Di saat semua teman sekolah Kenzo dan Ayudia beserta guru-guru mencari keberadaan mereka berdua, kini Ayudia sedang menahan sakit di tangannya yang terluka karena sejak tadi dia menahan dirinya dengan menarik akar agar tidak terjatuh di tebing tadi. Telapak tangannya memerah, namun dia tidak berani mengeluh pada Kenzo yang kini sedang menatapnya kesal.
"Gara-gara lo gue juga tersesat tau nggak di hutan ini, mana mau gelap lagi," keluh Kenzo saat dirinya tidak ingat akan jalan keluar. Pasalnya di hutan itu tidak ada bekas jalan panjang yang biasa dilewati oleh orang-orang. Membuat Kenzo bingung melihat jejak kaki manusia.
Ayudia yang sedang duduk di atas rumput sambil bersandar di pohon menatap punggung Kenzo yang sedang membelakangi nya.
"Maaf, tapi tadi aku benar-benar nggak sengaja jatuh. Harusnya kamu abaikan saja aku biar jatuh sekalian," ucap Ayudia yang merasa bersalah karena Kenzo tidak bisa kembali bertemu dengan semua temannya. Padahal Ayudia juga sama, ia ingin sekali keluar dari hutan yang menyeramkan itu karena hari sudah mulai gelap. Membuat Ayudia takut dan merinding sendiri.
Kenzo menoleh pada Ayudia yang sedang duduk bersandar di pohon besar dengan kaki yang diselonjorkan.
"Percuma lo bilang gitu, harusnya tadi lo ga usah teriak," jawab Kenzo dengan kesal. Entah kenapa dia sangat terlihat kesal dengan Ayudia. Membayangkan jika dia akan menjadikan kekasih palsunya membuat niatnya tiba-tiba saja urung. Tetapi dia takut kalah dengan temannya. Dia tidak mau jika pesonanya menjadi siswa populer hilang begitu saja.
"Terus bagaimana kalau kita tidak bisa keluar dari tempat ini? Apa kita akan bermalam di sini?" tanya Ayudia yang merasa takut. Kemudian Kenzo berjalan mendekati Ayudia yang sejak tadi hanya duduk di dekat pohon itu.
"Kalau lo nanya ke gue terus gue nanya ke siapa? Ya jelaslah malam ini kita itu bermalam di hutan ini. Memang bisa kita keluar dari hutan ini dan menuju tenda. Nggak bisakan? Coba lihat semua yang ada di tempat ini itu nggak menunjukkan jalan keluar sedikitpun," ucap Kenzo yang sangat dekat dengan wajah Ayudiai sambil berjongkok di samping Ayudia. Dan kini caranya begitu dekat membuat Ayudia menyampingkan wajahnya karena tidak ingin melihat wajah tampan Kenzo yng membuat hatinya benar-benar luluh.
Lalu Kenzo bangkit dari posisinya yang berjongkok sambil merogoh ponselnya yang diletakkan di saku celananya tadi. Dia melihat tidak ada sinyal di ponsel nya sama sekali. Oleh sebab itu dia sulit untuk menghubungi kedua sahabatnya untuk meminta pertolongan.
"Sial, mana di sini nggak ada sinyal lagi, sial banget sih," gerutu Kenzo yang masih bisa didengar oleh Ayudia. Membuat Ayudia menunduk. Dan lagi-lagi dia merasa bersalah, rasa sakit di tangannya seolah hilang seketika saat mendengar perkataan Kenzo barusan. Padahal telapak tangannya sangat begitu perih sekali.
***
Sementara itu para siswa Darma Bangsa tengah sibuk mencari Kenzo dan Ayudia. Tentu saja yang mereka teriakan hanyalah nama Kenzo, karena dari mereka tidak ada yang menyukai Ayudia. Namun tidak ada petunjuk sama sekali dari mereka karena tempat yang mereka tuju bukanlah tempat dimana Kenzo dan Ayudia berada saat ini.
Jika Kenzo dan Ayudia berada di sebelah barat maka sebagian murid mencari di sebelah utara dan sebagiannya lagi mencari di bagian arah timur. Oleh sebab itu mereka tidak menemukan keberadaan Kenzo dan Ayudia sama sekali. Membuat para guru panik karena murid nya ada yang hilang.
"Bagaimana ini Pak Bagas, sudah sore hari mereka berdua belum ditemukan. Apa kita tetap mencari mereka?" tanya salah satu dari murid Darma Bangsa. Bayu dan Erland juga ikut mendengarkan, dia juga mencemaskan keadaan Kenzo Sejak tadi Erland dan Bayu mencoba untuk menghubungi Kenzo namun ponselnya tidak aktif. Membuat Bayu dan Erland merasa cemas sekali.
"Kalau sampai sore ini tidak ditemukan juga terpaksa kita lanjutkan besok. Mungkin mereka sedang tersesat, saya berharap mereka berdua bisa menjaga diri mereka. Kita berdoa saja untuk kedua teman kita," jawab Pak Bagas dengan begitu yakin jika Kenzo dan Ayudia pasti akan baik-baik saja dan tidak terjadi apapun. Meskipun saat ini dirinya sedang cemas beserta guru yang lainnya. Tetapi untuk mencari Kenzo dan Ayudia sangat tidak memungkinkan karena hari sudah mulai gelap. Kini mereka semua kembali ke tenda mereka masing-masing untuk membersihkan diri dan lanjut ke acara api unggun nanti malam.
Sedangkan Kenzo dan Ayudia kini hanya duduk saling diam tanpa ada yang mengucapkan sepatah kata pun. Saat ini Ayudia sedang gugup berada di dekat Kenzo. Tidak bisa dibayangkan sebelumnya jika dirinya bisa sedekat ini dengan Kenzo. Siswa yang paling populer di sekolahnya siapapun yang melihat Kenzo berjalan selalu menjadi pusat perhatian, tidak seperti dirinya yang hanya dianggap debu di sekolahan elit tersebut. Jadi sangat tidak mungkin baginya untuk menggapai Kenzo.
Namun Ayudia bersyukur karena bisa mendapatkan beasiswa dan bisa sekolah di sekolahan elit tersebut. Kenzo melihat jika Ayudia yang tampak menggigil kedinginan sementara hari sudah mulai gelap. Dia tidak tega melihat Ayudia seperti itu. Lalu Kenzo melepaskan jaketnya yang tebal itu untuk dipakai oleh Ayudia karena Kenzo melihat jika Ayudia hanya memakai jaket tipis.
"Nih, lo pakai jaket gue biar nggak kedinginan, gue tau lo pasti kedinginan," ucap Kenzo dengan wajahnya yang datar. Meski begitu dia perhatian kepada Ayudia. Membuat Ayudia terkesima dan mematung melihat aksi Kenzo yang tampak manis di matanya. Namun Ayudia tidak ingin buru-buru percaya diri mungkin saja Kenzo melakukan itu hanya karena kasihan padanya.
"Kamu pakai saja pasti kamu juga kedinginan," tolak Ayudia yang tidak ingin membuat Kenzo kedinginan.
"Udahlah pakai aja, gue udah biasa kedinginan," sahut Kenzo sambil memasangkan jaket tersebut di tubuh Ayudia tanpa persetujuan dari Ayudia. Dia menahan napas saat wajah Kenzo berada di dekatnya dan u jarak mereka begitu intim sehingga jantungnya berdebar tak karuan dan salah tingkah.
Namun Kenzo bersikap santai saja, dia malah menggoda Ayudia dengan mendekatkan hidungnya di dekat hidung Ayudia seakan ingin berciuman. Membuat Ayudia memejamkan mata karena wajah Kenzo begitu dekat tanpa jarak.
Melihat Ayudia yang memejamkan matanya membuat Kenzo ingin sekali melumat bibir Ayudia yang tampak menggoda. Namun buru-buru Kenzo menjauhkan wajahnya karena dia masih ingat dengan misinya yang belum direncanakan. Kenzo tidak ingin terlalu terburu-buru.
"Heh jangan geer lo, emangnya lo berharap apa ke gue sampai memejamkan mata," ucap Kenzo mengejek Ayudia yang sedang memejamkan matanya begitu wajahnya berada di dekat ayudia tadi.
Ayudia langsung membuka matanya dan merasa malu saat menyadari apa yang barusan dia lakukan. Dan merutuki kebodohannya barusan.