Chereads / Rindu Yang Tersimpan / Chapter 10 - Liburan Sekolah

Chapter 10 - Liburan Sekolah

Enam bulan telah berlalu, kini Ayudya sudah naik ke kelas 2 SMA. Betapa senangnya hati Ayudia saat mendapatkan nilai yang tinggi meskipun ia bukan orang yang kaya raya  di sekolahan itu. Hari ini adalah hari libur setelah melaksanakan ujian, pihak sekolah mengadakan camping di puncak saat liburan ini dalam rangka liburan kenaikan kelas. Ayudia tidak ingin berangkat karena dia ingin merawat ibunya yang sedang sakit sakitan. Hingga saat ini belum ada kemajuan atas kesehatan ibunya. 

Mendengar jika Ayudia yang tidak keluar dari rumah, ibunya memanggil. Biasanya Ayudia ke sekolah tetapi ibunya tidak tahu jika hari ini adalah hari libur. 

"Rani!" panggil ibunya. Rani adalah panggilan untuk Ayudia saat di rumah sejak kecil. Ayudia akrab dipanggil Rani oleh teman-temannya dan juga keluarganya. Bisa dibilang Rani adalah panggilan kesayangan keluarganya untuk Ayudia. Karena nama panjangnya adalah Ayudia Maharani.

Mendengar namanya dipanggil, Ayudia masuk ke kamar dan meninggalkan pekerjaan rumahnya yang masih berantakan. 

"Ada apa Bu? Ibu butuh sesuatu atau lapar lagi?" tanya Ayudia dengan sabar, tidak pernah sekalipun Ayudia mengeluh karena merawat ibunya yang sedang sakit sakitan. 

"Kok kamu masih di rumah? Apa kamu nggak sekolah?" tanya ibunya dengan suara yang terdengar lemah. Ibunya tidak tahu jadwal sekolah Ayudia, oleh sebab itu dia bertanya pada Ayudia. Ayudia lalu mendekat pada ibunya dan duduk di atas ranjang tepat di samping ibunya. 

"Ibu, kan Rani habis ujian. Jadi sekarang sudah waktunya libur," sahut Ayudia yang kini sedang mengelus tangan ibunya dengan sayang.

"Beneran libur? Nggak ada kegiatan lagi?" ucap ibunya, ia paham karena dulu pernah jualan di sekolahan SMA sebelum jatuh sakit. Sehingga hapal jadwal anak sekolah setelah ujian. Ayudia menghela napas panjang.

Sebenarnya hari ini ada kegiatan, semua murid camping di puncak tetapi ia tidak tega untuk meninggalkan ibunya sendirian di rumah.

"Sebenarnya di sekolahan ngadain acara camping di puncak Bu, tapi Rani nggak ikutan," jelas. Ayudia.

"Kenapa nggak ikut?" tanya ibunya yang heran dengan jawaban Rani. 

"Kalau Rani ikut, Ibu dengan siapa di rumah? Pulangnya masih besok Bu. Jadi malam ini nginep di puncak," sahut Ayudia. 

"Ibu nggak apa-apa sendirian di rumah, asalkan kamu ikut selalu kegiatan yang ada di sekolah. Jangan pernah meninggalkan kegiatan apapun, itu nanti akan menambah nilai kamu. Dan suatu saat nanti juga akan berguna. Maafin ibu yang tidak bisa membahagiakan kamu," ucap ibunya sendu sambil mengelus tangan Rani. 

"Ibu ngomong apa sih, kalau Rani ikut Rani akan kepikiran sama ibu. Lagian mungkin semua teman-teman udah pada kumpul di sekolah." Ayudia menolak perintah ibunya.

"Sebelum terlambat kamu cepat berangkat. Nanti Ibu akan minta tolong sama Bu Tika," pinta ibunya yang tidak ingin jika Rani hanya berdiam diri dirumah saat ada kegiatan di sekolah. 

"Ibu yakin minta tolong sama Bu Tika? Apa nggak merepotkan Bu?" tanya Rani yang sedikit ragu. 

"Nggak papa, Bu Tika selalu bantu ibu kok kalau kamu ada di sekolah dan kerja," jawabnya untuk meyakinkan lagi.

"Ya udah kalau gitu Rani siap-siap dulu ya Bu?" ucap Rani seraya bangkit dari ranjang Ibunya dan keluar dari kamar tersebut. 

Setelah itu Ayudia mandi dan menyiapkan segala keperluan yang akan dibawa untuk nanti malam. Untungnya saja kemarin dia habis gajian dari Cafe, sehingga ia mempunyai pegangan uang untuk dibawa. Setidaknya itu tidak membuatnya malu karena tidak membawa uang sama sekali

***

Dengan langkah yang tergesa-gesa Ayudia kini sudah tiba di sekolah tepat pukul 9..Dan bersamaan dengan itu semua murid-murid sudah naik ke dalam bus masing-masing. Bu Nadia yang melihat Ayudia baru tiba langsung memanggil. 

"Ayudia cepetan naik! Bis nya udah mau jalan," panggil Bu Nadia dan Ayudia pun menambahkan kecepatan langkahnya lagi dengan nafas yang terengah-engah. 

Setelah itu Ayudia naik dalam bus. Setelah berada di dalam bus Ayudia merasa bingung dan tidak tahu harus duduk di mana, karena semua tempat duduk sudah dipenuhi oleh semua murid-murid. Manda yang melihat Ayudia baru tiba langsung memanggil.

"Yu, sini!" panggil Manda. Ayudia melangkah maju mendekati Manda

"Di mana tempat duduk gue?" tanya Ayudia saat berada di dekat Amanda. 

"Kenapa sih lu bisa telat lagi, jadikan tempat duduk yang di depan di pakai sama anak-anak yang lain. Adanya di belakang, dan lo tau nggak di belakang itu lo nanti akan dekat dengan gengnya Kenzo," bisik Manda dan membuat Ayudia semakin tercengang. Ia tidak menyangka jika ia mendapat tempat duduk didekat Kenzo dan para sahabatnya. 

"Terus gue duduk di mana dong?" tanya Ayudia bingung.

"Ya udah duduk di belakang aja. Ini gue udah ada temennya. Ya kali gue suruh dia pindah, pasti nggak mau dong," celetuk Manda. 

Manda selalu merasa kasihan dengan Ayudia setelah mengetahui kehidupan Ayudia. Manda juga merasa kasihan karena Ayudia merawat ibunya yang sakit dan juga bekerja paruh waktu. Selama 6 bulan terakhir ini sedikit demi sedikit Manda tahu apa saja yang dilakukan oleh Ayudia setelah pulang sekolah. Dan itu membuat dia semakin kagum pada sahabatnya itu yang tidak pernah mengeluh dengan kondisi yang dijalaninya. 

Ayudia lalu berjalan ke belakang karena masih ada tempat duduk yang kosong. Dan benar saja, di belakang itu terdapat Kenzo dan juga kawan-kawannya. Melihat Ayudia yang baru datang dan ingin menempati tempat duduk tersebut Bayu langsung menyenggol lengan Kenzo yang saat ini memejamkan matanya sambil mendengarkan musik melalui proses earphone. 

Sejak tadi Kenzo tidak menyadari jika Ayudia baru saja tiba. Dia pikir Ayudia tidak akan ikut acara camping hari ini. 

"Tuh lihat cewek yang selalu nolak lo baru datang, parah lo selama 6 bulan lo nggak bisa deketin dia. Lo bakalan traktir kita berdua tau nggak, selama 2 bulan," ejek Bayu pada Kenzo yang melirik Ayudia.

Ayudia tidak berani menatap kesana-kemari karena ada Kenzo dan yang lain. Tempat duduk yang kosong itu berdampingan dengan tempat duduk Erland sehingga Ayudia sekarang duduk bersama Erland. Erland langsung melirik Kenzo begitu ada Ayudia yang di samping nya. 

Melihat Ayudia yang duduk bersama Erland membuat Kenzo merasa tak suka. Tetapi entah kenapa ia bisa mempunyai perasaan yang seperti itu Kenzo sendiri tidak tahu. Ia akui  jika Ayudia sangat susah didekati meskipun dirinya adalah hanya seorang gadis miskin. Tetapi Kenzo berjanji jika camping kali ini ia bisa menjadikan Ayudia sebagai pacarnya. Tetapi hanya sementara, karena sakit hati diabaikan terus-menerus oleh Ayudia. 

"Sejak kapan dia ada di situ?" tanya Kenzo sambil melirik Ayudia. 

"Dia barusan datang makanya dia dapat tempat duduk di belakang bareng sama kita," jawab Bayu dan bersamaan dengan itu pun kini bus sudah berjalan. Semua murid-murid yang berada di depan langsung berteriak heboh dan membaca doa sesuai arahan guru yang yang membimbing mereka.