Chereads / Possessive Billionaire / Chapter 18 - 18. Baju Menerawang

Chapter 18 - 18. Baju Menerawang

Harus berapa lama lagi aku menunggumu disini Tuan? Aku sangat bosan di sini. Kenapa kau mengajak aku ke sini, seharusnya kau biarkan saja aku tadi pulang sendiri dari butik. Setidaknya bila aku pulang aku bisa istirahat di rumah, bila tidak istirahat setidaknya aku bisa refreshing bereksperimen di dapur. Membuat-buat makanan yang aku bisa, seperti itu lebih baik daripada seperti saat ini. Aku lelah saat mendengar ejekan mu terhadap diriku itu. Batin Arina merasa kesal sendiri. Menatap Tuan Alex yang tetap fokus mengecek-ngecek data kantor yang harus dikerjakannya. Tentunya dengan posisinya yang duduk di kursi kebesarannya.

"Ayo pulang!" kata Tuan Alex tiba-tiba. Bangun dari kursinya memanggil Erina yang tengah duduk termenung di kursi sofa yang ada di ruangan itu.

"Pulang?" tanya Erina. Menatap Tuan alex dari tempat duduknya.

"Iya, pulang atau kau tidak ingin pulang? Kau ingin menginap disini? Ya sudah aku tinggalkan kau disini. Aku pulang!" kata Tuan Alex. Memakai jasnya, lalu berjalan ke luar meninggalkan Erina di dalam ruangan.

"Tuan, saya juga ingin pulang saat ini! Saya pulang!" kata Erina dengan cepat. Berjalan di belakang Tuan Alex. Seperti seorang anak kecil yang sedang mengikuti ibunya berbelanja di minimarket.

Tuan Alex tidak menghiraukan itu, dia hanya berjalan cepat peninggalan Erina di belakang. Erina yang kebetulan pada saat itu tali sepatunya lepas pun berjongkok mengikat tali sepatu yang dipakai, membuat dirinya tertinggal jauh di belakang.

Setelah selesai mengikat tali sepatu, Erina berjalan cepat. Mengejar Tuan Alex yang sudah jauh di depan, namun masih tampak dari matanya. Saking cepatnya Erina berjalan, Erina tidak menyadari bila dari arah samping ada seorang cleaning service yang mendorong alat kebersihannya. Termasuk kain pel beserta air kotor yang baru saja selesai dipakai mengepel.

Brukkkkkk

Cleaning service yang tidak menyadari kehadiran Erina, dan Erina yang tidak menyadari seorang cleaning service itupun tubrukan di tengah-tengah lorong jalanan lalu lalang untuk karyawan. Erina tersungkur di lantai, sedangkan cleaning service sama, dia pun terjatuh dengan alat kebersihan yang ikut berantakan juga. Termasuk air pel-pel yang kotor itu. Yang kini air itu tumpah di lantai mengenai Erina, menyebabkan pakaian Erina kotor.

"Nona, Nona maaf Nona! Saya tidak sengaja Nona. Maaf, maaf!"  kata cleaning service itu yang ternyata berjenis kelamin perempuan. Mungkin umurnya tidak jauh jauh dari Erina sekitar dua puluh tiga atau dua puluh empat tahun. Mereka berdua seumuran.

Erina pun langsung terbangun dari posisi jatuhnya, dia berdiri menatap  bajunya yang kini kotor karena terkena air kotor. Yang kini baju itu tambah terlihat kotor karena dia mengenakan baju kemeja berwarna putih dan juga celana panjang warna hitam. Air itu membuat baju kemeja putihnya kini tampak sangat kotor, lusuh, serta bau dan juga menerawang. Menyebabkan pakaian dalamnya terlihat karena baju luarnya itu basah.

"Tidak apa-apa, tidak apa-apa! Saya mengerti kok, mungkin anda tidak sengaja. Saya duluan ya!" kata Erina dengan cepat. Dia menyilangkan tangannya di dada. Berlari mengejar Tuan Alex karena posisinya kini dia sudah tertinggal jauh. Apalagi ditambah dengan posisinya yang saat ini kotor, baju sudah tidak karu-karuan dan jangan lupa kan pakaian dalamnya yang menerawang karena bajunya luarannya basah.

"Gadis itu sebenernya jalan kaki apa ngesot sih? Kenapa dia lama sekali? Aku kan tadi tidak berlari, hanya berjalan saja meninggalkannya. Baru seperti itu pun dia sudah tertinggal jauh, dasar tidak punya kekuatan. Hanya untuk berjalan mengejarku pun dia tidak mampu, dasar wanita lemah!" kata Tuan Alex.

Tidak jauh dari posisi Tuan Alex saat ini, di sana Erina berlarian. Mengajarkan Tuan Alex yang kini sudah memasuki mobil. Dari kejauhan Erina menatap mobil itu, mobil yang masih berada di parkirannya. Parkiran khusus untuk presdir Abadi Jaya Group.

"Apa-apaan dia? Kenapa dia seperti itu, dan itu bajunya menerawang seperti itu. Dia mau pamer tubuh di sini?" kata Tuan Alex yang melihat tubuh Erina terexpose dari luar. Ditambah lagi dengan pandangan para laki-laki yang menatapnya dengan tatapan mata yang tidak mengenakan, membuat pikiran Tuan Alex menjadi negatif terhadap Erina. Mungkin karena ada tontonan gratis, maka dari itu para karyawan itu menatap Erina dengan tatapan yang tidak biasa.

Tuan Alex yang awalnya tadi sudah memasuki mobil pun ini keluar dari mobil. Dia melepaskan jasnya, berjalan cepat menghampiri Erina yang masih berdiri di depan loby. Lalu dengan cepat Tuan Alex memakaikan jelasnya di tubuh Erina.

"Kau ini kenapa? Kenapa bajumu kau basahi seperti ini? Kau sengaja ya? Kau mau menjual butuhmu ini di kantorku? Kantorku tidak kemurahan itu!" kata Tuan Alex marah besar kepada Erina. Setelah memakaikan jasnya itu kepada Erina, Tuan Alex meninggalkan Erina di sana sendiri. Berjalan menuju mobil masuk duluan, membiarkan Eruna untuk berjalan sendiri dan menyusulnya masuk mobil.

Erina memasuki mobil dengan tatapan mata yang menunduk. Dia tidak berani menengadahkan pandangan matanya, dia hanya menundukkan kepalanya tidak berani bilang harus menetapkan Tuan Alex.

"Apa yang terjadi kepadamu? Kenapa bajumu basah seperti ini?" tanya Tuan Alex yang sudah bisa menguasai emosinya. Dia kini berbicara dengan nada suara yang sedikit rendah, tidak tinggi seperti saat pertama dia melihat Erina memakai baju basah dan menerawang tadi.

"Tadi saya tabrakan dengan seorang cleaning service Tuan. Maka dari itu baju saya basah" jawab Erina dengan tergugup, tidak berani sama sekali mengeluarkan suaranya. Namun walau dia tidak mau pun, dia harus mau mengeluarkan suaranya untuk menjawab.  Kalau tidak, dia malah tambah terkena masalah.

"Kenapa kau lama sekali?" tanya Tuan Alex lagi.

"Tadi tali sepatu saya lepas Tuan, jadi saya mengikat tali sepatu dulu. Maka dari itu saya tadi tertinggal jauh. Dan, saat saya sedang terburu-buru mengejar Tuan, tanpa sepengetahuan saya dari sebelah kiri ada seorang cleaning service yang membawa peralatan kebersihan. Lalu terjadilah insiden itu tadi, yang menyebabkan saya basah sepertinya." Erina menjelaskan semuanya sedetail-detailnya.

"Lain kali hati-hati! Aku tidak suka melihatmu memperlihatkan tubuhmu di depan orang lain. Malu! Jadi manusia itu harus punya rasa malu!" kata Tuan Alex. Menekankan kata 'malu' di depan wajah Erina.

"Lain kali saya tidak melakukan itu lagi," jawab Erina. Menurut saja, tidak berani menatap Tuan Alex.

"Bagus!" jawab Tuan Alek. Lalu setelah itu dia mulai melajukan mobilnya keluar dari area kantor, menuju pulang ke arah rumah utama.

Memangnya siapa juga yang mau terjadi kejadian seperti ini? Ini pun bisa terjadi karena tidak sengaja. Masalah urusan malu, aku pun punya rasa malu tanpa diberi wejangan seperti itu. Aku tahu batasan malu, mana ya harus malu mana yang tidak. Aku tahu! Batin Erina mengerti di dalam hatinya.

Bersambung