Malam ini, Ayudia mendapat pekerjaan lembur dari cafe karena dia bertugas untuk menghandle semua pesanan milik ibu sosialita kemarin yang ingin mengadakan acara di rumahnya. Selain Ayudia, hanya ada Elang yang akan mengantar semua pesanan tersebut. Sehingga membuat mereka berdua harus lebih ekstra kerja keras lagi. Mereka berdua ditugaskan oleh manajer cafe agar berada di rumah yang memesan makanan tersebut.
"Kak Elang, apa kita bisa cuma berdua aja? Kita nggak butuh bantuan teman lagi?" tanya Ayudia yang kini sudah siap akan berangkat ke rumah ibu yang memesan jasanya. Sedangkan Elang tampak sedang memasukkan barang-barang pesanan di dalam mobil. Mereka berdua menggunakan mobil milik cafe. Semua itu atas perintah dari manajer mereka.
"Bisa, kita usaha pasti bisa kok. Cuma sebentar kan acaranya," sahut Elang menenangkan Ayudia agar tidak begitu cemas dengan pekerjaan mereka. Ayudia merasa tenang setelah Elang berkata demikian.
Lalu keduanya meluncur ke lokasi agar tidak terlambat. Selama di dalam perjalanan mereka berdua bercerita sambil bercanda. Ayudia merasa senang karena Elang begitu baik padanya selama bekerja di cafe tersebut.
"Kak, makasih ya udah mau jadi temen aku dan juga baik sama aku selama aku kerja di sana," ucap Ayudia setelah sejak tadi bercanda dan bersenda gurau dengan Elang.
Elang menoleh saat tangannya menyetir mobil. Lalu dia kembali fokus pada jalanan agar keselamatan mereka terjaga dan tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
"Memangnya kenapa harus menjauh dari kamu? Nggak ada alasan buat membenci dan menjauh dari kamu. Kamu itu anak yang baik dan mudah diajak bicara, nyambung." Elang mengutarakan semua isi hatinya tentang Ayudia. Namun dia masih belum berani jika mengatakan dirinya telah jatuh cinta pada Ayudia. Elang masih belum ingin kehilangan Ayudia jika dia mengatakan perasaannya saat ini. Karena dia takut jika Ayudia menolaknya. Dan justru pertemanan mereka menjadi renggang hanya karena ungkapan rasa cintanya tersebut.
"Cuma kak Elang yang mau temenan sama aku di cafe. Lainnya nggak ada yang mau temenan sama aku," lirih Ayudia sambil menunduk. Dia begitu sedih, dimana pun dirinya berada pasti hanya satu orang saja yang mau berteman dengannya. Yang lain hanya menganggap dirinya sebagai debu ataupun sampah.
"Udah kamu jangan sedih, masih mending kan aku mau berteman dengan kamu. Meskipun jelek dan juga nggak kaya," sahut Elang. Ayudia menoleh karena tidak setuju dengan ucapan Elang .
"Nggak, Kak Elang itu nggak jelek dan juga nggak miskin kaya aku. Jadi jangan pernah bicara seperti itu lagi," sarkas Ayudia.
"Cie. Berarti aku ganteng dong," sahut Elang dengan jumawa. Ayudia hanya memutar bola matanya malas karena ucapan Elang tersebut. Dan tanpa mereka sadari kini mobil yang mereka tumpangi sudah memasuki kawasan perumahan elit. Elang berhenti sesuai dengan alamat yang dibagi oleh manajer nya tadi. Ternyata benar, mobilnya berhenti tepat di depan rumah yang memesan orderan tersebut.
"Apa benar ini lokasinya Kak?" tanya Ayudia yang sempat ragu. Pasalnya, rumah tersebut begitu mewah dengan tiga tingkat dan bergaya Eropa. Membuat Ayudia tercengang saat melihat rumah mewah bak istana tersebut.
"Iya benar ini, sesuai dengan alamat yang ditulis kok. Nih coba kamu lihat!" ucap Elang sambil menyodorkan kertas yang bertuliskan alamat rumah tersebut dan setelah Ayudia melihatnya ternyata benar, alamat itu benar milik pelanggan mereka.
"Iya Kak, udah benar. Yuk kita masuk, mungkin mereka sudah menunggu orderan ini," ucap Ayudia seraya turun dari mobil. Tak lupa Ayudia memakai topi seragam cafe nya. Malam ini Ayudia memakai seragam cafe dan dia tampak semangat sekali karena akan mendapatkan uang lemburan. Hanya Ayudia dan Elang yang akan mendapat bonus tambahan dari bos mereka karena hanya Ayudia dan Elang yang mau bekerja lembur seperti itu. Bagi Ayudia tidak mengapa karena dia membutuhkan uang buat biaya hidupnya sehari-hari dan juga untuk saku sekolahnya.
Elang lalu membawa semua orderan tersebut ke dalam rumah dan dibantu oleh Ayudia. Elang sudah melarang Ayudia untuk tidak ikutan mengangkat semua orderan tersebut namun Ayudia tetap saja mengangkat semuanya karena dia tidak ingin makan gaji buta.
***
Setelah semua sudah selesai dan terhidang dengan begitu rapi di atas meja, acara tersebut di mulai. Elang dan Ayudia hanya menunggu di pojokan karena takut jika tenaga mereka dibutuhkan jika pergi terlalu jauh dari acara tersebut.
Saat acara dimulai, tanpa sengaja Ayudia seperti melihat seseorang yang dia kenal.
'Seperti ada Kenzo. Masa iya itu Kenzo. Tapi wajahnya nggak kelihatan.' Ayudia bergumam dalam hati.
"Yu, kita disuruh kesana buat melayani mereka semua. Katanya anaknya sedang ulang tahun dan kita disuruh melayani teman-temannya," ucap Elang pada Ayudia yang melamun. Ayudia sampai tidak sadar jika ada yang memberitahu Elang jika harus melayani anak dari pemilik acara tersebut.
"Eh, kapan mereka nyuruh kita ke sana Kak? Apa nggak ganggu?" tanya Ayudia yang gelagapan saat Elang mengajaknya bicara. Karena dia tadi fokus pada sosok yang mirip sekali dengan Kenzo.
"Iya barusan tadi yang pemilik acara nyamperin aku. Nggak sadar? Melamun aja sih dari tadi." Elang menyindir Ayudia namun dia tidak marah karena merasa lucu dengan sikap Ayudia.
"Ya udah ayo Kak, nanti kita dimarah lagi sama yang punya rumah," ajak Ayudia seraya berjalan dan mendekati tempat menu yang tadi dihidangkan.
Setelah mendekat, Ayudia dan Elang langsung menata semua makanan yang ada di atas meja. Ayudia sangat cekatan. Dia tidak malu sama sekali kerja seperti itu. Yang penting dia mendapat uang dan halal.
Namun, saat Ayudia ingin meletakkan makanan yang dia bawa tersebut di dekat pemilik acara, tiba-tiba matanya tak sengaja menatap Kenzo. Membuat Ayudia merasa gugup. Dia heran kenapa bisa ada Kenzo di rumah tersebut. Membuat Ayudia merasa gugup karena Kenzo saat ini sudah berstatus menjadi kekasihnya.
Begitu juga dengan Kenzo yang saat ini merasa heran kenapa Ayudia bisa berada di rumahnya. Dia tidak tahu jika mamanya memesan semua makanan tersebut di cafe tempat Ayudia bekerja. Para sahabat Kenzo juga menyadari jika di sana ada Ayudia pun merasa heran.
"Bro, kenapa ada Ayudia di sini? Lo ngundang dia? Tapi kenapa dia pakai seragam cafe?" tanya Bayu saat melihat ada Ayudia yang sedang menata makanan bersama seorang lelaki yaitu Elang.
"Ayu, tolong bawain puding itu ke sini. Malam ini anak saya ulang tahun jadi kamu jangan membuat kesalahan ya?" ucap mama Kenzo yang tak lain adalah orang yang memesan semua menu di cafe tempat Ayudia bekerja. Ayudia baru sadar ternyata yang dia tuju malam ini adalah rumah Kenzo. Membuat nyali Ayudia menciut seketika saat menyadari betapa mewahnya rumah Kenzo yang tidak sebanding dengan kehidupannya.