Malam ini di tengah hutan, hanya ada mereka berdua. Kenzo yang sejak tadi hanya diam saja sambil bermain ponsel tiba-tiba teringat dengan Ayudia yang ada di sampingnya. Kenzo terkejut saat melihat Ayudia yang menggigil karena kedinginan. Padahal jaket miliknya tadi sudah dia pinjamkan kepada Ayudia kenapa bisa gadis itu masih kedinginan seperti itu. Kenzo lalu mendekati Ayudia. Terdengar bunyi gemeretak gigi karena bibirnya bergetar. Meskipun tidak ada penerangan dari lampu. Namun suasana di hutan itu masih bisa dilihat karena cuaca malam itu cerah sekali dengan bulan penuh yang bersinar terang.
"Ayu, lo nggak apa-apa?" tanya Kenzo dengan nada terdengar sangat khawatir. Ayudia hanya menggeleng pelan sambil memeluk erat lututnya dan meletakkan dagunya diatas lutut.
"Lo kedinginan? Kenapa bisa parah begini sih? Kan udah pakai jaket dobel itu."
Kenzo merasa heran dan baru tahu kali ini melihat orang yang kedinginan seperti mengalami hipotermia.
"Aku nggak kuat dingin seperti ini," jawab Ayudia dengan terbata. Udara di puncak itu memang sangat dingin sekali jika di malam hari. Siapapun pasti akan kedinginan jika tidak terbiasa. Kenzo yang sejak tadi hanya memakai kaos lengan panjang tidak merasa kedinginan sama sekali karena sejak tadi dia merokok.
Meskipun usianya masih remaja Kenzo sudah mencoba benda nikotin itu.
Kenzo membawa rokok dari rumah untuk menghangatkan tubuhnya di malam hari karena dia tahu bagaimana suasana puncak jika malam hari. Sebenarnya jika ketahuan oleh kedua orang tuanya Kenzo tidak diizinkan menikmati benda nikotin tersebut. Tetapi karena kedua orang tuanya terlalu sibuk Kenzo malah menggunakan benda bernikotin itu.
Kenzo kini mengikis jarak antara ayudia dan dirinya. Membuat Ayudia merasakan gugup. Disaat kedinginan seperti itu Ayudia masih bisa merasakan jantungnya berdebar tak karuan. Bagaimana tidak, hembusan napas Kenzo terasa hangat menyapu seluruh permukaan wajahnya dengan aroma rokok yang barusan dia hisap.
"Gue bantu lo biar hangat ya," bisik Kenzo tepat di telinga Ayudia sehingga membuat bulu kuduk Ayudia merinding. Mendengar bisikan dari Kenzo Ayudia tidak bisa melawan karena kedinginan. Akhirnya Ayudia hanya diam saja saat Kenzo merengkuh tubuhnya di dalam pelukan Kenzo. Kenzo mendekatinya begitu erat sehingga aroma tubuh Kenzo sangat menyengat di indera penciuman Ayudia. Aroma maskulin yang begitu menggoda membuat Ayudia merasa seperti terkena sengatan listrik. Tiba-tiba tubuhnya menegang seketika saat dipeluk oleh Kenzo dengan begitu orang. Dan darahnya berdesir hebat.
Melihat Ayudia yang hanya diam saja sejak tadi sambil menahan dingin Kenzo menatap wajah Ayudia yang sedang berada di dadanya. Lalu Kenzo menarik dagu Ayudia. Menatap bibirnya sekilas dengan bayangan yang samar-samar terlihat dari sinar bulan malam ini. Membuat Kenzo tergerak hatinya untuk menikmati bibir penuh milik Ayudia itu. Entah mendapat dorongan dari mana kini bibir Kenzo sudah menempel di bibir Ayudia yang sejak tadi terpejam. Sinyal Ayudia membuka matanya begitu merasakan ada benda kenyal yang menyentuh bibirnya. Kenzo tidak peduli saat Ayudia berusaha untuk berontak dan memukul dadanya. Kini Kenzo malah meraih tengkuk Ayudia dan melumat bibir Ayudia dengan begitu dalam.
Ayudia ingin memberontak lagi namun kedua tangan Kenzo menahan nya. Kini Ayudia hanya bisa pasrah saja dan tanpa sadar kini tangannya mengalung di leher Kenzo. Melihat Ayudia yang seperti itu Kenzo semakin lancar melakukan aksinya dan tidak memberi izin untuk Ayudia bernapas. Ayudia tidak membalas ciuman Kenzo karena ini adalah pengalaman pertama bagi Ayudia merasakan ciuman se ekstrem itu. Tidak ada yang berani menyentuh bibirnya kecuali Kenzo.
Beberapa menit kemudian, saat menyadari jika Ayudia kehabisan oksigen, Kenzo langsung melepas bibirnya dari bibir Ayudia. Setelah itu Kenzo menatap bibir Ayudia yang terlihat membengkak karena ulahnya barusan. Ayudia lalu menunduk malu karena ikut menikmati ciuman Kenzo yang menghangatkan tubuhnya malam ini. Jangan tanya darimana Kenzo bisa pandai berciuman seperti itu. Ini pertama kalinya dia berciuman dengan seseorang. Semua adegan yang dia ciptakan tadi dia pelajari dari video yang selama ini ditonton bersama kedua temannya yang sialan itu. Keparat memang, tapi Kenzo suka karena dia merasa kejenuhan nya ditinggal kedua orang tuanya kerja tanpa henti membuatnya merasa sedikit terhibur. Salahkan Bayu yang pertama kali mengenalkan tontonan seperti itu pada Kenzo. Dan kini sasarannya praktek adalah bibir penuh milik Ayudia.
Tak ada kata maaf setelah Kenzo melakukan itu. Ayudia sendiri memilih diam dan tidak berani mengeluarkan suaranya. Mereka kini larut dalam pikirannya masing-masing di tengah hutan yang begitu dingin. Saat ini Ayudia sangat berharap agar bisa keluar dari hutan tersebut dan segera pulang menemui ibunya di rumah. Malam ini mereka berdua tidur di tengah hutan. Kenzo masih belum bisa tidur karena banyak nyamuk. Sedangkan Ayudia sudah terlelap tanpa beban. Dan tanpa sadar kepalanya hampir tertunduk, Kenzo yang menyadari itu langsung menyangga kepala Ayudia dengan tangannya. Dan meletakkan kepala Ayudia di bahunya agar merasa nyaman.
***
Keesokan harinya, Kenzo dan Ayudia sudah terbangun dari tidurnya. Kenzo baru bisa tidur saat jam menunjukkan hampir pukul 4 pagi. Dan kini jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Mereka berdua tidur dengan berpelukan satu sama lain tanpa mereka sadari. Ayudia langsung menjauh dari Kenzo saat menyadari jika dia sedang memeluk Kenzo. Betapa malunya dia saat berada di posisi seperti itu.
"Gimana caranya kita keluar? Aku takut jika mereka semua ninggalin kita di hutan ini," ucap Ayudia setelah menjauh dari Kenzo dan berusaha untuk menghilangkan rasa canggung dia rasakan setelah memeluk tubuh Kenzo.
"Ya udah sekarang kita cari jalan keluarnya. Moga bisa keluar dari hutan ini sebelum mereka semua pulang," jawab Kenzo seraya bangkit dari duduknya. Ayudia juga melakukan hal yang sama dengan Kenzo.
"Maaf, jaket kamu aku cuci dulu ya? Aku kembalikan besok."
Ayudia baru menyadari jika jaket yang dia kenakan saat ini adalah milik Kenzo.
Kenzo membalikkan badannya dan menatap wajah Ayudia yang polos tanpa make up. Meski baru bangun tidur seperti sekarang Ayudia tetap saja terlihat cantik. Kenzo salut dengan Ayudia yang berani tampil tanpa make up. Hah? Ayudia cantik? Begitu sadar Kenzo langsung menepis tanggapannya itu. Bisa-bisanya dia berpikir jika Ayudia cantik. "Nggak usah dicuci, balikin sekarang aja. Aku nggak mau yang lain tahu nanti jika kamu pakai jaket aku. Lepaskan aja sekarang!"
Deg.
Batin Ayudia tersentak saat mendengar ucapan Kenzo barusan. Malukah Kenzo jika semuanya tahu kalau dia memakai jaketnya? Dengan cepat Ayudia lalu melepas jaket tebal milik Kenzo dan Kenzo langsung meraihnya dan menyampirkan di lengannya saja tidak dipakai.
Sementara itu kini Kenzo berjalan terlebih dahulu dan mencari jalan keluar agar bisa pulang dan meninggalkan hutan itu. Ayudia mengekor di belakang Kenzo dengan perasaan yang tak menentu.