Chereads / My Chance / Chapter 16 - Sibuk

Chapter 16 - Sibuk

Sibuk sekali.

Mama Elza sibuk menyiapkan beberapa hidangan untuk tamu, ketika Zara datang ke dapur dan bilang soal pria yang kemarin, langsung saja ia buru-buru keluar untuk menyambut sang tamu yang dimaksud, andai ia tahu pria itu yang datang tadi maka bukan Elza yang akan disuruhnya untuk membuka pintu, malah dia sendiri saja, sementara Elza sendiri disuruh untuk dandan saja sekalian.

"Terima kasih banyak, tidak perlu repot-repot begini Bu," kata Arvin merasa tidak enak sebab makanan yang dikeluarkan oleh mamanya Elsa ini terlalu banyak hanya untuk sekedar mereka berdua yang datang.

"Enggak apa-apa kok, lagian saya masak banyak," ucapnya menyahut.

binar binar kesenangan itu rupanya rumah tidak sampai ke Elza. Gadis itu kini nampak memilih mungkin agak malu karena penampilannya, lagipula siapa yang menyangka kalau Arvin dan Kaira malah mampir dan main malam ini tanpa bilang-bilang padanya.

Tadi sebenarnya bertiga melihat mereka berdua yang bisa berniat untuk kembali ke kamarnya sampai memanggil sang ibu untuk ganti pakaian dan merapikan dirinya walau Iya dalam keadaan setengah malu. tapi tiba-tiba Kaira malah melompat ke arahnya ia ingin memeluk Elza jadi mau tak mau Gadis itu pun menuruti permintaan Kaira.

saat itulah Kaira bersama arti bahwa ia sudah ingin bertemu dengan Elza sejak tadi siang, dan Papanya berjanji akan mengantarkannya waktu itu tapi karena Papanya banyak pasien jadi di Arvin tidak punya waktu untuk mengantarkannya sebagai gantinya makanya mereka berdua main ke rumah Elza malam ini.

Elza hanya menggangguk mendengarkan rupanya karena pasien banyaklah penyebab Arvin tidak datang ia pikir itu hanya malas saja datang.

Tapi kan kalau memang begitu keadaannya seharusnya arifin memberi kabar kepada nya sehingga ia tidak perlu menunggu terlalu lama bahkan berpikir yang tidak-tidak tentangnya.

Sementara arvin sendiri tidak tahu ingin mengirimkan pesan apa kepada gairah karena takut gadis itu sudah merasa marah padanya ia hanya mengirimkan permintaan maaf singkat saja, tanpa penjelasan sedikit pun.

Tapi karena sekarang sudah jelas bahasa kesal dan marah Elza perlahan mulai sirna.

Tapi sekarang masak rasanya malah mengarah kepada sang kakak yang datang ke sini tanpa bilang-bilang apakah kakaknya berniat nia untuk mempermalukan adiknya sendiri.

Mereka kini duduk di ruang tamu dengan posisi kaira duduk di samping elza sebenarnya tadi jadi situ berada di pangkuan elza namun sang papa mengingatkan kepada kita bahwa kaidah sendiri sudah berada di tidak boleh terlalu lama di di pangkuan gadis kecil itu mene menurut saja dan langsung turun tapi kini ia duduk dekat sekali dengan elza sambil memakan kue yang dibuatkan oleh mama elza. Si kecil kaira bahkan bisa memuji dengan sangat baik dia mengatakan kalau kuenya enak hingga mama kaira bersenang-senang dia mengatakan untuk memanggilnya dengan sebutan nenek.

Benar seperti yang gara katakan kedua papa dan anak ini sangat sopan. Terlebih Arvin. Yang merupakan seorang dokter gigi ternama meski dalam usia terpantau cukup muda.

Dia juga memiliki seorang putri yang cantik.

Kemudian iya ingat kalau Zara bilang kalau Arvin itu tidak memiliki istri. Mungkin saja iya bisa menjadi jodoh kaira apalagi keduanya sudah saling mengenal karena dulu pernah satu sekolah.

Dia sendiri sih tidak terlalu ingin memiliki menantu yang sempurna duda juga tidak apa-apa angga saja Kaira itu sebagai bonus.

Ia sudah tidak betah melihat putrinya elsa sendiri terus-menerus. Mungkin saja arvin adalah jodoh yang dikirimkan tuhan untuk putrinya.

Arvin juga terlihat bertanggung jawab, ramah baik juga memiliki pekerjaan tetap bahkan menyukai anak-anak, sebab cukup sulit membesarkan seorang anak seorang diri. Karena hal itulah iya akan merestui mereka.

Kemudian mereka pun saling menceritakan bagaimana bisa saling mengenal dan hal itu dimulai dari elza yang membantu putrinya ketika kaira tersesat. Cepet ketika hal itu dikatakan mama dan zara langsung menatap ke arah kaira dengan tatapan bangga.

Jadi karena hal itu pulalah menjadi sangat lengket dengan elza. Sementara Elza sendiri tidak nampak keberatan.

"Kalau papa kerja Kaira sama siapa?' Arti in the menjelaskan tentang seorang wanita baju polisi yang diperkirakan nya untuk menjaga putrinya. Dan kadang-kadang iya akan membawanya ke tempat kerja.

"Kaira kalau bosan ke rumah main saja kesini, nanti bisa sekalian main sama naya dan selamanya ini juga dan tentunya bisa sama kak elza juga."

"Memangnya boleh nek?" sahut kaira nampak senang. Dan langsung dibalas dengan anggukan oleh mama Elza.

"Nanti merepotkan bu," kata Arvin.

"Masa merepotkan, kan Kaira anak baik, lagipula ia penurut gini."

Kalau sudah begini Arvin tidak bisa apa-apa lagi. Terlebih jarak rumah yang memang cukup dekat.

"Elza baik-baik saja?" tanya Arvin pada akhirnya merasa Elza jadi lebih pendiam dari biasanya.

Mendengar hal itu Elza langsung mengganguk.

Kenapa pakai diperhatikan segala sih pikirnya. Sementara mama dan Kakaknya berusaha keras untuk menahan senyum bahagia. Sebab Elza agaknya menyukai Arvin juga jika diliat dari sikapnya.