Bab 23
Nirmala berpesan pada bibi Asih yang akan berangkat ke persawahan bahwa dia nanti pergi kerumah temannya.
Dengan berbekal topeng putih dia masuk ke tempat hiburan malam itu. Banyak yang datang menghadirinya. Nirmala mengambil nomer antrian dia akan menyanyi pada nomer 27.
Tepat pukul 08.00 pagi, audisi pencarian penyanyi itu dimulai. Dimulai dengan satu wanita yang bernyanyi sangat merdu. Dia bernyanyi penuh penjiwaan, suaranya bersih, cengkoknya bagus. Nirmala mengamatinya dari bawah panggung bersama peserta yang lain.
"Suaranya sangat indah, dia pasti mendapatkan nomer," gumam Nirmala.
Penampilan kedua ketiga diisi seorang pria, begitu seterusnya. Menurut pendapatnya semua peserta yang sudah menunjukan performanya bagus-bagus suaranya. Nyaris sempurna, apa dia akan dipilih, Entahlah.
Seseorang pria bertubuh kekar, berkulit putih berwajah bule duduk disampingnya. Memperhatikan setiap penampilan satu per satu para peserta. Mencatat di kertas putih tiap peserta yang dia lihatnya
"Apa dia seorang juri?" Tanya Nirmala dalam hati.
Dia menoleh ke arah Nirmala yang duduk di sebelahnya, Nirmala memberikan senyuman kecil dan pria itu dia membalasnya.
Nirmala memfokuskan lagi melihat penampilan beberapa peserta dipanggung. Hatinya sangat kecil. Dia merasa tidak akan terpilih karena saingannya berat.
Pria disebelah Nirmala, memperhatikan tanpa henti, dan memberanikan diri untuk mulai menyapanya.
"Hai," sapa pria setengah bule itu. Dengan menjulurkan tangannya untuk menjabat tangan Nirmala.
"Hai juga," jawab sapaan Nirmala untuknya.
"Kenalkan saya Jack Wilson. Saya adalah pemilik King Club terbesar di Asia Tenggara," jelasnya
"Saya Nirmala," jawab Nirmala dengan memberi senyuman lebar untuknya.
"Dia sangat cantik," gumam Jack Wilson dalam hati. Dia akan mendapatkan perempuan itu. Meski tidak melihat wajah aslinya. Dia yakin Nirmala adalah perempuan yang sangat cantik. Dari senyumnya dia bisa menilai bahwa Nirmala gadis yang baik.
Dari sekian wanita yang datang padanya, hanya Nirmala yang bisa menyentuh hatinya.
"Entah kenapa aku bisa menilainya dengan cepat, padahal baru hari ini aku melihat Nirmala dengan topeng putih berbulu yang ia kenakan." Lagi gumam Jack Wilson mengagumi Nirmala.
"Kepada peserta nomer 27, dipersilahkan naik keatas panggung!" Kata pembawa acara pria berjas hitam lengkap dengan setelannya.
"Rupanya peserta kali ini adalah seorang wanita yang sengaja tidak menampakn wajah aslinya. Dengan balutan topeng diwajahnya dia tampak kelihatan sangat menawan. Hahah," Ucap Pembawa acara dengan menunggu Nirmala naik melewati tangga keatas panggung yang lumayan besar itu.
Dari atas Nirmala meliaht sekeliling ruangan itu. Terlihat luas. Dan tempat ini terkesan mewah untuk kalangan atas. Hingga memberikan pelayanan penyanyi top yang akan mengiringi jalannya malam ditempat ini.
"Ya, Kita saksikan segera penampilan yang memukau dari wanita yang berinisial N ini," Ucap Pembawa acara yang tidak ada lelahnya bersuara memberi semangat para peserta.
Nirmala mulai membawakan lagu yang dipilih menurutnya dia mampu membawakannya. Sebelumnya dia tidak pernah berlatih. Dia hanya bisa berdoa saja supaya dia bisa diterima bernyanyi disana. Dengan uang itu dia bisa pakai untuk kemoterapi. Meski jalan yang dipilihnya salah bernyanyi di tempat malam ini.
Nirmala memilih lagu Hingga akhir waktu dari Nine ball. Nirmala bernyanyi dengan penuh penjiwaan.
"Ku coba untuk melawan hati, Tapi hampa terasa disini tanpamu. Bagiku semua sangat berarti lagi, kuingin kau disini tepiskan sepiku bersamamu...
Takkan pernah ada yang lain disini segenap jiwa hanya untukmu, Dan takkan mungkin ada yang lain disisi ku ingin kau disini tepiskan sepiku bersamamu, hingga akhir waktu."
Nirmala bernyanyi hingga selesai, dan seluruh penjiwaan yang ia dapat membuatnya menderaikan air mata. Dia mengingat kesedihan yang selama ini dia alami. Hingga tanpa dasar air mata berlinang dimatanya. Seluruh peserta dan penonton yang duduk di kursi bawah panggung memberi tepuk tangan yang meriah untuk Nirmala.
Nirmala menundukkan kepalanya, dan menyibak sedikit keras untuk memberi penghormatan sebagai tanda selesai penampilannya.
"Waw luar biasa penampilan dari wanita berinisial N ini, saya sampai ikut menangis mendengar suaranya yang merdu itu. Tuh matanya sampai merah juga karena penjiwaan dari lagu yang dibawakan. Beri tepuk tangan untuk penampilannya!" Suruh pembawa acara. Dan semua mengikuti ucapan nya.
Nirmala harus pulang sebelum pukul 11.00 nanti biar Bibi Asih tidak mencemaskannya.
Nirmala tidak menunggu semua penampilan peserta hingga akhir. Saat dia berdiri dan akan meninggalkannya kursi duduknya, Jack menghadangnya.
"Kamu mau kemana?" Tanya Jack memegang tangan Nirmala. Nirmala merasa pria itu tidak memiliki adab kesopanan. Segera dia melempar tangan Jack kesembarang arah.
"Maaf Tuan Jack Wilson, ada apa?" Tanya Nirmala.
"Kamu mau kemana?" Jack Wilson bertanya lagi.
"Saya mau pulang. Saya sudah bilang pada pihak yang menghubungi saya tadi malam. Jika say lolos dua akan langsung menghubungi saya," jawab Nirmala.
"Oh, ya udah terserah kamu. Apa mau saya antarkan?"
"Tidak perlu, saya bisa pulang naik taxi. Lagian Tuan kan harus menjuri peserta?" Nirmala nampak linglung melihat orang Yanga ada dihadapannya. Dia takut karena nampaknya orang ini sangat agresif padanya. Terlihat dari tatapannya yang tajam.
"Ya. Kamu benar," jawab Jack Wilson.
"Baiklah Tuan. Saya permisi," Ucap Nirmala menundukkan kepalanya. Dia harus bersikap sedikit lebih sopan padanya karena dia adalah pemilik King Club ini.
Jack memperhatikan kepergiannya hingga dia sudah tak lagi terlihat dari pandangan matanya.
Acara pencarian penyanyi selesai pada pukul 03.00 sore. Jack menemui Seto manager di King Club miliknya. Dan membicarakan 5 penyanyi yang terpilih untuk mengisi panggung.
"Siapa saja Tuan Jack Wilson?" Tanya Seto Nugraha
"Saya memilih 5 penyanyi dari peserta yang ikut audisi tadi. Ini daftar 5 nama-nama itu!" Kata Jack Wilson dengan menyerahkan kertas yang dia pakai untuk menilai para peserta. Satu diantaranya ada nama wanita berinisial N.
"Baik Tuan, saya akan langsung menghubungi mereka," kata Seto Nugraha
"Kamu tahu nama asli wanita yang memakai topeng putih tadi?" Tanya Jack
"Saya tidak tahu Tuan, dia merahasiakan nama aslinya. Dia ingin identitas nya tidak diketahui seliapapun. Dan jika dia diterima menjadi bernyanyi, dia bilang hanya bernyanyi. Tidak mau menjadi pelayan untuk menghibur tamu." Jelas Seto
"Baik. Itu tidak masalah. Boleh aku meminta nomer Permpuan itu?" Jack Wilson bertanya
"Ya Tuan, segera saya kirim nomernya keponsel Tuan!" Kata Seto
Leon kekasih Lea, telah bekerja dengan Jack Wilson mulai hari ini. Jack adalah orang baik. Sudah hampir 2 tahun dia sendiri. Dan saatnya dia mencari pengganti istrinya itu. Mungkin yang diinginkan sekarang ini adalah perempuan berinisial "N" tadi.
Jack Wilson masuk kedalam mobil yang di kemudi oleh Leon. Dia pemuda yang pekerja keras. Semua dilihat Jack dari cara dia bekerja dan melakukan semua yang diperintahkan olehnya dikerjakan dengan baik dan rapi.