Chereads / Rindu Yang Tersimpan / Chapter 9 - Kenzo Tahu Pekerjaan Ayudia

Chapter 9 - Kenzo Tahu Pekerjaan Ayudia

Pulang dari sekolah Ayudia berjalan terlebih dahulu untuk menghindari Kenzo yang saat istirahat tadi mengecup pipinya. Tidak ada yang tahu dengan perbuatan Kenzo saat istirahat tadi di kelas. Karena buru-buru Ayudia menjauh dari Kenzo dan keluar dari kelas sebelum anak-anak kembali dari kantin. Sedangkan saat ini Manda sedang mencari Ayudia untuk diajak pulang bersama. 

Ayudia tidak pernah mengatakan pada Manda jika dirinya juga bekerja paruh waktu di resto n cafe yang letaknya tidak jauh dari sekolahan Darma Bangsa. Setelah semuanya terlihat sepi dan sudah pulang ke rumah masing-masing Ayudya baru memberanikan diri untuk jalan pulang. Ia pikir semua sudah pulang, begitu juga dengan Kenzo. Namun Ayudia salah, ternyata kini Kenzo sedang mengikutinya dari belakang dengan menggunakan motor sport nya. Lagi-lagi Kenzo mengganggu Ayudia yang sedang berjalan menuju Resto n Cafe. Kenzo tidak tahu jika Ayudia bekerja paruh waktu setelah pulang dari sekolah. 

Melihat Kenzo yang mengikutinya membuat Ayudia merasa tidak nyaman. Lalu Ayudia berhenti dan memandang wajah kenzo yang masih menggunakan helm full face. 

"Kenapa sih ngikutin aku terus? Apa kamu nggak ada kerjaan lain selain ikuti aku?" tanya Ayudia yang merasa heran. Meskipun dirinya benar-benar telah jatuh cinta pada Kenzo, namun dengan sikap Kenzo yang seperti itu malah membuat Ayudia merasa takut dan tidak nyaman. Yang ditakutkan Ayudia saat ini, jika nanti dia merasa percaya diri dan merasa dicintai oleh Kenzo. Kenzo lalu mengangkat kaca helm full face nya. 

"Kenapa setiap pulang lo berjalan ke arah sini? Nggak sama dengan arah saat lo berangkat sekolah, mau kemana lo? Yuk buruan bareng. Gue akan antar lo sampai rumah," ajak Kenzo yang berusaha mengajak Ayudia pulang bersama dirinya. Lagi-lagi Ayudia menolak ajakan Kenzo. 

"Maaf aku lagi ada urusan, jadi aku nggak bisa bareng sama kamu. Terima kasih tawarannya," tolak Ayudia sambil berjalan kembali meninggalkan Kenzo yang merasa kesal karena ditolak oleh Ayudia. 

Kenzo tidak menyangka jika Ayudia akan menolak ajakannya. Kenzo pikir Ayudia.dengan mudahnya naik di boncengan motor sport nya dan memeluk erat pinggangnya seperti permintaan para cewek-cewek di sekolahan Darma Bangsa selama ini padanya, termasuk Jenifer. Kenapa Ayudia sangat beda banget? Begitu pikir Kenzo, sehingga membuat Kenzo semakin merasa penasaran dengan Ayudia. 

Kenzo tidak langsung pulang ia masih mengikuti langkah Ayudia tanpa sepengetahuannya. Kenzo melihat jika Ayudia masuk ke sebuah Resto n cafe yang mewah di daerah yang sering dilewati. Bahkan Kenzo sering sekali nongkrong di cafe tersebut bersama Bayu dan Erland. Cafe tersebut tergolong cukup maha, apa mungkin Ayudia sanggup membayar semua makanan di cafe itu? pikir Kenzo. 

Karena setahu Kenzo, jika Ayudia bukanlah orang yang kaya. Merasa penasaran, Kenzo tetap mengikuti Ayudia. Ia ingin tahu apa saja yang dilakukan oleh Ayudia di kafe tersebut. Begitu Ayudia masuk, Kenzo segera memarkirkan motornya di halaman depan Cafe. Sedangkan Ayudia tidak tahu jika Kenzo mengikutinya hingga ke cafe tersebut. 

Kenzo tidak langsung masuk, ia hanya mengintai dari luar saja. Saat ia melihat ada seorang karyawan yang ingin mengantarkan pesanan, Kenzo lalu menghampirinya dan ingin bertanya tentang Ayudia. 

"Permisi Mas, saya mau tanya," ucap Kenzo kepada karyawan laki-laki tersebut yang tak lain adalah Elang.

"Iya ada apa?" tanya Elang saat memasukkan makanan di Box yang akan ia antar pada konsumennya. 

"Saya mau tanya, apa Mas kenal dengan Ayudia?" tanya Kenzo hati-hati.

"Oh, Ayudi. Iya dia rekan kerja saya di sini. Ada apa?" tanya Elang balik.

"Nggak ada, saya cuma mau tanya aja karena dia teman sekolah saya. Saya tanya sama Masnya kenal atau nggak dengan Ayudia. Kalau begitu saya permisi dulu ya Mas," ucap Kenzo. Lalu Kenzo kembali lagi berjalan mendekati motor sportnya dan ingin segera pulang meninggalkan kafe tersebut. Kini ia sudah tahu jawabannya kenapa Ayudia selalu berada di kafe tersebut setelah pulang sekolah. Ternyata Ayudia bekerja di cafe itu. Melihat Kenzo yang sudah berlalu dari hadapannya, Elang kembali melanjutkan pekerjaannya dan menyalakan motor untuk mengantarkan pesanan delivery yang masuk hari ini. 

Sedangkan Ayudia yang berada di dalam Cafe tidak tahu jika ada Kenzo di depan menanyakan dirinya pada Elang. Ayudia sudah berganti kostum para karyawan Cafe. Ia tidak memperdulikan wajah Tia dan Selly yang menatapnya sinis. Baginya ia hanya ingin mencari uang saja dan tidak ingin mencari musuh seperti Tia dan Selly. 

Setelah pulang sekolah Ayudia selalu merasa lelah dan ingin istirahat di rumah seperti para siswa yang lain. Tetapi ia sadar, jika dirinya tidak bekerja paruh waktu maka ia dan ibunya yang di rumah tidak bisa makan. Dan ibunya tidak bisa membeli obat sama sekali. Ayudia sadar jika dirinya bukanlah orang yang kayam Oleh sebab itu meski tubuhnya lelah ia harus tetap bekerja paruh waktu. 

Sebentar lagi ujian meski begitu Ayudia harus tetap bekerja demi bisa membelikan makanan yang enak untuk ibunya. Ayudia tidak pernah marah pada ibunya yang sering sakit-sakitan, bahkan selama ini Elang juga tahu jika Ayudia merawat ibuny. Elang pernah menawarkan bantuan pada Ayudia namun Ayudia selalu menolak bantuan dari Elang. Karena ia merasa tidak pantas dan tidak ingin mengharapkan belas kasihan dari orang lain termasuk Elang. Ayudia beruntung sekali mempunyai teman kerja seperti Elang. Elang sudah dianggap kakak yang baik bagi Ayudya. 

Sementara itu Kenzo yang pulang dari kafe tadi kini sudah berada di dalam rumah. Saat dirinya sudah masuk tiba-tiba di dalam ada mamanya yang berada di ruang keluarga. Melihat ada mamanya di rumah saat pulang sekolah, membuat Kenzo merasa heran karena tidak biasanya mamanya ada di rumah. Lalu Kenzo menghampiri mamanya dan ingin bersalaman. 

"Hai Mama, tumben di rumah Mama. Apa nggak kerja?" tanya Kenzo sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman pada mamanya. Lalu mamanya melihat putra tampannya itu. 

"Mama lagi nggak enak badan, jadinya mama pulang sebelum selesai pekerjaan," jawab mamanya sambil memijat tengkuknya yang terasa pegal. Meskipun sedang sakit mamanya masih memangku laptop untuk memantau pekerjaannya dari rumah. 

"Itu karena Mama kecapean. Makanya Mama sakit, coba Mama nggak usah kerja di rumah aja Ma. Kan udah ada papa yang kerja," ucap Kenzo yang merasa tidak suka jika mamanya ikut bekerja karena meskipun mamanya tidak bekerja papanya masih sanggup memenuhi semua kebutuhan mamanya. 

"Kamu itu nggak tahu apa-apa Kenzo, kalau mama nggak kerja mama jenuh di rumah. Lagian mama punya karir, sayang dong kalau dianggurin gitu aja," jawab mamanya yang tak suka mendengar ucapan Kenzo barusan. Kenzo yang mendengar ucapan mamanya hanya bisa tersenyum hambar, lalu ia segera melanjutkan langkahnya dan ingin masuk ke dalam kamar tidak ingin memikirkan mamanya yang gila pekerjaan itu.