-
09:00 AM
Rapat direksi perusahaan Zello Group.
Aaron terduduk rileks di atas kursi kebesarannya, dengan Alex yang juga duduk tidak jauh dari sisi kanannya. Sepasang mata elang milik laki-laki tampan itu telihat menatap lurus ke arah seseorang yang sedang menjelaskan sesuatu di depan layar monitor.
"Pada awalnya, semua berjalan dengan baik sesuai dengan rencana. Namun, ditengah-tengah perjalanannya, tiba-tiba ada sebuah masalah yang cukup besar, Tuan Aaron."
Mendengar itu, Aaron pun langsung menganggukan kepalanya singkat dan berkata, "katakan semuanya kepadaku sekarang, dengan sejelas-jelasnya."
Sosok yang masih berdiri di samping layar monitor itu pun terlihat menganggukan kepalanya, kemudian menggeser slide layar monitor yang ada di depannya menggunakan sebuah remote yang ada di tangan kanannya. Dan laki-laki itu adalah seorang chief financial officer atau yang biasa disebut dengan CFO.
"Pendanaan awal untuk pembelian beberapa kebutuhan terlihat stabil, tapi beberapa minggu ke belakang, ternyata pendanaan yang dibutuhkan tiba-tiba bermasalah. Jumlah pengeluaran dan pemasukan tidak stabil, hingga ketidak seimbangan bahan menjadi permasalahan dalam bisnis ini, Tuan Aaron. Sepertinya, terdapat masalah defisit keuangan yang cukup tinggi di sini."
Sang CFO menjelaskan semua detail yang dia dapatkan dari perjalanan bisnis yang sedang dilakukan oleh perusahaan yang dia tempati sekarang ini, dengan dibantu bukti-bukti yang mendukung atas penjelasannya sekarang ini.
Mendengar permasalahan itu, sontak Aaron pun terlihat menegakan tubuhnya dengan ekspresi wajah yang tidak lagi terlihat rileks.
"Tampilkan grafik pendanaan yang kau sebut bermasalah tadi," ujar laki-laki itu kemudian, dengan suara yang terdengar begitu tegas dan memerintah.
Sang CFO pun kembali menganggukan kepalanya, kemudian segera mengganti slide yang diinginkan oleh atasannya itu. Sampai akhirnya, terlihat dua data statistik keuangan, yang terlihat memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
"Grafik yang ada di sebelah kanan ini adalah grafik yang dilaporkan oleh sang manager dan grafik yang ada di sebelah kiri ini adalah grafik yang diberikan oleh perusahaan tempat kita membeli kebutuhan bahan, Tuan. Dan kemungkinan kecil, kalau pihak perusahaan tempat kita membeli itu melakukan pemalsuan data. Mengingat, mereka sudah bekerja sama dengan kita cukup lama.
Dan kemungkinan besarnya, pihak internal sendiri yang telah melakukan pemalsuan data, dengan grafik yang stabil, tapi keuangan yang menghilang dari pengeluaran sebelumnya. Atau lebih jelasnya, ada pihak internal yang sedang melakukan korupsi dana perusahaan dengan memalsukan laporan datanya, Tuan."
Brak!
Aaron menggebrak meja kaca hitam yang ada di depannya sekarang ini dengan keras. Kedua telapak tangannya terlihat mengepal, seiring dengan buku-buku tanganya yang terlihat. Wajahnya seperti dipenuhi dengan amarah sekarang ini, ditambah lagi dengan semburat merah dalam tatapan kedua matanya.
"Jelaskan semuanya secara detail sekarang tentang apa yang kalian semua ketahui!" perintah laki-laki itu kemudian, dengan suara yang terdengar meninggi.
Beberapa kepala direksi yang terduduk mengelilingi meja terlihat menundukan kepala mereka. Tentunya mereka tidak berani menatap wajah pimpinan mereka, yang sedang diliputi oleh arasa amarah sekarang ini. Meskipun atasan mereka itu tetap terlihat tampan, bagi mereka Aaron Donzello tetaplah sangat berbahaya.
Sang chief financial officer pun kembali melanjutkan laporannya, meskipun ada rasa takut dalam ekspresi wajahnya, saat tatapannya tidak sengaja bertemu dengan tatapan penuh amarah yang atasannya layangkan kepadanya.
Akhirnya, dia mengatakan kalau manager yang ditugaskan bulan lalu mengajukan permintaan dana kepada Zello Group senilai dua milyar untuk membeli barang keperluan perusahaan. Dan setelah melalui pemeriksaan dan pengecekan terhadap permintaan dana tersebut, akhirnya CFO menerima pengajuan dana dan mengesahkannya.
Namun, diluar dugaan, ternyata dua hari yang lalu, Zello Group mendapatkan tagihan dari perusahaan barang atas penunggakan keuangan yang harus dibayarkan, dengan nominal sebanyak sembilan ratus lima puluh juta. Dan jumlah itu jelas tidak seimbang dengan pengeluaran yang diajukan sang manager kepada perusahaan.
"Izin menambahkan, Tuan Aaron. Bisa saja manager memang melakukan pemalsuan data pengeluaran dan memberikan data non-valid kepada kita. Namun, kita juga tidak bisa langsung menjudge sang store manager bahwa dia melakukan penggelapan dana, tanpa ada bukti yang lebih valid dari ini," timpal salah satu bagian ketua divisi.
Aaron terlihat bangkit dari duduknya, kemudian menatap setiap pasang mata yang ada di dalam aula perusahaan miliknya sekarang ini. Tatapn matanya terlihat semakin tajam, dengan emosi yang semakin memuncak.
"Berarti kalian baru mengetahui permasalahan ini kemarin?" tanya laki-laki itu kemudian. Dan langsung dijawab dengan anggukan kepala oleh semua peserta rapat.
Brak!
"Stupid!"
Lagi-lagi Aaron menggebrak meja yang ada di depannya, dengan kedua tangan yang mengepal sembari memaki kasar.
"Aku akan memberikan sebuah tugas untuk kalian semua, atas kesalahan ini. Setelah ini, periksa lagi semua rekening bank milik petinggi di atas manager secara diam-diam. Lalu, periksa lagi data pembukuan keuangan sang manager, nota pembelian atau data lainnya yang dibutuhkan untuk menjadi sebuah bukti yang kuat. Jika kalian tidak bisa melakukan tugas ini secepatnya, maka lusa jangan harap kalian masih bisa bekerja di sini lagi. Kalian pahan?!" timpal Aaron lagi.
"Paham, Tuan," jawab semua peserta rapat.
"Cepat lakukan sekarang!"
Dan semua peserta rapat dalam ruangan aula itu pun langsung berhamburan menuju pintu keluar, saat mendengar lagi bentakan kasar yang dilayangkan oleh pemimpin mereka sekarang ini.
-
Semua telah pergi, hanya tersisa Aaron yang kembali duduk di atas kursinya, dengan ditemani oleh Alex yang berdiri tidak jauh darinya.
"Kenapa kemarin kau tidak langsung memberitahuku mengenai ini, Alex?" tanya Aaron, dengan kedua mata yang terpejam. Laki-laki tampan itu membiarkan kepalanya bersender pada sandaran kursi kebesarannya.
Alex terdengar berdehem pelan, kemudian membungkukan tubuhnya sebentar. "Maaf, Tuan, kemarin anda sedang sibuk dengan acara peresmian Neth Grup dan saya tidak mau merusak momen kemenangan anda itu," jawab laki-laki itu kemudian.
Mendengar alasan itu, Aaron pun terlihat menghembuskan napasnya kasar, kemudia membuka kedua matanya. Lalu, pandangan laki-laki itu terfokuskan pada dinding kaca yang ada di sisi kirinya.
"Kau tahu, kalau aku memang tidak bisa marah kepadamu, tapi bukan berarti kau bisa melakukan sesuatu sesukamu seperti ini, Alex," ucap Aaron dengan suara lirih.
Mendengar itu, Alex pun kembali membungkukan tubuhnya sembari mengatakan kalimat maaf berulang-ulang.
"Aku mempunyai sebuah tugas untukmu sebagai gantian dari kecerobohanmu itu."
Alex menegakan tubuhnya, kemudian menunggu kelanjutan dari ucapan yang akan dikatakan oleh atasannya itu.
"Bawa semua orang yang berkaitan dengan masalah defisit keuangan langsung ke hadapanku besok. Dan pastikan, kau berhasil membawa semuanya tanpa ada yang tertinggal sedikit pun, dan tentunya mereka harus dalam keadaan hidup," lanjut Aaron, dengan tatapan kedua mata yang terlihat sedang menerawang sesuatu.
Dan tanpa babibu lagi, Alex pun langsung menganggukan kepalanya dan menyanggupi perintah yang diberikan oleh atasannya itu kepadanya.