul 07.00 isna,wisnu dan mala sampai di kantor desa minggirsari untuk melakukan survei

"selamat pagi pak mahasiswa yang akan melakukan kegiatan kuliah kerjanyata di desaminggirsari"ucap wisnu

"iya mas saya terima, mari masuk setelah ini nanti saya antarkan kerumah salah satu warga saya untuk di tinggali selama masa kkn. saya juga minta tolong untuk mas-mas dan mbak-mbak agar ikut mempromosikan pariwisata desa ini"

"iya pak nanti bisa saya masukkan dalam proker kerja kami"wisnu.

"iya mas iya mas bisa ...mari saya antar pemilik rumah sudah datang". pemilik rumah yang akan kami tinggali hadir di sela sela perbincangan itu "ini dia namanya pak sarto beliau yang akan meminjamkan rumah selama mas dan mbak di desa ini" ujar pak kepala desa.

wisnupun menjawab dengan senang sambil tersenyum lebar " betul pak kami mahasiswa yang akan melakukan kegiatan kkn atau kuliah kerja nyata di desa bapak " sambil menyalami pas sarto ... "oalah kalo begitu mari saya antar ke rumah saya mas mbk" imbuhnya sambil menjabat tangan. kamipun ahirnya menaiki montor dan menuju rumah pak sarto namun sebelum itu pak kepala desa dan pak sarto mengajak aku, mala dan wisnu ke tempat batu bonang atau yang akrap di sebut watu bonan oleh masyarakat sekitar.

konon dari cerita penduduk sekitar dahulu sering mendengar suara orang menari sambil di iringi oleh gamelan setelah di ikuti ternyata suara itu bersumber dari watu bonang. entah ada pertanda apa tiba2 aku merinding aeperti ada sesosok orang berpakaian pengiring yang sedang menungguku di sana.

saat tiba disana perasaanku bertentangan dengan keinginanku rasanya enggan untuk turun dari sepedah motorku. kulihat mala desebelahku menatapku dan bicara pelan padaku "mbk is aku kok takut ya, kita kan mau survey lokasi posko kok d bawa kesini?"

"aku juga gak tau mal, udah kita ngikut aja pokoknya permisi sama yang nunggu tempat ini?" ucapku sedikit menenangkan.

rombongan pun turun di tengah-tengah hutan bambu

kami di sambut oleh sekelompok prajurit yang berpakaian serba keraton dengan membawa tombak sembari perlahan-lahan angin mulai berhembus mendekati kami rasa nya aku ingin berteriak " aaaaaaaaaa ayo pulang " namun ke inginanku terhenti oleh ucapan pak kades "mari ikut saya sampai bawah hati -hati jalanan licin. disini memang jarang terjamah oleh penduduk sekitar jafi maklum kaukurng terurus".

"loh pah ini ada jurang ya pak ? " wisnu bertanya

"iya nak ini tepi perbatasan desa yang terpisah oleh kali. kali ini merupakan kali hasil lahar" jawab pak kepala desa

tiba tiba aku mendengar seorang lelaki tua bertanya padaku dalam bahasa jawa

"koe sopo ndok" kamu siapa nak

"nyapo byayaan turut kene" kenapa kok sampai bermainkesini.

dalam batin aku menjawab "ngapunten mbh sak derenge kulo nyuwon sewu teng mriki. ngapunten kulo dijak pak kades mriki jawane kulo geh dereng ngerti mbh" maaf mbah permisi saya di ajak pak kades kesini saya pun belum tau kenapa pak kades mengajak saya dan teman-teman saya kesini.

"ngati ngati ojo aneh-aneh mae uwong. seng sopan lek mertamu" hati-hati yang sapoan kalau bertamu "enggeh mbah" iya mbah. setelahnya suara itu menghilang para prajurit abdi yang melihat kami pun tidak bergerah tapi hatiku tetap was was kenapa pak kades se sembrono itu kenapa mengantarkan kami ke tempat angker yang seharusnya bukan tempat untuk bermain kami.

kamipun berjalan turun kebawah hingga menemu sebuah sungai sungai yang masih sangat indah. tampak hamparan hutan jati dan rerimbunan daun yang menutupinya, indah ini adalah salah satu tempat yang masih asri belum begitu banyak orang yang menjamahnya airnya masih jernih bebatuan yang besar sebagai pijakan dan banyak ikan yang berenang si sana. "kak is kayaknya g sia sia kita turun " ucap mala padaku saat itu.

"iya mal lumayan indah" imbuhku

"ayo mas mbk kita menuju watu bonang " ucap pak kades.

"iya pak mari " ucap wisnu dengan penuh antusias maklum dia adalah foto grafer hobinya mencari tempat-tempat dengan view yang bagus .

kamipun mengikuti kemana arah pak kades membawa kami disana aku di kejutkan dengan sesosok lelaki yang seperti tengah bertapa di atas batu itu, dengan memakai pakain jawa kuno dia terlihat bersemedi menghadap ke awah weta atau arah matahari terbit. "itu orang apa bukan sih ,sepertinya bukan orang" fikirku dalam hati.

"mal kamu lihat"

"liat apa mbak is?"

"tidak jadi" ..

dia menoleh dan melihatku kemudian menghilanga dia bilang "koe seng tak enteni"

kamu yang ku tunggu.. seketika itu aku kaget dan badanku menjadi dingin keringat dinginpun keluar dari sela-sela tanganku aku diam seribu bahasa.

entah apa yang mendorongku tiba-tiba tanganku bergerak menyentuh batu itu sendiri dan mataku terpejam "salamikumsalam mbah kulo namung sowan teng mriki salamikumsalam" lalu kubuka mataku kenapa aku merasa tak asing dengan watu bonang ini seperti ada sesuatu yang sengaja menantiku kesini.

"nak mari kita ke posko " ujar pak kades

"iya pak " kataku sembari buru buru keluat dari sana.

kami kembali naik ke atas untuk kembali ke tujuan awal kami yaitu survey posko.

motor kami nyalakan, kami melewati jalanan sempit untuk menuju posko. Terlihat ada bangunan tua yang terbengkalai

"Sepertinya ini bekas kandang ayam" ujarku saat itu

"iya betul , tapi bangunannya sudah rusak parah" imbuh mala

astagah apa itu yang di samping pohon apa aku mulai melihat hal hal aneh lagi sudah cepet sadar cepat sadar. tiba tiba wisnu berteriak

"hei cepat keburu sore jangan lambat" iya ucapku dan mala.

"apa kamu melihatku "

"apa kamu melihatku" di amulai menampakkan dirinya dan tersenyum sambil berbicara di sebelah telingaku

"aku tau kamu melihatku" di terbang dan terua menggangguku

"aku tau. aku tau aku tau " ...

ingin rasanya aku berteriak, tapi aku takut teman-temanku menganggapku aneh.

kami harus menempati posko selama sebulan lamanya dan selama 20 hari ini aku selalu di ganggu dengan keberadaan mereka. malam ini suasana hening air tetap saja menetes pada kran kamar mandi di poskoku.

"hah berisik" aku bangundari tidurku

"apaan sih ?" tanya alif

"kran kamar mandi dari tadi menetes terus ayok ikut aku matiin kran " ucapku

"ayok"...

alif dan isnapun menuju kamar mandi. "kita berdua udah ngalah ngalahin pemburu hantu " ucapku pada alif

"ha maksudnya"

"nah kita jam 01.00 malam matiin kran bayangkan kaya kurang kerjaan "

"hahah iya juga sih. malah anak-anak tidurnya kaya kebo hahaha".

akupun mematikan kran kamar mandi dan alif menunggu di depan pintu saat aku menoleh pada jendela tak sengaja aku melihat sepasang bola mata merah menyala menatapku. mulutku jadi kaku senyumku hilang tanganku menjadi dingin dengan santai aku mencoba bilang pada alif ayok kembali tidur. namun alif melihatku dengan wajah curiga ahirnya kami kembali ke kamar.

"kamu jujur sama aku , tadi malam kamu liat sesuatu kan ?" tanya alif padaku

"enggak kok " kamu jujur sama aku " aku g tau apa apa " aku selalu ngeles setiap kali d ajak bicara masalah malam hari itu.

hal-hal janggal yang terjadi selama kkn membuatku bungkam seribu bahasa aku tak ingin terlalu mengekspose diriku sendiri. kalian tidak tau rasanya menjadi berbeda dari orang lain pernah ketika itu aku bicara pada teman temanku namun malah aku yang di olok2 sebagai orang aneh dan mereka mulai menjauhiku ... aku bahkan tak memiliki teman. lebih tepatnya teman manusia karna kebanyakan dari temanku adalah mereka yang tak terlihat. mungkun kamu melihatku tapi aku tak sendirian mereka di belakangku mengikutiku