Ayudia berjalan terus tanpa menghiraukan ajakan Kenzo. Entah kenapa Ayudia merasa janggal saat Kenzo tiba-tiba mendekatinya. Dengan langkah cepat Ayudia berjalan menyusuri jalanan khusus pejalan kaki. Sedangkan Kenzo hanya memperhatikan langkah Ayudia dari kejauhan tanpa menyalakan mobilnya lagi. Ayudia tidak menoleh ke belakang. Ia pikir Kenzo sudah balik dan melajukan mobilnya pulang.
Namun tanpa Ayudia ketahui, ternyata Kenzo mengikuti langkah Ayudia dari belakang dengan menjalankan mobilnya sangat pelan. Tujuan Ayudia kali ini bukan untuk pulang. Melainkan bekerja paruh waktu di cafe yang tak jauh dari sekolahan. Sudah hampir 2 bulan Ayudia bekerja di sana. Ia merasa senang karena bisa mendapatkan uang untuk ibu dan juga memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kenzo yang mengikuti Ayudia merasa penasaran dengan Ayudia yang masuk ke cafe tersebut. Rasanya sangat tidak mungkin orang seperti Ayudia mampu ke cafe tersebut, begitu pikir Kenzo. Lalu berbagai macam pikiran buruk melintas di benaknya. Mungkin saja Ayudia mencari uang dengan cara merayu para pria kaya yang ada di cafe tersebut.
'Hah, kenapa juga gue peduli dengan tuh cewek. Bukannya besok masih ada waktu buat deketin dia,' gumam Kenzo dan langsung menyalakan mesin mobilnya kembali.
Berusaha untuk tidak peduli dengan apa yang akan dilakukan oleh Ayudia, nyatanya Kenzo malah semakin penasaran. Tapi pikiran itu segera ditepis oleh Kenzo dan ia semakin melajukan mobilnya dengan kencang agar segera tiba di rumah.
Tak selang lama kemudian, akhirnya mobil yang dikendarai Kenzo sudah tiba di depan rumahnya. Kenzo segera masuk dan ingin merebahkan tubuhnya yang lelah dan juga terasa ngantuk. Meskipun lapar Kenzo jarang makan karena di meja makan hanya ada dia seorang, sunyi di rumah mewah yang seperti istana. Kedua orang tuanya selalu sibuk dengan karirnya masing-masing.
Setelah tiba di dalam rumah, bi Asri datang menghampiri Kenzo.
"Den Kenzo mau makan apa? Biar bibi masak kan ya Den?" tanya bi Asri saat melihat anak majikannya pulang dari sekolah.
"Nggak usah Bi, nanti aja kalau saya udah bangun. Soalnya saya ngantuk," sahut Kenzo lalu segera menaiki anak tangga satu persatu dengan cepat.
Di rumah besar seperti istana itu Kenzo hanya tinggal sendiri. Kedua orang tuanya pulang jika Kenzo sudah terlelap dan akan ada hanya saat sarapan pagi. Setelah itu rumah kembali sepi.
Setelah berada di kamar, Kenzo langsung melepas seragam sekolahnya dan hanya menggunakan boxer saja. Lalu Kenzo segera menghempaskan tubuhnya di atas ranjang king sizenya.
Dan baru beberapa detik Kenzo sudah terlelap dan terdengar suara dengkuran halus.
***
Sementara itu, di sebuah cafe yang terbilang cukup mewah, Ayudia sudah memakai seragam kerjanya. Dengan semangat Ayudia melakukan pekerjaannya. Di tempat itu ada 5 orang karyawan. Ada 3 perempuan dan 2 lelaki. Namun karyawan perempuan yang lain tampak tidak suka pada Ayudia karena karyawan lelaki sangat suka dan perhatian pada Ayudia. Ayudia tidak mempermasalahkan itu karena niatnya hanya ingin bekerja bukan mencari musuh.
"Dek Ayu, kamu bagian melayani tamu aja. Jangan bersih-bersih begitu. Itu kan bukan bagian kamu," ucap karyawan yang bernama Elang. Elang adalah seorang mahasiswa yang bekerja paruh waktu juga. Sepertinya ia suka pada Ayudia namun tidak berani mengungkapkan perasaannya.
"Tapi Kak, kata kak Tia aku suruh bersihin toilet ini biar para tamu nggak kecewa katanya," sahut Ayudia dengan lembut sambil memegang sikat dan juga pel lantai.
"Kamu jangan percaya dengan dia. Itu bukan tugas kamu, kalau bos tau kamu ngelakuin ini pasti beliau akan marah. Karena prioritas kamu tuh melayani tamu yang datang, atau istilahnya waitress. Paham kan kamu?" jelas Elang yang merasa kasihan karena Ayudia pasti dikerjain lagi dan lagi oleh Tia dan Seli. Ia tidak habis pikir kenapa bisa mereka mengerjai Ayudia seperti itu. Membuat Elang merasa kesal seketika.
"Baik Kak," sahut Ayudia sambil meletakkan semua alat kebersihan itu di tempat semula. Sebenarnya ia pun merasa janggal karena harus membersihkan toilet. Tetapi ia tidak berani berkata ataupun protes karena Tia dan Seli sangat jahat padanya. Membuat Ayudia hanya bisa diam saja tanpa mau menambah masalah.
Lalu Ayudia langsung berjalan ke depan dan melanjutkan pekerjaannya karena ada tamu yang kebetulan baru saja datang. Tamu-tamu itu dari kalangan ibu-ibu sosialita sepertinya. Dan Ayudia harus melayani mereka dengan sangat baik.
Pada saat Ayudia melayani tamu tersebut, tak sengaja kakinya menabrak ujung kursi. Alhasil Ayudia jatuh dan menabrak seorang ibu yang menjadi tamu hari ini.
"Maaf Nyonya. Saya tidak sengaja," cicit Ayudia sambil meremas ujung roknya. Seragam di cafe tersebut menggunakan rok pendek dan kaos berkerah yang dimasukkan dengan memakai pita di kepalanya. Ayudia merasa takut karena telah membuat kesalahan pada tamunya. Elang yang melihat itu merasa cemas dan takut jika terjadi sesuatu ada Ayudia namun ia tidak berani untuk maju karena ia juga sedang melayani tamu yang lain.
"Kamu jalan nggak lihat-lihat ya? Harusnya hati-hati, kotor nih baju saya kena kamu!" hardik ibu itu dengan wajah yang terlihat memerah karena menahan kesal.
"Sekali lagi saya mohon maaf Nyonya. Saya tidak sengaja," ucap Ayudia sambil mengatupkan kedua tangannya memohon maaf pada ibu tersebut yang dandannya sangat mewah. Baju yang melekat di tubuhnya semua baju branded.
"Ya udah lah Jeng, lagian nggak kenapa-napa kan? Udah kita langsung pesan aja. Kasihan dia nanti malah dimarahi bosnya," ucap salah satu teman dari ibu yang ditabrak oleh Ayudia barusan.
Lalu mereka pun segera mengucapkan pesanan mereka masing-masing. Ayudia meneliti nya dengan benar. Ia tidak ingin ada kesalahan pada pesanan para tamu. Pekerjaan Ayudia sangat bagus dan juga rajin. Tak jarang bos cafe tersebut memuji kinerja Ayudia yang sangat cekatan.
Saat Ayudia berjalan ke belakang menuju tempat para karyawan menyiapkan makanan dan minuman, Tia menghampiri Ayudia. "Mampus lo dimarahi kan sama tamu, makanya kalau jalan jangan sok. Sok kecakepan sih," ucap Tia mencibir Ayudia yang hanya diam saja dan membuat Tia semakin geram karena melihat Ayudia yang tidak tersulut emosi.
Bersamaan dengan itu, Elang datang dari depan juga akan memberikan list pada karyawan yang menyiapkan menu.
"Tia, jangan keterlaluan lo sama Ayu. Lo sengaja kan buat dia tadi pagi bersihin toilet? Jangan belagu lo ya mentang-mentang senior di sini," sergah Elang yang baru tiba dari depan. Dan itu membuat Tia merasa tak suka. Pasalnya dia menyukai Elang namun Elang malah selalu menaruh perhatian pada Ayudia, sehingga membuat Tia semakin membenci Ayudia.
"Udah Kak jangan ribut lagi, kita kerja lagi yuk!" ajak Ayudia pada Elang dan tidak menanggapi Tia yang sedang kesal padanya.