Chereads / SUAMI POSESIFKU MANTAN PACAR IBUKU / Chapter 7 - 7. Taktik Roy

Chapter 7 - 7. Taktik Roy

"Kalian jaga istriku baik-baik dan jangan biarkan seorang pun masuk," ucap Daffa memberi perintah.

"Baik Tuan" cap ucap penjaga itu, lalu Daffa berjalan ke arah ruang tamu di mana semua orang sudah menunggunya.

"Ini dia calon suamiku yang tampan sudah datang, ayo duduk Beb kita akan segera menikah," kata ibu Marlina dengan gayanya yang centil dia memakai baju pengantin yang super duper seksi sampai menampakkan belahan dadanya yang besar dan padat karena ibu Marlina rela melakukan apapun untuk membuat dia tampak cantik dan awet muda lagi.

"Baik akan saya mulai ya, saudara Daffa Mahendra saya nikahkan engkau dengan Marlina binti Suryo Pati dengan mas kawin seperangkat alat sholat di bayar tunai," ucap penghulu lalu Daffa menjawab,

"Saya ...."

"Tunggu pernikahan ini tidak sah, Pak Polisi tangkap perempuan itu," ucap Abay lalu Polisi segera menangkap dan memborgol tangan ibu Marlina.

"Keparat kau Daffa, kau menjebakku, aku akan membalasmu ingat itu baik-baik lepaskan aku cepat lepaskan Polisi kurang ajar," ibu marlina memberontak dan berteriak histeris.

"Maaf semuanya pernikahan ini tidak sungguh-sungguh dan perempuan tadi sudah tidak waras, saya hanya mengikuti rencananya karena istri saya sudah disekap olehnya jadi, sekali lagi terima kasih atas kehadirannya," ucap Daffa memberi penjelasan.

Setelah semua tamu pergi, Daffa masuk ke kamar di mana istrinya tertidur tadi," istriku tidurnya nyenyak sekali, hai baby-nya Daddy lagi ngapain Nak? bagaimana tadi senang tidak sudah dikunjungi Daddy? hampir saja Daddy lupa, tadi Mommy kamu bilang kalau bangun mau melihat Daddy memeluk Mommy sayang, Daddy peluk Mommy dulu ya nanti kita bicara lagi," Daffa meletakkan kepala istrinya dilengannya, lalu dia memeluk istrinya dan tidak butuh waktu lama Daffa pun tertidur.

"Emm harumnya enak sekali seperti harum tubuh Mas Daffa tapi tidak mungkin sih Mas di sini pasti Mei hanya mimpi," gumam meisya, tapi masih bisa didengar oleh Daffa.

"Gimana Mas bisa tidur sayang? kalau kamu terus menciumi dada dan leher Mas seperti itu," ucap Daffa.

"Kok rasanya ini nyata bukan mimpi ya ... suara ini juga milik Mas Daffa, " Meisya masih bergumam, ia tetap menyangka kalau hanya bermimpi saja.

"Sayang ini beneran Mas mu lo, bukan mimpi sepertinya sayangku ini mau dihukum ya." Daffa mencium bibir istrinya yang selalu bergumam itu dengan sangat rakus, sontak saja perilaku Daffa menyadarkan istrinya kalau dia tidak bermimpi.

"Hubby ... (Teriak Meisya dan dia langsung bangun dan duduk di atas tubuh suaminya yang terlentang ) ini beneran Mas nya Mei jadi, Mei tidak bermimpi Mas benar-benar datang Mas, Mei minta maaf, tadi Mei bermimpi sudah berhubungan intim dengan Mas Daffa, dimandiin dan dipakaikan baju sama Mas." ucap Mei murung.

"Ya ampun sayangku jadi, kejadian satu jam yang lalu kamu kira itu hanya mimpi bangun sayang memang Mas yang sudah menjamahmu tadi itu bukan mimpi kita memang sudah melakukannya ahh, Mas marah dan mau pulang saja." Daffa pura-pura ngambek sama istrinya.

"A .... senangnya jadi, Mei tidak bermimpi Mas ... Mei dan baby merindukanmu, Mas lihat di dalam perut Mei ada babynya, anak kita Mas buah cinta kita," ucap Mei

"Posisi kamu itu menyulitkan Mas sayang kita lanjutkan ya, tapi kamu di atas Eits, jangan menolak tidak takut dosakan," ucap Daffa lagi.

"Iya baik, tapi Mas yang ngarahin ya, kitakan belum pernah pakai gaya permainan seperti ini," kata Meisya malu-malu.

"Siap semua bisa diatur sayangku," ucap Daffa dengan semangat.

Mereka berdua pun mengulanginya lagi permainan seperti satu jam yang lalu, kali ini istrinya yang ambil alih tentu saja dengan bimbingan dari suaminya lalu setelah sama-sama puas mereka mandi bersama dan seperti sebelumnya Daffa juga yang memakaikan istrinya pakaian,"Hubby kita mau ke mana? Mei capek banget," Meisya kaget karena setelah dipakaikan baju, Daffa malah membawa istrinya keluar kamar dan masuk mobil.

"Kita pulang sayang, pulang ke rumah kita dan mulai sekarang kamu tidak boleh jauh dari Hubby, Hubby tidak mau lagi kehilangan sayangku dan baby kita." Meisya hanya mengangguk.

"Mei mau nurut sama Mas, Mei juga mau ikuti semua perkataan Mas dan tidak mau lagi berpisah dengan Mas Daffa, Mei juga tidak mau kehilanganmu sayang," Meisya memeluk suaminya erat sampai masuk ke dalam mobil.

"Mas, Mei tidak mau tinggal di rumah itu lagi Mei takut mama akan menemukan kita," ucap Meisya.

"Besok kita akan pindah ya sayang, tapi untuk malam ini tidur di rumah itu dulu ya," Daffa bicara sambil mengusap rambut istrinya dan Meisya mengangguk setuju.

Beberapa jam kemudian mereka sampai di rumahnya, Daffa menggendong istrinya sampai ke kamar setelah sampai di rumah."Sayang, Mei jalan sendiri saja tidak perlu digendong kaki Mei juga masih kuat dan sanggup buat dipakai jalan," Daffa berhenti melangkah dan mencium istrinya yang banyak bicara itu lalu ia berjalan lagi.

"Sayang, Mei mau jalan bukan minta dicium," Daffa berhenti melangkah dan Kali ini mencium istrinya dengan sangat lama.

"Hubby ... emm," lagi-lagi suaminya mencium istrinya yang mau bicara.

"Ingat sayang harus nurut sama suami, kalau sayang bicara akan Mas hukum," ucap Daffa dan meisya menutup mulutnya dengan tangan lalu mengangguk.

"Sayang duduk di sini dulu ya, jangan kemana-mana kalau Mas tahu kamu bergerak sedikit saja Mas akan menghukummu, Mas tidak mau kau kelelahan sayang, Mas sudah berjanji kalau kau kembali pada Mas maka Mas akan memanjakanmu dan tidak ada bantahan sayang," Daffa mencium kening istrinya lalu masuk ke kamar mandi.

"Suamiku jadi tambah posesif sih, tapi aku suka banget," gumam Meisya sambil tersenyum. Ia membaringkan tubuhnya di ranjangnya karena suaminya tadi meletakkannya dipinggir ranjang dan secara tiba-tiba suaminya menindihnya, tapi tetap menahan tubuhnya dengan kedua tangannya agar tidak menyakiti baby-nya.

"Ayo mikirin apa? Pasti pikirannya kemana-mana ya, tidak usah dibayangin sayang langsung praktek saja sama Mas di sini." Meisya memukul-mukul dada suaminya karena kaget.

"Mas membuat Mei terkejut saja Mei tidak berpikir apa-apa kok Mas, Mei lapar mau makan tapi mau disuapi, " suaminya tersenyum mendengarnya.

"Baiklah tunggu sebentar Mas bilang sama bibik dulu," saat Daffa mau menelepon pembantunya dicegah oleh Mei.

"Sayang saja yang ambil jangan suruh bibik, Babynya mau dimanja Daddy katanya," ucap Meisya manja.

"Oke, tapi Mommynya duduk di sofa saja ya sambil nonton televisi biar tidak tidur kalau Mommynya tidur belum makan nanti baby-nya lapar," Daffa menggendong istrinya dan meletakkannya di atas sofa, menghidupkan televisi kemudian pergi ke dapur mengambil makanan.

"Bik Leha," panggil Daffa.

"Iya Tuan ada yang bisa bibik bantu?" tanya bik Leha.

"Bik, tolong siapkan makanan ya saya akan tunggu di meja makan dan biarkan saya sendiri yang membawanya," ucap Daffa.

Beberapa menit kemudian makanan yang diminta Daffa sudah siap plus buah pencuci mulutnya pun ada, "Ini makanannya tuan, apa tidak sebaiknya Bibik saja yang membawanya ke kamar Tuan?" kata bik Leha.

"Tidak apa-apa Bik biar saya, bibik kerjakan yang lainnya saja nanti Istri saya marah kalau melihat bukan saya yang membawanya ini permintaan baby kami Bik jadi, bibik jangan sungkan begitu sama saya," kata Daffa pada pembantunya.