Chereads / Possessive Billionaire / Chapter 1 - 1. Prolog

Possessive Billionaire

Dewayu
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 32.4k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - 1. Prolog

Pengenalan karakter dan cerita

Erina Stefani

Kelahiran Bandung, 28 Desember 1997

Erina, atau lebih akrab dipanggil dengan panggilan Erin, merupakan putri sulung dari dua bersaudara. Erin memiliki adik laki-laki yang sangat disayanginya, yang memiliki nama Rendi Krisnanda, atau yang akrab dipanggil dengan panggilan Rendi. Erin dan Rendi merupakan anak yatim piatu. Mereka hidup hanya berdua. Ayah dan ibunya sudah meninggal karena kecelakaan mobil tunggal empat tahun yang lalu. Menjalani hidup tanpa didampingi orang tua bukanlah perkara yang mudah. Apalagi ditambah dengan kerasnya hidup di ibu kota yaitu Jakarta tempat mereka berdua tinggal. Membuat keduanya seperti orang yang tidak punya siapa-siapa lagi untuk bertumpu hidup dan sekedar untuk meminta bantuan.

Erin dan Rendi tinggal berdua di rumah peninggalan orang tuanya. Tidak terlalu besar dan tidak juga terlalu kecil, cukup untuk ukuran mereka tinggal berdua. Setiap harinya Erin melakukan pekerjaan rumah tangga seperti layaknya seorang ibu rumah tangga yang sedang mengurus rumah. Seperti mencuci piring, menyapu, mengepel, membuat sarapan untuknya dan adiknya, dan masih banyak aktifitas rutin lainnya. Itu semua Erin lakukan dengan senang hati. Karena, bila tidak dia yang mengerjakan mau siapa lagi?

Erin melanjutkan bisnis catering peninggalan mendiang orang tuanya. Memang bisnis catering yang dikelola Erin itu tidak terlalu besar. Namun lebih dari cukup untuk biaya kuliah Rendi dan biaya hidup sehari-hari mereka berdua. Bukan hanya itu, keahlian Erin dalam mengelola keuangan bisa diacungi dua jempol. Karena semenjak Erin yang memegang bisnis catering dan mengatur keuangan, buku tabungan yang awalnya isinya hanya ada beberapa digit angka, kini sudah mulai bertambah digit nya. Itu sangat cukup membuktikan bila Erin memiliki jiwa pebisnis yang bisa dikatakan handal.

Bukan itu saja, Itu semua juga membuktikan bahwa Erin adalah tipe perempuan yang mandiri yang pekerja keras. Erin pernah berjanji pada dirinya sendiri. Dia ingin di saat dia akan meninggalkan adiknya untuk menikah nanti, adiknya mempunyai sebuah pegangan. Pegangan dimana bila Rendi merasa bosan menjalankan bisnis catering, Rendi mempunyai modal untuk membuka usaha baru.

Erin sangat menyayangi Rendi. Apapun akan rela dia lakukan untuk adiknya itu. Itulah tugas seorang kakak untuk adiknya. Selalu dan tidak akan pernah berhenti menyayangi adiknya, apalagi dengan cerita hidupnya yang hanya memiliki Rendi seorang.

Sebagai kakak satu-satunya yang bertugas untuk menjaga adiknya setelah kepergian orang tuanya bukanlah tugas yang mudah. Pernah, disaat bisnis catering orang tuanya nya berada di posisi paling bawah, sedangkan Erin membutuhkan uang untuk biaya semester adiknya Rendi dan juga biaya hidup dirinya sehari-hari, dia sampai meminjam uang pada teman-teman masa kuliahnya. Berharap akan ada malaikat penolong nya yang mau membantunya. Namun naas, tidak ada yang peduli dengan kehidupan Erin dan Rendi. Dari sanalah, dia merelakan untuk menjual kalung pemberian ibunya. Padahal dia sudah berjanji akan menjaga kalung itu apapun yang terjadi karena itu adalah kalung keluarga yang turun-temurun. Dan, uang penjualan kalung yang tidak seberapa itulah yang Erin kelola untuk memenuhi kebutuhan dan membangun bisnis catering yang hampir hancur itu.

Namun sayang, Rendi adik dari Erin yang sangat disayang boleh Erin malah memiliki sifat yang berbanding terbalik dengan Erin. Sifat Rendi pembangkang dan sulit diatur. Erin sudah mati-matian untuk berusaha membayar biaya semester adiknya itu. Namun, seperti merasa tak bersalah sedikitpun Rendi malah sering membolos saat kuliah. Dipanggil oleh pihak kampus untuk menjadi wali Rendi dalam proses penyelesaian masalah yang dibuat oleh Rendi sudah menjadi makanan Erin setiap minggu nya.

Kecewa, sudah pastinya. Namun Erin tak pernah benci dengan adiknya itu. Karena mau bagaimanapun mereka berdua sudah tidak punya siapa-siapa lagi.

***

Alexandra Raditya Wijaya

Kelahiran Jakarta, 18 November 1996

Dia adalah seorang Presdir dari perusahaan besar dan terkenal yang memiliki nama, Abadi Jaya Group.

Memiliki perawakan tubuh yang tinggi dan lumayan besar. Kulit putih bersih asli lokal tanpa campuran darah luar negri setetes pun. Membuat banyak wanita yang terkagum-kagum bila melihatnya. Apa yang dia katakan sudah seperti menjadi titah yang harus dituruti. Tidak ada yang berani menentang atau melawannya dalam bidang apapun.

Alex merupakan nama panggilannya. Dari nama saja sudah menggambarkan bagaimana ketampanan dan keelokan rupa wajahnya. Sangat tampan. Dua kata itulah yang sangat pantas untuk menggambarkan Alex secara fisik. Tidak kalah tampan bila disandingkan dengan artis-artis milik negara kawasan Asia Timur yang memiliki julukan Negeri Ginseng. Yang akhir-akhir ini sedang hangat dan ramai diperbincangkan di jagat maya dan dunia hiburan lainnya. Hanya bedanya, Alex adalah laki-laki yang mirip artis luar namun versi lokal yang hanya ada di Indonesia negeri tercinta kita ini.

Alex merupakan putra sulung dari tiga bersaudara. Adik pertama Alex laki-laki, yang bernama Nathan Raditya Wijaya. Sedangkan adik kedua Alex perempuan, bernama Jesline Larasati Wijaya.

Namun sangat disayangkan, Jesline adik perempuan Alex mengalami trauma berat yang disebabkan oleh kecelakaan mobil tiga tahun yang lalu. Trauma itu sangat berpengaruh pada mental Jesline. Segala pengobatan terbaik telah diusahakan Alex untuk kesembuhan Jesline, adik kesayangan nya itu. Namun semua cara medis dan alternatif tidak mampu menyembuhkan trauma Jesline. Karena menurut Psikolog dan Psikiater yang menangani Jesline, saat ini Jesline sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari orang-orang terdekatnya. Namun semua orang yang ada di rumah seolah mempunyai kesibukan masing-masing. Tidak ada yang bisa meluangkan waktunya barang sebentar saja untuk kesembuhan Jesline.

Alex selaku Presdir Abadi Jaya Group yang terkenal dengan sikap dinginnya, selalu berusaha meluangkan waktu untuk Jesline. Namun perhatian itu tidaklah cukup untuk mendukung kesembuhan Jesline. Di rumah hanya ada tiga tuan rumah. Yaitu Alex, Nathan dan Jesline. Sedangkan yang lainnya hanyalah pekerja di rumah itu dengan bagian pekerjaan masing-masing.

Nathan sibuk dengan kuliahnya, maka dari itu dia juga tidak bisa meluangkan banyak waktu untuk Jesline. Sedangkan orang tua Alex sudah lama berpisah, dan memilih jalan hidupnya masing-masing tanpa mempedulikan bagaimana kabar putra dan putrinya.

Sebenarnya Alex bisa saja bersikap egois. Sama seperti ayah dan ibunya, yang dengan mudahnya meninggalkan adik-adiknya sedari umur Alex masih lima belas tahun. Hingga kini Alex menjadi pengusaha sukses yang disegani banyak orang, ayah dan ibunya tidak pernah datang untuk menjenguk Alex dan adik-adiknya. Maka dari itu Alex yang awalnya ceria dan baik hati menjadi pribadi yang dingin dan tidak peduli terhadap orang lain selain keluarganya sendiri.

Di saat kisah hidup Alex yang sedari kecil sudah memakan asam garam kehidupan. Yang karena itu juga karakter Alex yang awalnya baik dan lembut menjadi dingin dan tidak mudah untuk memaafkan kesalahan.

Alex dipertemukan kembali dengan wanita yang pernah mengisi lubuk hatinya yang paling dalam, dulu sewaktu Alex masih menempuh pendidikan perguruan tinggi alias kuliah. Namun sayang, perempuan itu menolak perasaan Alex pada waktu itu. Penolakan yang sudah terjadi sangat lama itu masih membekas di hati Alex. Cinta pertama yang berjalan tidak sempurna. Tidak seperti cerita cinta pertama kebanyakan orang-orang yang berakhir dalam sebuah hubungan yang sangat indah dan penuh cinta. Kisah cinta Alex tidak semulus kisah cinta pada dongeng-dongeng pengantar tidur kebanyakan.

Dan karena penolakan itulah, Alex tidak bisa mendefinisikan perasaan dirinya sendiri saat kembali bertemu perempuan yang sempat memiliki tempat khusus di dalam hatinya.

Hingga muncul rencana jahat di otaknya. Akeh membuat rencana dengan memanfaatkan keadaan gadis cinta pertamanya itu yang sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan adik semata wayangnya.

Memang uang bukan segalanya. Tapi segalanya butuh uang bukan?

Maka dari itu Alex menyimpulkan bahwa semuanya bisa dibeli dengan uang.

Bersambung