Saat usia Felix menginjak 22 tahun, Ia mengalami peristiwa yang tidak pernah Ia bayangkan sebelumnya. Menjadi putra tunggal seorang CEO yang sangat kaya raya, tak lantas membuatnya menjadi sombong. Justru, Felix adalah orang yang rendah hati dan terkenal humble oleh teman-temannya.
Namun, kemewahan yang ia rasakan tidak sepenuhnya menjadi kebahagiaan utama bagi Felix. Di saat orang lain melihat betapa enaknya menjadi seorang Felix, justru Felix sebaliknya. Ia bahkan tidak ingin menjadi putra seorang CEO yang bernama Joseph. Semua itu terjadi ketika Felix tahu bahwa ayahnya selingkuh di belakang ibunya yang sangat setia pada sang CEO tersebut.
Hari itu adalah hari yang paling sial untuk Felix. Ketika Ia pergi ke Club yang berada di Bangkok yaitu Route 65. Ia mendapati sang ayah sedang bermesraan bersama seorang wanita yang tak lain adalah rekan kerjanya sendiri. Samar terlihat wanita yang sedang bersama ayahnya itu memalingkan wajah saat Felix bicara dengan Joseph ayahnya.
Satu minggu setelah Felix mengetahui ayahnya selingkuh.
Pagi hari saat akan menyantap sarapan di rumah yang mewah milik Joseph, Felix bersikap dingin pada sang ayah. Saat hidangan sarapan di siapkan pun, Felix masih mengurung dirinya di dalam kamar. Peristiwa itu membuat ibunya merasa aneh. "Yah ... Tidak biasanya Felix seperti ini," ujar ibu Felix seraya meraba tangan Joseph yang duduk di sampingnya. Sementara Joseph mengerutkan kedua alisnya seraya berpikir.
Saat selesai makan, Joseph beranjak cepat dari meja makan untuk menemui Felix di dalam kamarnya.
KREK
Terlihat wajah Joseph yang menahan langkahnya ketika melihat Felix anaknya sedang menyulut sebatang rokok di kamarnya. Joseph mengerti dengan kondisi perasaan Felix. Tapi, Ia memutuskan untuk memberi tahu semua yang telah terjadi antara dirinya dengan wanita selingkuhannya itu.
"Felix ...," sapa Joseph lirih.
Felix tidak menghiraukan kedatangan Joseph yang kini sedang berdiri di belakangnya. Felix terus menyembulkan asap rokok Ke luar jendela yang Ia buka lebar. "Felix!" teriak Joseph sedikit kesal dengan sikap Felix.
Dengan terpaksalah Felix menoleh dan menatap sang ayah yang sudah terlanjur salah di matanya. "Apa?" Felix seolah kehilangan rasa hormat pada orang tuanya. Yang Ia tahu hanya sakit hati. Karena setiap melihat wajah Joseph, selalu ada bayangan wanita itu di dalam wajah sang ayah. "Ayah mau bicara, Nak!"
Felix duduk di atas kasur dan mematikan rokok yang belum habis terbakar. Lalu ayahnya berjalan pelan mendekati Felix. Ia mengambil kursi, kemudian duduk menghadap Felix.
"Felix ... Ayah rasa, kamu sudah cukup dewasa untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi."
"Maksud Ayah, aku sudah pantas mengetahui semua kelakuan busuk ayah?" Felix menyela.
"Bukan begitu, Felix! Ayah tahu, Ayah salah. Tapi ... Ayah mau kamu mengerti dengan keadaan Ayah."
Kemudian Joseph menceritakan sejenak kisah hidupnya pada Felix. Felix tercengang. Ternyata Joseph menyimpan rahasia besar.
Joseph Praja, adalah seorang ayah dari Felix. Sebelum Felix lahir ke dunia ini, sang istri pernah mengalami koma selama hampir satu tahun. Dokter pun sudah memberikan keterangan bahwa kondisi sang istri semakin memburuk. Joseph sudah pasrah dengan keadaan istrinya yang terkulai lemah di atas ranjang Rumah Sakit.
Kemudian, Joseph bertemu dengan Renata, ibu dari Martha yang saat itu bekerja di Bangkok sebagai sekretaris Joseph Praja. Mereka menjalin hubungan dan sempat memutuskan untuk menikah.
Tapi, Tuhan berkehendak lain. Ia membangunkan Risa, istri dari Joseph. Seketika rencana mereka pun terbengkalai dan membuat semua yang pernah terjadi, terkubur dalam-dalam. Joseph pun mengurungkan niatnya untuk menikahi Renata.
Hingga akhirnya, Renata pindah ke Jakarta dan memilih menikah dengan Hendra. Hubungan antara Joseph dan Risa kembali hangat sampai waktunya tiba, Felix pun lahir memberi warna baru dalam rumah tangga mereka.
Namun, saat usia Arian menginjak 7 tahun, semua kebahagiaan berubah menjadi sebuah dilema besar. Renata kembali menampakkan hidungnya pada Joseph Praja. Ia dan suami, Hendra sedang berlibur di Bangkok.
Renata pun saat itu sudah mempunyai Martha yang berusia 6 tahun.
BRAK
Martha menjatuhkan buku mewarnai miliknya di depan lift. "Hei, anak manis. Tidak apa-apa, ini punyamu!" Martha menangis karena takut dimarahi oleh Joseph yang akan naik lift di salah satu mall di Bangkok. Ia pun bertanya, di mana orang tua Martha? Lalu teriakan seorang wanita yang memanggil nama Martha nampak tak asing di telinga Joseph.
"Martha ..." Bibir Renata bergetir saat Joseph menoleh ke arahnya. Jantung mereka sailing berdegup kencang dan tatapan tajam yang dipancarkan keduanya membuat mesin waktu terhenti sejenak.
"Bu ... Bu ... Bu ... Ayo kita ke ayah!" rengek Martha.
Renata dan Joseph meninggalkan satu sama lain tanpa berbicara satu sama lain.
Setelah pertemuan di mall, lalu Joseph meminta orang suruhannya untuk mencari tahu di mana hotel tempat Renata menginap.
Hanya butuh waktu satu hari untuk orang suruhannya Joseph mencari tahu tentang Renata. Setelah mendapat informasi, Joseph pun menyusul Renata ke Solitaire Hotel. Ia juga memesan kamar persis di samping kamar yang Renata pesan.
Berjam-jam, Joseph menunggu di depan pintu kamarnya. Lalu, Renata pun Ke luar dari kamarnya, seorang diri. Renata terkejut dengan adanya Joseph yang berdiri di depan pintu kamarnya.
Saat Renata mendekati Joseph, Joseph menarik tangan Renata hingga masuk ke dalam kamar hotel yang telah di pesan Joseph.
Joseph dan Renata masih enggan berbicara. Dalam hati keduanya, mereka merasa aneh. Ternyata setelah lama tidak bertemu, bulir-bulir cinta masih terpatri di hati Joseph dan Renata.
Joseph mulai dengan sentuhan tangannya yang menyusuri pipi mulus Renata. Sentuhan yang membuat jantung Renata berdegup kencang dan membuat terbang nafsu birahinya. Di saat itu, mereka kalap. Rasa rindu yang berkeliaran di hati Joseph dan Renata, akhirnya mengukir satu kesalahan. Joseph menyetubuhi Renata yang saat itu juga menerima perlakuannya. Dengan dalih, saling mencintai.
"Itu, adalah sebuah kesalahan besar Felix."
Dengan detail, Joseph menceritakan apa yang terjadi pada Ia dan Renata. Sementara Felix terpaku dan tak tahu harus berkata apa.
"Lalu, di mana anak yang ayah debut adik tiriku itu?"
"Anak itu, ayah tidak tahu."
Sontak ucapan Joseph memancing emosi Felix hingga Ia menonjok sang ayah. Joseph menerima itu. "Tenang ... Felix!"
PRAK
Suara benda jatuh dari luar kamar Felix, mereka pun menoleh ke arah pintu kamar yang sedikit terbuka. Samar terlihat wajah Risa, Ibu Felix.
"Bu ..." Felix memanggil ibunya yang berlari meninggalkan kamar. Saat berhasil menghentikan Ibu Risa, Felix memeluk sang ibu dengan erat. Felix tidak tega dengan tangisan yang ke luar dari mata indah ibunda.
Kemudian Joseph menghampiri Felix dan Risa. Ia bertekuk lutut di hadapan sang istri. Namun, Felix malah berkata, "Ayo, kita pergi dari rumah ini, Bu!" seketika ucapan Arian membuat Joseph ketakutan.
Drama pun di mulai saat Ibu Risa menolak mentah-mentah ajakan Felix. Entah kenapa, sang ibu tetap memilih tinggal bersama Joseph dan memaafkan semua kesalahannya.
"Oke! Kalau begitu, Aku yang akan pergi dari rumah ini!"
Joseph murka dengan ucapan anaknya itu. Ia mencabut semua fasilitas yang diberikan pada Felix. Sejak saat itu Felix pergi meninggalkan rumah dan menetap di Jakarta.
~~~
Felix berjanji untuk mendatangkan sang adik pada Sarah. Tapi, bagaimana bisa Felix tahu keberadaan anak itu? Siapa dia?