Chereads / Possessive Billionaire / Chapter 16 - 16. Gengsi Terlalu Tinggi

Chapter 16 - 16. Gengsi Terlalu Tinggi

"Kita akan fitting baju pengantin hari ini, aku harap kau tidak mempermalukan aku nanti di butik. Kalau sampai nanti kau mempermalukan aku, akan aku tinggal kau di sana supaya kau jalan kaki pulangnya!" kata Tuan Alex. Memakan roti yang sudah diolesi selai kacang oleh Erina.

"Baik Tuan," jawab Erina singkat. Lalu ikut duduk di meja makan, mengoles selai kacang  pada roti tawar lalu memakannya.

"Rendy, kau diam saja di rumah. Perbanyak istirahat karena kau baru saja melewati masa-masa yang sulit," kata Tuan Alex menatap Rendi yang juga di meja makan. Rendy yang mendapat perintah seperti itu pun hanya menganggukan kepala. Untuk saat ini dia menuruti kata kakaknya diam, menerima perintah dan menurut itulah yang dikatakan oleh Erina.

"Nathan, kau kuliah hari ini?" tanya Tuan Alex pada Nathan, adiknya yang baru saja menuruni tangga. Menuju lantai bawah di mana semua orang berada sedang sarapan pagi.

"Iya, Kak! Memangnya kenapa?" jawab Nathan menghampiri kakaknya. Ikut duduk di samping kakaknya itu.

"Tidak apa-apa, Kakak hanya bertanya. Oh ya Apakah kau sudah melakukan apa yang kakak perintahkan semalam? Itu sangatlah penting bagi Kakak. Kakak harap kau segera melaksanakan tugas itu. Beri tahu pada Kakak bila memang kau sudah selesai melakukan tugasnya. Bila perlu lakukan pada hari, nanti sore akan Kakak minta laporannya!" kata Alex menatap wajah Nathan serius. Nathan yang mendapat tatapan mata seperti itu pun hanya menganggukkan kepala, tanda bahwa dia akan segera menyelesaikan tugas yang diberikan oleh kakaknya itu.

"Jes, Jesline, kau mau rasa apa?" tanya Erina pada Jesline yang tampak kesusahan menjangkau selai yang ada di hadapan Erina.

"Selai strawberry, Kak!" jawab Jesline. Langsung saja Erina mengambil selai itu lalu mengoleskannya pada rot. Setelah selesai mengoleskan barulah diberikannya pada Jesline.

"Ini untukmu, sudah Kakak oles selai strawberry sesuai dengan keinginanmu. Kau tinggal memakannya saja," kata Erina tersenyum manis dengan calon adik iparnya itu.

"Terima kasih, Kak!" jawab Jesline. menjawab senyuman manis itu dengan tersenyum manis pula.

Lalu semua orang yang ada di sana pun melanjutkan acara sarapannya. Memakan dua lembar roti di oles dengan selai kesukaannya masing-masing dan juga ditambah satu gelas susu yang sudah disiapkan untuk masing-masing orang.

***

Aura dingin mencekam, suasana yang sudah tampak mencair tadi kini menjadi dingin kembali. Tuan Alex, laki-laki itu kini sedang memberikan arahan kepada para bodyguard-nya. Mungkin dia sedang memberi pesan untuk penjagaan ketat di rumah, karena dirinya akan pergi bersama Erina untuk fitting baju pengantin. Sedangkan Nathan pergi kuliah, maka dari itu Jasline akan di rumah sendirian. Hanya dengan para pelayan, maka dari itu Tuan Alex memberi pesan yang sangat wanti-wanti kepada para penjaga, bodyguard dan juga pelayan-pelayan yang ada di di rumah itu.

Tuan Alex sangat menyayangi Jesline, maka dari itu penjagaan yang dilakukan pun sangat ketat.

"Kalau sampai terjadi apa-apa dengan adikku berarti itu salah kalian semua. Pekerjaan kalian semua ada pada tangan kalian masing-masing. Bila kalian bekerja dengan baik, maka kalian akan terus bekerja di sini. Namun bila kalian teledor hingga adikku kenapa-napa, kalian semua akan kupecat!" kata Tuan Alex. Seperti biasa berbicara dengan nada dingin. Menatap barisan bodyguard dan juga barisan pelayan yang ada di hadapannya kini. Dia sengaja mengumpulkannya di ruang tengah, supaya dia lebih gampang memberi pesan dan juga wejangan kepada para anak buahnya itu.

Hanya akan ditinggal pergi untuk fitting baju pengantin saja memberi pesannya sepanjang itu, apalagi nanti kalau Jesline menikah dan harus pergi dari rumah ini? Bisa-bisa butuh waktu tujuh hari tujuh malam baginya untuk memberi wejangan calon suami adiknya itu nanti. Batin Erina yang terbengong melihat calon suaminya itu berbicara sangat serius, seolah-olah mereka berdua akan pergi sangat lama. Tidak datang kembali dalam waktu dekat.

***

Keadaan butik yang awalnya aman terkendali kini menjadi riuh dan juga ribut tak karuan. Mereka semua yang ada di sana terlihat sibuk, sibuk menata ruang menjadi rapi dan indah untuk dipandang. Berita bahwa akan ada Tuan Alex yang datang untuk fitting baju pengantin sudah menyebar luas di para karyawan butik. Mereka semua mengenal Tuan Alex, mereka semua tahu bagaimana kekuasaan Tuan Alex di kota ini. Maka dari itu, akan menjadi kehormatan tersendiri bagi si pemilik butik bila sampai Tuan Alex yang terpandang itu mau datang ke butik miliknya.

Entah mimpi apa dia semalam, yang jelas dia merasa sangat beruntung hari ini. Karena dia akan mendapatkan orderan gaun pengantin yang sangat istimewa dari orang terpandang. Ya, itu sudah pasti akan mempengaruhi omset penjualannya pada bulan ini dan kedepannya. Karena pada dasarnya, bila sampai Tuan Alex mau datang ke suatu tempat yang mana tempat itu bukan miliknya, maka itu berarti bisa diartikan Bila Tuan Alex mengakui tempat itu dan mempercayai tempat itu untuk mengurus urusannya. Bila sudah begitu, maka orang-orang akan mengikuti Tuan Alex untuk mengurus urusannya di sana. Seperti fitting baju pengantin saat ini.

"Siapkan baju pengantin termahal, terbagus dan terindah yang ada di sini. Suruh dia mencobanya," tunjuk Tuan Alex  kepada Erina yang berdiri di belakangnya. Erina yang merasa terpanggil pun tersenyum manis, menatap sang pemilik butik yang juga tersenyum manis kepada dirinya.

"Ikut dengan saya Nona!" kata pemilik butik itu, diikuti oleh seorang desainer dan juga Erina di belakangnya. Memilih gaun yang cocok untuk digunakan, lalu pilihannya jatuh pada satu gaun sangat mewah berwarna putih terjuntai panjang sampai ke lantai. Memperlihatkan  sisi elegan yang sangat menawan.

"Model yang ini sepertinya cocok untuk anda coba, Nona! Dicoba dulu, Nona. Nanti baru saya nilai cocok atau tidaknya," kata pemilik butik dan juga desainer itu memberi saran. Erina pun masuk ke ruang ganti, mengganti pakaiannya dengan gaun pengantin yang sudah dipilih oleh desainer dan pemilik butik itu.

Setelah selesai berganti pakaian menggunakan baju gaun pengantin, Erina keluar dari ruang ganti. Keluar menghampiri Tuan Alex yang sedang duduk sambil main handphonenya di sofa tamu.

"Tuan!" panggil Erina pada Tuan Alex yang sedang bermain handphone itu. Tuan Alex menengadahkan pandangan ke atas, matanya menatap wajah Erina.

Tuan Alex terdiam, dirinya yang tadi sedang bermain handphone terbengong menetap Erina. Menatap dari atas ke bawah, lalu dari bawah ke atas.

"Cantik!" ucap Tuan Alex tanpa sadar. Tuan Alex mengucapkan itu dengan tatapan mata menatap intens wajah Erina, memandang Erina yang tampak menawan mengenakan gaun itu.

"Terima kasih, Tuan!" jawab Erina. Menjawab ucapan Tuan Alex. Tuan Alex yang tersadar akan ucapannya barusan pun langsung membenahi duduknya. Memainkan handphone lalu tidak berbicara apa-apa lagi.

"Tadi hanya salah sebut. Jangan terlalu percaya diri! Nanti kau menyesal." Tuan Alex berbicara seolah-olah tidak mengakui kecantikan Erina. Padahal kenyataannya, tadi dia sempat terpesona dengan kecantikan Erina.

Masih saja gengsi, padahal tadi sudah mengakui kalau aku ini cantik. Erina yang tadi merona karena malu kini merasa kesal sendiri dengan perilaku Tuan Alex terhadap dirinya.

Bersambung