Semua murid sudah selesai mendirikan tenda. Dan kini mereka semua mengadakan makan bersama yang sudah disediakan oleh panitia penyelenggara. Kenzo sejak tadi tak hentinya memperhatikan gerak gerik Ayudia. Ada sesuatu yang direncanakan untuk Ayudia. Tetapi hanya dirinya belum yakin jika Ayudia mau menerima cintanya.
Setelah selesai makan siang semua murid murid istirahat sebentar setelah istirahat nanti mereka ditugaskan untuk mengumpulkan bendera yang berada di beberapa titik di dalam hutan. Itu merupakan tugas dari para guru sebagai hiburan yang akan mereka adakan selama mengadakan kegiatan di puncak. Dilanjut malam nanti akan diadakan api unggun dan besok sudah kembali pulang ke rumah mereka masing-masing.
"Perhatian buat semuanya, bagi yang sudah menghabiskan waktu istirahat siang ini harap berkumpul di lapangan!" Pak Bagas menghimbau pada semua muridnya agar mereka berkumpul dan akan diberi arahan untuk melaksanakan tugas mereka sore ini.
Para murid yang mendengar sontak saja berhamburan menuju ke lapangan. Tak terkecuali para geng Kenzo dan Ayudia juga. Mereka berkumpul di depan pak Bagas. Setelah semua berkumpul pak Bagas mengutarakan maksudnya.
"Dengarkan baik-baik untuk tugas kalian kali ini, yaitu mengumpulkan bendera yang sudah disebar oleh panitia kita di beberapa titik hutan ini. Semuanya ada 20 bendera. Yang paling banyak mengumpulkan bendera maka dia lah pemenangnya, dan untuk kelompok sesuai dengan teman tenda kalian masing-masing." Begitulah himbauan dari pak Bagas agar semua murid-murid melakukan tugas dengan benar.
"Siap Pak!"
"Dimulai dari sekarang!" titah pak Bagas. Dan semua nya berlari menuju hutan untuk mengumpulkan bendera yang dimaksud.
Tak terasa sudah hampir setengah jam mereka menyusuri hutan yang tidak begitu menyeramkan. Di saat semuanya sedang fokus untuk mencari bendera yang dimaksud, Kenzo malah asyik bermain ponsel sendirian. Bayu dan Erland bosan mengingatkan jika Kenzo harus ikut mencari bendera. Namun diabaikan begitu saja oleh Kenzo dan kini Kenzo tidak sadar jika dirinya sedang sendirian berada di tengah hutan.
Saat sedang asyik bermain ponsel tiba-tiba dia mendengar suara teriakan seorang perempuan yang meminta tolong. Suara itu begitu dekat dengan lokasi tempat dia berdiri saat ini. Merasa penasaran dengan suara barusan, Kenzo langsung memasukkan ponselnya di dalam saku celana. Setelah itu dia mencari sumber suara tersebut yang meminta tolong.
Entah kenapa suara itu sangat begitu tidak asing di telinganya. Dia seperti mengenali suara itu, mungkinkah itu suara temannya sekelas? Tidak ingin bertanya-tanya, lalu Kenzo mencari suara tersebut. Dan akhirnya dia sudah berada di dekat tebing yang begitu tinggi. Di sekitarnya banyak pepohonan yang begitu rindang. Namun di situ tidak ada temannya sekelas sama sekali. Hanya kesunyian yang mencekam, dan Kenzo baru sadar jika dirinya sudah terpisah terlalu jauh dengan teman-temannya.
Namun saat ia akan kembali ke tempat teman-temannya, Kenzo mendengar suara tangisan dan juga permintaan tolong. Suara itu begitu lirih, tidak sekencang tadi. Membuat Kenzo langsung membalikkan tubuhnya untuk menolong perempuan tersebut. Dan saat dia berhasil menemukan suara tersebut berapa terkejutnya Kenzo saat menyadari siapa orang tersebut, yang tak lain adalah Ayudia. Dengan cepat Kenzo menarik tangan Audia yang sedang memegang akar pohon di pinggir tebing itu. Ayudia tampak sekali ketakutan.
"Ayu, kenapa lo bisa ada di sini?" tanya Kenzo sambil mengulurkan tangannya agar ayudia segera meraih nya. Kenzo tampak panik saat melihat Ayudia yang seperti tidak kuat menarik tangan nya.
"Cepetan lo pegang tangan gue, biar lo cepet nyampe ke atas!" Kenzo memberi arahan kepada Ayudia agar segera menarik tangannya. Lalu dengan niat yang kuat, Ayudia segera meraih tangan Kenzo agar segera tiba di atas. Dengan susah payah Kenzo menarik tangan Ayudia. Sekali dua kali masih sulit, namun pada akhirnya Kenzo bisa menarik tubuh Ayudia dengan kencang, sehingga kini tubuh Kenzo terjengkang dan Ayudia berada di atas tubuh Kenzo saat ini. Membuat Kenzo langsung terkejut saat melihat wajah Ayudia yang begitu cantik dan mempesona meskipun tanpa memakai polesan bedak. Posisinya kini mereka seperti sedang berpelukan. Tidak ingin terlihat jika dirinya berdebar, Kenzo langsung menjatuhkan tubuh Ayudia ke bawah agar dirinya bisa duduk.
"Lo cari kesempatan?" tanya Kenzo dengan wajah datar. Sedangkan Ayudia merasakan sakit di punggung dan juga tangannya karena kelamaan memegang akar pohon tadi.
"Maaf," ucap Ayudia yang kemudian bangkit dari tubuh Kenzo. Tangannya masih terasa sangat sakit. Membuat Ayudia meringis menahan sakit itu.
"Kenapa lo bisa ada di pinggir tebing dan sendirian? Lo mau cari mati?" tanya Kenzo yang kini sudah duduk. Kenzo duduk di atas tanah yang ditumbuhi rumput-rumputan. Ayudia ada di depan Kenzo namun masih berjarak.
"Aku juga nggak tau kenapa bisa pisah dengan kelompok aku. Tadi aku berusaha untuk ambil bendera tapi nggak di dekat tebing tadi. Aku kesandung batu makanya bisa jatuh dan sudah merosot ke pinggir tebing. Terima kasih karena berkat kamu aku selamat," ucap Ayudia yang menjelaskan kronologinya jatuh di pinggir tebing tadi. Dia merasa takut andai tadi tidak ada Kenzo. Yang ada di pikirannya tadi adalah ibunya yang ada di rumah. Dia masih belum tega meninggalkan ibunya sendirian di dunia ini.
"Makanya jangan ceroboh. Nyawa taruhannya kalau misal nggak ada yang nolong lo," celetuk Kenzo dengan wajah dingin.
Sementara saat ini mereka mengobrol, semua teman-temannya yang sudah selesai melaksanakan tugasnya kembali ke lapangan untuk menyerahkan bendera tersebut kepada panitia untuk dihitung. Semuanya kini sudah berkumpul dan berbaris dengan tapi. Namun di antara mereka ada yang menyadari jika tidak ada teman mereka. Yaitu Manda, yang baru saja sadar ternyata tidak ada Ayudia.
"Maaf Pak, sepertinya teman saya Ayudia tidak ada saat ini," ucap Manda panik begitu tahu tidak ada Ayudia.
"Teman kita juga Pak, Kenzo. Sejak tadi tidak ada, sepertinya sedang nyasar dia Pak," ucap Erland yang mulai panik. Begitu juga dengan Bayu yang sejak tadi mencari keberadaan Kenzo namun tak kunjung bertemu.
Mendengar laporan dari kedua muridnya membuat Pak Bagas terlihat panik. Dia tidak ingin ada kejadian yang tidak diinginkan, namun malah terjadi di luar dugaannya.
"Siapa saja?" tanya Pak Bagas panik. Begitu juga guru yang lain terlihat panik juga.
"Ayudia."
"Kenzo."
Ucap Erland dan Manda bersamaan. Sontak saja semua riuh dan terkejut mendengar jika Kenzo pujaan para cewek Darma Bangsa hilang. Yang mereka pikirkan saat ini tentang kondisi Kenzo, bukan Ayudia.
"Baiklah kita berpencar untuk mencari teman kita yang hilang. Mungkin mereka nyasar sehingga tidak tahu jalan keluarnya." Pak Bagas mengajak mereka semua untuk mencari Kenzo dan Ayudia. Sedangkan saat ini Manda sangat cemas sekali memikirkan keadaan Ayudia.