Melihat Ayudia tertawa saat dirinya mengungkapkan perasaan nya yang mungkin palsu itu membuat Kenzo merasa kesal. Pasalnya Ayudia seperti meremehkan dirinya yang sedang menembak Ayudia. Harga dirinya sebagai cowok populer di SMA Darma Bangsa hancur sudah jika ditertawakan seperti itu oleh Ayudia.
"Kenapa salah? Emang ada yang aneh dari gue?" tanya Kenzo sambil menatap tajam mata Ayudia yang tampak cantik. Membuat Ayudia yang ditatap seperti itu oleh Kenzo merasa sangat malu. Padahal jantung nya saat ini berdetak tak karuan karena tatapan Kenzo.
"Ya secara kan gue bukan selera lo atau pun selevel. Kita beda, kenapa bisa lo ngajak gue pacaran?" tanya Ayudia penasaran karena Kenzo yang tiba-tiba seperti itu.
"Ya karena gue suka sama lo dan udah mulai jatuh cinta. Apa salah?" jawab Kenzo serasa bertanya pada Ayudia tentang semua itu.
"Nggak ada, cuma gue nggak yakin aja dan masih belum percaya," sahut Ayudia sambil menatap mata elang Kenzo yang menatap nya tajam.
"Gue kasih lo waktu tiga hari. Dan gue akan tagih jawaban lo," ucap Kenzo dengan penuh penekanan sambi meninggalkan Ayudia sendirian di tempat itu yang sepi dari semua murid. Kali ini Ayudia merasa tak percaya dengan apa yang dilakukan Kenzo barusan. Dia bingung harus berkata apa saat Kenzo menagih jawabannya nanti. Haruskah dia menerima ungkapan cinta dari Kenzo tersebut? Ayudia mendadak merasa sangat senang dengan apa yang dilakukan Kenzo, tetapi dia sadar jika dirinya bukanlah orang yang berada seperti Kenzo. Dia hanyalah debu di mata orang lain. Setelah itu Ayudia pergi meninggalkan tempat itu dan kembali ke sekolah sebelum yang lain curiga jika dia ada di situ. Namun semua siswi Darma Bangsa sepertinya tahu jika dirinya tadi sedang bersama dengan Kenzo. Membuat Ayudia merasa takut jika mereka membully nya hanya karena Kenzo menarik tangannya tadi.
Tetapi, Ayudia memberanikan diri untuk kembali ke kelasnya meskipun nanti dia akan dibully oleh semua siswi Darma Bangsa.
Dan dugaan Ayudia memang benar, di saat dirinya sedang berjalan menyusuri koridor sekolah banyak pasang mata yang menatapnya horor. Karena mereka tidak suka jika Ayudia dekat dengan Kenzo. Mereka sangat ingin sekali dekat Kenzo tetapi Ayudia yang hanya berpenampilan dekil bisa mendekati Kenzo. Begitu pikir mereka.
"Ih nggak tau malu, harusnya sadar dirinya kalau dia itu nggak pantas banget dengan Kenzo yang good looking. Apalagi dia ganteng banget, masa mau aja sama cewek modelan begitu, nggak ada menariknya sama sekali."
Ucapan dari salah satu siswi yang didengar Ayudia barusan membuat tangannya mengepal kuat. Ingin sekali Ayudia menghampiri mereka dan menampar wajahnya, namun kenyataannya memang begitu. Dirinya hanyalah cewek dekil yang didekati oleh Kenzo. Oke, kita lihat saja nanti. Apakah cewek dekil ini bisa membuat Kenzo mendapatkan cintanya. Membuat Ayudia semakin yakin jika dia harus menerima cinta Kenzo. Dia tidak peduli dengan tanggapan mereka semua.
Setibanya di kelas tepat sekali bel masuk sedang berbunyi. Itu artinya jam pelajaran akan segera dimulai. Manda yang melihat Ayudia baru masuk merasa penasaran karena dia tadi melihat jika Kenzo menarik tangan Ayudia dan membawanya ke suatu tempat.
Sambil menunggu guru datang, Manda langsung menuju ke bangku Ayudia untuk mengeinterogasi sahabatnya itu. Kenapa bisa dia digandeng oleh Kenzo. Sehingga membuat Manda yang tahu tadi merasa terkejut tentu saja.
"Yu, tadi lo kok bisa sih digandeng gitu sama si Kenzo. Kalian nggak ada apa-apa kan?" tanya Manda penuh selidik pada sahabatnya itu. Ayudia menatap wajah Manda yang meminta penjelasan darinya. Membuat Ayudia bingung harus berkata apa. Jujur atau berbohong. Karena dia takut jika Manda akan tahu dengan apa yang dilakukan Kenzo tadi.
Kebetulan sekali nasib baik berpihak pada Ayudia, karena di saat dia ingin menjawab pertanyaan Manda barusan ternyata ada guru yang sudah memasuki kelasnya untuk mengajar di jam pertama. Membuat Manda langsung duduk di tempatnya semula sambil melirik Ayudia seraya berkata lirih.
"Lo hutang penjelasan sama gue," ucap Manda dan Ayudia langsung mengangguk pelan.
***
Sementara itu di tempat cafe Ayudia bekerja, semuanya tampak sedang sibuk karena ada tamu dari ibu-ibu sosialita yang sedang berkumpul bersama dengan para sahabat mereka. Mereka sedang mengadakan arisan dengan nominal ratusan juta. Tentu saja bukan nominal yang banyak bagi mereka yang begitu raya dan tidak pernah kekurangan materi.
"Dua minggu lagi arisan diadakan di rumah kamu aja jeng, gimana?" tanya salah seorang ibu sosialita dengan penampilan yang begitu mencolok.
"Bisa, tapi menunya dari resto ini aja bagaimana? Kalian suka nggak? Kentulan sekali anakku juga ulang tahun pas arisan besok. Sekalian aku mau rayain buat dia," jawab salah ibu sosialita yang tampak menggunakan barang branded yang melekat di tubuhnya.
Bersamaan dengan itu, ada Ayudia yang baru saja datang dari luar karena baru pulang sekolah. Dengan cepat dia mengganti seragam sekolahnya dengan seragam kerja.
Saat Ayudia ingin ke ruangan ganti, tiba-tiba dia dipanggil oleh salah satu pelanggan tadi yang akan mengadakan arisan di rumahnya. Dengan cepat Ayudia menghampiri mereka tanpa mengganti seragamnya terlebih dahulu karena takut jika mereka membutuhkan dirinya segera. Sepertinya Ayudia hapal dengan kelompok ibu-ibi sosialita tersebut.
"Iya Nyonya, ada apa ya? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Ayudia dengan sopan sambil membungkukkan badannya pertanda memberi hormat pada mereka.
"Bos kamu ada nggak? Atau manajer nya deh, soalnya saya mau pesan makanan di sini buat acara arisan di rumah saya lusa," ucap Ibu tersebut.
"Ada, sebentar saja panggilkan dulu ya?" sahut Ayudia kemudian membalikkan badannya dan kembali ke belakang untuk memanggil manajernya. Tetapi sebelumnya Ayudia mengganti seragam sekolahnya terlebih dahulu agar tidak kotor. Ayudia berjalan menuju loker. Namun di sana ada dua orang yang tidak menyukai dirinya tetapi Ayudia tidak peduli dengan mereka. Karena niatnya hanya ingin kerja.
Setelah selesai mengganti pakaian, Arumi ingin pergi mencari manajer nya. Lalu Arumi mengetuk pintu tersebut, ternyata ada jawaban dari dalam. Sehingga Ayudia memberanikan diri untuk masuk ke dalam.
"Ada apa Ayu?" tanya manajer tersebut.
"Ada pelanggan resto dan cafe kita yang nyariin Bapak, katanya mau ketemu ingin membicarakan sesuatu," sahut Ayudia dengan hormat.
"Dia ada di depan?" tanya manajer itu.
"Ya Pak, mereka sepertinya ingin memesan jasa kita buat acara arisan. Namun mereka ingin mencari Bapak terlebih dahulu."
"Baiklah, kalau begitu kamu juga ikut dengan saya. Bawa nota dan pulpen seperti biasa!" titah manajer itu sambil bangkit dari kursi kebesarannya dan berjalan keluar untuk menemui orang yang dimaksud Ayudia barusan. Ayudia pun mengekor di belakangnya sambil meriah nota dan pulpen yang ada di dekat meja kasir saat sudah berada di luar ruangan.