Kenzo barusan kepikiran dengan apa yang dikatakan Bayu. Ia juga berpikiran seperti itu, namun hatinya sedikit janggal seperti tidak rela dan juga kesal saat mendengar Ayudia menjual tubuhnya demi uang.
"Ya mungkin aja sih, tapi kita kan nggak ada bukti." Kenzo menyahut ucapan Bayu.
"Kalau gue percaya nya gitu. Masa iya anak sekolah jam segini baru pulang. Terus dia masih pakai seragam," ucap Bayu yang masih berasumsi buruk tentang Ayudia.
"Mungkin saja dia kerja apa gitu," sahut Kenzo lagi dan masih berusaha untuk tidak percaya dengan apa yang dikatakan Bayu barusan.
"Lo bela dia? Jangan-jangan lo suka lagi dengan Ayudia. Ingat, lo harus bisa taklukkan dia. Cuma buat mainan aja," ucap Bayu yang mengingatkan Kenzo agar tidak lupa dengan rencana yang telah mereka sepakati.
"Alah, gue yakin dia pasti langsung mau," jawab Kenzo dengan jumawa. Dia sangat yakin jika Ayudia memang mudah didekati dan hanya buat hiburan saja.
"Yakin banget lo, gue nggak percaya sih kalau segampang itu deketin dia," pungkas Bayu.
"Yakin lah. Dia kan miskin jadi sudah pasti mau dia ama gue," celetuk Kenzo yang kini sedang berbaring di atas ranjang sambil memainkan ponselnya. Sedangkan Bayu duduk di sofa.
"Kalau Jennifer gimana? Mau nggak lo? Kayaknya dia suka sama lo," ucap Bayu dan Kenzo tampak mengerutkan dahinya mendengar ucapan Bayu.
"Dia seksi sih, tapi kayaknya dia cewek gampangan juga," sahut Kenzo.
Kini mereka terlibat membahas para cewek yang ada di sekolah mereka. Kenzo masih penasaran ingin menaklukkan Ayudia sesuai tantangan kedua sahabatnya. Malam ini Bayu tidur di rumah Kenzo karena keasyikan bermain game bersama. Sedangkan kedua orang tua Kenzo malam ini tidak pulang. Mereka jarang mengabari Kenzo jika tidak pulang ke rumah. Hal itu membuat Kenzo terkadang menjadi anaknya yang nakal dan bertindak semaunya.
Tak terasa malam telah berganti pagi, kini Kenzo sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Pagi-pagi sekali tadi Bayu sudah pulang karena tidak ingin terlambat datang ke sekolah.
Kenzo menuruni anak tangga sambil membawa tas di pundaknya. Saat akan keluar dari rumah, tiba-tiba Bi Asri memanggil Kenzo. Lalu Kenzo menghentikan langkah nya.
"Ada apa Bi?" tanya Kenzo saat melihat Bi Asri yang berjalan tergopoh menghampiri dirinya.
"Den Kenzo nggak sarapan dulu? Semua sudah bibi siapkan lo Den," tanya Bi Asri. Bi Asri merasa kasihan jika anak majikannya tersebut tidak sarapan terlebih dahulu.
"Nggak usah Bi, nanti Kenzo telat loh." Kenzo menolak karena ia malas jika hanya makan di meja sendirian. Tidak ada keramaian di rumahnya.
"Dari tadi malam Den Kenzo belum makan. Nanti kalau sakit gimana Den?" ucap Bi Asri yang merasa khawatir.
"Saya makan di kantin aja nanti. Keburu telat," tolak Kenzo lagi. Ia tidak akan mau makan di rumah sendirian jika sedang tidak mood.
Dengan langkah gontai Bi Asri kembali ke dapur setelah Kenzo keluar dan menghilang dari pandangannya. Setibanya di luar Kenzo tidak menaiki mobil sportnya, ia ingin menaiki motor sportnya hari ini karena belum pernah di pakai sama sekali semenjak beli saat ia baru masuk SMA saat itu.
***
Sedangkan Ayudia, kini sedang menyusuri jalanan menuju ke tempat sekolahnya. Sebenarnya ia sangat lelah tetapi ia tidak boleh menyerah jika ingin sekolah di Darma Bangsa. Ayudia ingin menjadi yang terbaik setelah lulus di sekolahan itu.
Saat Ayudia sedang asyik berjalan, tiba-tiba ada motor sport yang berhenti di sampingnya. Ayudia menoleh dan ternyata ada Kenzo yang juga ingin berangkat ke sekolah. Kenzo menurunkan kaca helmnya dan menatap Ayudia yang sedang menatapnya. Mata Ayudia terpaku pada sosok tampan yang kini sedang berada di depannya. Namun Ayudia buru-buru membuang pandangannya karena ia merasa tak pantas menyukai dan mengagumi Kenzo.
"Buruan naik! Biar nggak telat lo," ucap Kenzo dengan nada yang memerintah Ayudia.
"Maaf, aku jalan aja. Lagian masih ada beberapa menit lagi kok sebelum masuk," tolak Ayudia secara halus. Ia tidak ingin terbawa perasaan saat Kenzo mau mengajaknya berangkat bersama. Lihatlah! Dirinya yang tidak memakai barang-barang mahal. Ayudia merasa minder saat akan berangkat bersama Kenzo.
"Belagu banget sih lo, gue tuh mau nolong lo yang jalan kaki. Biar nggak telat, jangan geer lo." Kenzo merasa kesal saat mendapat penolakan dari Ayudia. Iya merasa jika harga dirinya sedang dipermalukan oleh Kenzo.
"Maaf!" Hanya kalimat itu yang bisa Ayudia ucapkan saat melihat Kenzo marah. Lalu Ayudia berjalan dengan langkah cepat agar segera sampai di sekolah dan meninggalkan Kenzo dengan sejuta kekesalannya akibat ditolak lagi dengan Ayudia.
'Sial, bisa malu gue kalau sampai Bayu dan Erland tau kalau gue ditolak lagi sama tuh cewek. Lagian belagu banget nggak mau dibonceng cowok keren,' gerutu Kenzo saat melihat punggung Ayudia yang sudah hampir menjauh darinya.
Lalu Kenzo segera memakai helm fullface nya kembali dan menyalakan mesin motornya. Ia tidak peduli jika Ayudia akan terlambat datang ke sekolah. Dengan kecepatan tinggi Kenzo segera mendahului Ayudia tepat di samping gadis itu. Sehingga membuat Ayudia yang sedang fokus berjalan langsung terlonjak kaget saat motor Kenzo berjalan cepat di sampingnya.
'Dasar orang kaya, untung aku nggak jantungan,' gumam Ayudia sambil mengelus dadanya pelan.
Lalu Ayudia kembali melanjutkan langkahnya menuju sekolah. Dan Ayudia melihat gerbang akan ditutup. Dengan cepat Ayudia berlari kencang.
"Pak, Pak, tunggu sebentar jangan ditutup dulu!" teriak Ayudia sambil berlari mendekati gerbang.
"Buruan neng. Keburu tutup. Untung masih ada waktu sedikit, tinggal beberapa detik nih," ucap pak Satpam dengan nama tag Tarjo yang ada di bajunya.
"Terima kasih Pak," sahut Ayudia sambil membungkukkan badannya dengan hormat. Lalu Ayudia melangkah dan berjalan dengan cepat menelusuri koridor sekolahan.
"Makanya jangan belagu jadi cewek. Ditolong sok jual mahal. Telat dan lari-larian kan lo," ejek Kenzo saat melihat Ayudia yang berlari dan berjalan dengan cepat menuju kelas.
Ayudia yang mendengarkan ejekan dari Kenzo berhenti sebentar tanpa menoleh dan melanjutkan kembali langkahnya. Hal itu membuat Kenzo semakin kesal karena ia pikir Ayudia akan sangat mudah didekati karena miskin dan dirinya yang super tajir.
Setibanya di kelas, Ayudia langsung duduk di tempatnya. Tempat duduknya tidak begitu jauh dari tempat duduk Kenzo. Semuanya sudah duduk dan siap menerima pelajaran. Ayudia bersyukur karena masih belum ada guru yang masuk ke kelas . Kenzo pun baru tiba hampir bersamaan dengan Ayudia. Karena ia tadi masih menunggu Ayudia dan ingin meledek gadis itu. Namun ledakannya tidak digubris sama sekali.
"Kenapa lo bisa bareng tuh cewek?" tanya Bayu dan Erland juga penasaran. Mereka mengira jika Kenzo sudah berhasil mengambil hati Ayudia.