Bab 26
"Nirmala, kamu pulang telat. Belum habis ya?" Tanya Bibi Asih dengan membawa piring dan ditata di meja makan.
Nirmala menundukan kepalanya. Dan segera membersihkan diri dan segera bergabung bersama mereka.
Jhony mulai bicara perlahan pada istrinya perihal Nirmala yang bekerja di King Club.
Sambil mengambil nasi dari besek bambu.
"Bu, Nanti malam Bapak mau ngantarkan Nirmala nyanyi," Katanya mula-mula sambil terus mengisi piringnya dengan lauk dan sayur.
"Nyanyi? Nyanyi dimana Pak?" Tanya Bibi Asih tidak percaya. Mana boleh Nirmala keluar malam karena kondisi Nirmala lemah.
"Dia diterima bernyanyi disebuah tempat Bu, bayaran lumayan besar. Untuk membantu mencukupi kebutuhannya dan kita juga," Jelas Jhony.
"Gak boleh Pak, Ibu gak izinkan!" Ucap Bibi Asih membuat Nirmala pesimis.
"Bi, Nirmala mohon. Paman akan mengantarkanku. Jadi Bibi tenang saja," bujuk Nirmala.
"Benar begitu Pak?" Tanya Bibi Asih meminta kepastian jawaban.
"Ya Bu, saya yang akan mengantarkannya," kata Jhony.
Akhirnya Nirmala bisa keluar rumah tanpa bersembunyi dari bibinya. Dengan menggunakan gaun putih berbulu dan memakai topeng putih. Riasan tipis dan lipstik merah muda. Membiarkan ributnya tergerai, dia lebih suka membiarkan rambutnya seperti itu, tapi tetap rapi.
Malam itu Nirmala berangkat bersama pamannya. Dijemput sebuah mobil dari King Club yang kemudikan oleh Leon. Nirmala saat itu belum tahu kalau Leon adalah kekasih adiknya, Lea.
"Silahkan masuk Nona!" Sapa Leon yang turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Nirmala dan Jhony.
"Terimakasih," Ucap Nirmala dengan melempar senyum manis untuk Leon.
Leon menatap sekilas wajah Nirmala, dia tertarik dengan perempuan itu.
"Dia sangat cantik!" Gumammnya dengan melamun.
Segera ia memukul pipinya sendiri dan berlari ke pintu kemudi.
"Aku sudah punya Lea. Kenapa mataku jelalatan," Leon bergumam lagi.
Dengan segera dia menjalankan mobilnya, dalam perjalanan dia memikirkan perempuan dibelakangnya itu. Sesekali dia melirik dari kaca spion dan mengaguminya.
"Apa dia ayahnya? Kenapa tega anaknya disuruh bernyanyi ditempat malam begitu. Dasar orang sekarang. Apa gak difikir keselamatan putrinya jika sampai ada laki-laki kurang ajar menodainya?" Fikir Leon tiada henti.
"Mas, apa semua penyanyi dijemput juga seperti saya?" Tanta Nirmala dengan linglung. Karena tidak ada perjanjian akan diantar jemput seperti ini.
"Tidak Nona! saya hanya disuruh Tuan Jack menjemput nyonya seorang!" jawab Supir, membuat Nirmala tidak bisa berfikir jernih. Dan terus berfikir alasan lain kenapa Boss supir ini membedakan dengan penyanyi lainnya.
Tanpa disadari mereka sudah sampai ditempat tujuan. Leon membukakan pintu untuk Nirmala.
Dia ingat pesan Tuan Jack Wilson harus menjaga perempuan itu baik-baik.
"Nirmala, apa tidak apa-apa kamu masuk ketempat ini? Paman khawatir Nirmala," ucap Jhony gemetaran.
Dari tampilannya sudah terlihat kalau Jhony adalah orang dari kampung. Dengan baju seadanya lusuh tanpa disetrika. Orang-orang disana memandanginya dengan jijik. Dan mengecap Nirmala adalah perempuan kampungan.
Banyak yang iri melihat dia dijemput oleh mobil Tuan Jack Wilson pemilik King Club, terbesar di kota Jakarta.
Nirmala duduk berdampingan dengan pamannya disebelahnya. Malam ini ada dua penyanyi yang akan mengisi panggung Nirmala dan Sonya Kumalasari (nama samaran). Nirmala dengan nama samarannya Issabella.
Setelah menandatangani surat perjanjian kontrak kerja Nirmala di harapkan tidak mengundurkan diri. Selama 1 tahun penuh dia harus mengisi malam itu dengan suaranya. Jika dia mengundurkan diri dari sana. Dia harus membayar denda sebesar lima puluh juta rupiah.
Dengan suasana Club malam yang histeris, karena teriakan-teriakan penghuni disana, membuat paman Jhony mual ingin keluar dari sana. Bau-bau minuman beralkohol yang sangat menyengat membuat Jhony tidak betah berlama-lama disini.
"Ada apa paman?" Tanya Nirmala mendekati suaranya ditelinga Jhony.
"Paman tidak kuat lama-lama disini Nirmala," ucap Jhony dengan menutup hidungnya.
"Lalu paman mau kemana apa menunggu diluar?" Tanya Nirmala.
"Paman sangat khawatir Nirmala jika kamu berada ditempat ini. Paman takut akan terjadi hal buruk padamu," Jelas paman mengkhawatirkan keselamatan Nirmala.
"Paman jangan khawatir, setelah bernyanyi Nirmala akan segera pulang," Kata Nirmala membuat Jhony tidak cemas lagi.
"Ya, Paman akan menunggu dipos luar sana ya!" Ucap Jhony membiarkan anaknya sendiri didalam tempat yang seperti neraka itu. Entah apa yang difikirkan Nirmala Samapi dia harus rela bernyanyi ditempat semacam ini.
Pada penampilan pertama, Sonya Kumalasari dengan lagunya yang merdu dan membuat para pemuda pemudi dan bos-bos besar mengikuti aliran lagunya yang melow...
Jack Wilson duduk dikursi orang-orang berduit. Bersama dengan pria-pria berjas hitam. Dia menantikan penampilan Nirmala yang dari tadi ditunggu-tunggunya.
Setelah menunggu 3 buah lagu yang dibawakan Sonya, kini giliran Nirmala. Dia naik keatas panggung. Dan para pria memandanginya dengan tatapan penasaran. Mereka melihat Nirmala adalah perempuan yang sangat cantik. Elegan, anggun dan menarik.
"Ah, yang aku tunggu akhirnya bernyanyi juga," Gumam Wilson dalam hati.
Satu pria pengusaha yang tiap malam kesini Tuan Adams, dia melirik dan menatap Nirmala yang masih berdiri mendengarkan musik dan mulai bernyanyi.
"Suaranya merdu sekali perempuan itu! Aku ingin memilikinya. Hahahah!" Kata Adams yang saat melihat perempuan cantik ingin dinikahinya segera.
"Apa kau ini. Kambing di bedakin juga kau mau memilikinya." Lanjut Susena yang juga rekan rerjanya.
"Jangan ganggu Perempuan ini. Dia adalah incaran saya!" Ancam Jack Wilson tiba-tiba. Tidak ingin siapapun memilikinya.
"Wah wah wah. Teman kita satu ini ternyata sudah berpindah hati pada perempuan bertopeng putih itu. Rupanya cinta pada istri lamanya kandas. Hahaha," Susena membalasnya.
"Bagaimana kalau kita taruhan!" Ajak Adams membuat kesepakatan.
"Tidak, aku yang dari awal sudah mengincarnya dan memperkerjakannya sebagai penyanyi disini. Jadi aku yang berhak memilikinya," Balas Jack dengan perasaan kesal dengan beberapa temannya.
"Hahah.. Tidak bisa. Semua keputusan ada ditangan Issabella," Susena tidak mau kalah.
Jack Wilson mendalami lagu yang dia nyanyikan, hingga terlihat Issabella menghayati benar lagu itu.
"Apa lagu yang dibawakannya mengartikan kisah hidupnya? Kenapa dia tampak sedih sekali?" Gumamnya dalam hati.
Tamu-tamu disana ikut bernyanyi bersama Isabella, aluna musik dan suaranya membuat hati tenang.
Sonya yang duduk disana didekat kursi milik Nirmala, geram. Rasanya iri melihat suara emasnya membuat semua memberi tepuk tangan. Tak jarang tamu memberi amplop berisi uang.
Dia juga melihat Tuan Jack memberinya uang juga, pasti tidak sedikit pemberiannya. Selama tiga buah lagu tadi hanya beberapa orang yang memberikan uang padanya. Kenapa Issabella tidak?"
"Aku harus membuatnya tidak betah di tempat ini. Atau tidak penghasilanku disini akan berkurang karena penyanyi amatiran itu," Gerutu Sonya tidak suka denagn Nirmala.
Tidak terasa tiga buah lagu sudah di nyanyikan untuk menghibur tamu Tempat malam itu.
Nirmala turun dan bergegas ke kamar mandi, Sonya buru-buru mengunci Nirmala dari depan. Kunci dia bawa dan segera pergi dari sana.
"Mampus kamu Issabella!" Umpat Sonya.