Ayudia dan Kenzo berjalan menyusuri hutan. Mereka masih bingung mencari jalan keluar. Namun saat mereka ingin mencari jalan keluar tiba-tiba terdengar suara teriakan teman-temannya. Ayudia yang mendengar merasa lega karena sepertinya sedang mencari keberadaannya dan Kenzo. Namun yang terdengar jelas mereka memanggil-manggil nama Kenzo. Lalu Ayudia berhenti dan memanggil Ayudia sejenak.
"Kenzo, sepertinya mereka sedang mencari kita. Kamu dengar kan?" tanya Ayudia yang berada di belakang Kenzo. Kenzo langsung membalikkan badannya menghadap ke ayu diah.
"Apa teman sekelas kita manggil-manggil?" tanya Kenzo pasalnya dia tidak mendengar suara apapun yang menyenangkan namanya.
"Ada barusan tuh kamu dengarkan! Sebentar diam dulu," ucap Ayudia sambil meletakkan jari telunjuknya di bibir. Melihat ekspresi Ayudia barusan membuat Kenzo tiba-tiba teringat dengan kegiatan mereka tadi malam yang membuat tubuhnya panas dingin. Sebentar lagi dia menaklukkan Ayudia sesuai dengan taruhannya pada kedua temannya Bayu dan Erland.
Ternyata benar, terdengar suara para murid-murid Darma Bangsa yang sedang mencari mereka berdua. Lalu Kenzo berjalan mendekati mereka.
***
Akhirnya mereka semua sudah bisa menemukan Kenzo dan Ayudia. Karena pagi ini mereka mencari sesuai dengan arah dimana keberadaan Kenzo dan Ayudia berada. Tidak seperti kemarin yang sangat berlawanan arah.
"Syukurlah kalian sudah berhasil kita temukan. Maafkan atas ketidaknyamanan acara ini ya? Kami sebagai guru pembimbing sangat menyesal dengan adanya kejadian ini," ucap Pak Bagas selaku ketua panitia berlangsungnya acara tersebut.
"Tidak apa Pak. Namanya juga musibah." Ayudia menyahut ucapan Pak Bagas agar beliau tidak merasa bersalah sama sekali. Karena kejadian kemarin itu bukan lah salah dari guru-guru yang memberikan tugas untuk mencari bendera di tengah hutan. Tetapi Jennifer lah yang bersalah karena telah menjebaknya berada di pinggir tebing seperti itu. Kemarin saat ditanya Kenzo sebenarnya Ayudia berbohong jika dirinya tidak tersandung batu, melainkan dijebak oleh Jennifer. Namun Ayudia tidak ingin memperkeruh keadaan saat ini. Karena dia sadar jika dirinya hanyalah murid rendahan yang mengandalkan beasiswa untuk berada di sekolahan elit tersebut. Ibarat perhiasan, dirinya hanyalah perhiasan yang tidak bernilai sama sekali, sedangkan mereka semua yang ada di sekolah Darma Bangsa bagian seonggok berlian yang berkilau dengan sinar yang menyilaukan.
"Tapi tetap saja kami sebagai panitia merasa bersalah. Sejak tadi malam kami tidak bisa tidur hanya karena memikirkan kondisi kalian berdua di tengah hutan. Dan syukurlah ternyata kalian baik-baik saja." Pak Bagas berucap penuh nada salah. Karena merasa tidak teliti mengadakan acara tersebut sehingga ada muridnya yang nyasar. Untung saja mereka tidak terluka dan bisa kembali dengan keadaan selamat.
***
Seminggu setelah kejadian di puncak, kini semua murid Darma Bangsa sudah mulai aktif kembali masuk ke sekolah. Begitu juga dengan Ayudia. Dengan berjalan kaki sambil sesekali menyeka keringatnya, Ayudia tersenyum kala mengingat kejadian di hutan waktu itu. Dia begitu bahagia sekali bisa sedekat itu dengan Kenzo. Jika tidak ada kejadian itu pasti Ayudia tidak bisa dekat dengan Kenzo.
Dan Ayudia tiba-tiba teringat kala Kenzo yang lebih dulu mencium bibirnya malam itu. Entah kenapa sentuhan Kenzo sangat membuat pikiran Ayudia menjadi tidak waras. Bahkan dia bisa-bisanya tidak menolak perbuatan dari Kenzo. Membuat Ayudia merasa malu jika nanti dia bertemu dengan Kenzo.
Dengan langkahnya yang riang, kini Ayudia sudah tiba di halaman sekolahan yang begitu luas. Hingga saat ini rasa cintanya pada Kenzo masih belum berubah, tidak ada satupun yang tahu jika Ayudia menyimpan perasaan dengan Kenzo. Bahkan Manda sahabatnya sendiri tidak diberitahu oleh Ayudia karena dia sadar diri jika Kenzo sangat sulit dicapai. Kenzo bagaikan bintang gemerlap di atas langit sedangkan dia hanyalah debu yang tak terlihat. Sangat jauh sekali perbedaan antara dirinya dan Kenzo.
Saat dia melangkahkan kakinya menuju koridor sekolah ba-tiba di bahunya ada yang menepuk pelan. Membuat Ayudia terkejut lalu membalikkan tubuhnya. Ayudia merasa terkejut saat mengetahui siapa yang menepuk bahunya saat ini.
"Gue mau ngomong sama lo," ucap Kenzo dengan wajah datar. Membuat Ayudia menautkan kedua alisnya, ada apa Kenzo mengajaknya berbicara berdua di sekolahan. Apa Kenzo tidak malu berbicara dengan dirinya yang hanya gadis miskin tak berdaya? Jika para fansnya mengumpati dirinya membuat Ayudia merasa takut dan juga tidak enak hati andai saja dianggap ada kedekatan dan hubungan dengan Kenzo.
Kenzo berdiri tepat di depannya membuat Ayudia yang berusaha untuk tidak gugup di depan Kenzo. Sumpah demi apa pun jantungnya saat ini berdetak dengan tak karuan begitu ada cinta di depannya, aroma maskulin yang menusuk begitu di indera penciuman nya meskipun jarak mereka tidak begitu dekat. Wajahnya tampak bersinar dengan rambut yang terlihat sedikit panjang yang sebagian menutupi dahinya membuat kenzo benar-benar terlihat sempurna di mata Ayudia.
"Udahlah gak usah banyak tanya, ayo ikut gue!" ajak Kenzo sambil menarik pergelangan tanga Ayudia. Hal itu tidak luput dari pandangan para cewek Darma bangsa, terdengar suara seketika itu juga. Mereka bertanya-tanya ada apa hubungan Kenzo dan Ayudia. Membuat mereka merasa kesal dengan Ayudia karena bisa mendekati Kenzo yang sangat sulit didekati.
Ayudia berjalan dengan susah payah karena Kenzo menariknya dengan begitu kencang sehingga dia sulit untuk mengikuti langkah Kenzo yang panjang. Tubuh jangkung itu kali ini membawa Ayudia di belakang sekolahan. Di mana tempat itu ada beberapa pohon rindang dan juga taman. Setelah tiba di sana Kenzo langsung melepas tangan Ayudia.
"Ada apa?" tanya Ayudia penasaran karena sejak tadi Kenzo masih saja belum berbicara apa tujuannya mengajaknya untuk bertemu.
"Mulai saat ini, lo mau nggak jadi pacar gue?" tanya Kenzo dengan begitu datar tanpa ada senyuman dan membuat jantung Aisyah berdetak tak karuan. Ayudia terkejut dengan ucapan Kenzo barusan. Apakah kamu barusan mengajaknya untuk berpacaran kenapa tidak romantis sama sekali, begitu pikir Ayudia.
Lalu Ayudia langsung tertawa terbahak-bahak karena mendengar ucapan Kenzo barusan. Membuat Kenzo merasa kesal mendapat respon yang seperti itu dari Ayudia. Dia pikir Ayudia akan terbawa perasaan dan langsung menerima permintaannya barusan.
Percakapan mereka berdua tidak ada yang tahu karena Kenzo menatap tajam pada mereka semua yang ingin mengikuti mereka berdua. Tentu saja mereka tidak ada yang berani untuk mengikuti dirinya dan Ayudia.
"Kenapa malah ketawa?" tanya Kenzo denga begitu kesal.
Masih dengan tertawa Ayudia lalu berusaha mengatur napasnya untuk menjawab pertanyaan Kenzo barusan.
"Apa aku nggak salah dengar kamu ajak untuk berpacaran?" tanya Ayudia menatap wajah tampan Kenzo yang sejak kelas sepuluh telah dikaguminya. Apalagi Kenzo dikenal sebagai kapten basket yang sangat keren di Darma Bangsa