Hari ini aku sedang libur sekolah dan menikmati liburanku dengan menjaga toko kue ku. Sambil menunggu pelanggan terkadang aku sambil menonton Instagram. Pagi ini begitu panas dan membuat aku tidak tahan dengan cuaca ini. Tiba-tiba saja ada dua orang debkolektor yang mencari orang tua ku, jujur saja aku sangat ketakutan ketika melihat debkolektor. "permisi kak apakah ibu hari ini ada?" tanya debkolektor itu. aku pun menjawab dengan spontan "maaf om tapi ibu baru saja keluar menghadiri acara". "waduh lama ga ya? soalnya waktunya bayar setoran" jawab debkolektor. "mohon maaf saya juga tidak tahu sepertinya akan lama" (jawabku). Hari ini ibuku belum bisa membayar sehingga ibu harus bersembunyi dari penagih hutang itu.
Aku lah yang harus menghadapinya dengan tenang aku mencoba untuk tetap memberikan respon terbaik. Terkadang debkolektor marah kepadaku namun aku tetap santai menghadapinya. Tetapi, debkolektor terkadang malah menggodaku bahkan mengira aku ini sudah bekerja dan menganggap aku sebagai pekerja penjaga toko. "kakak nya ini pegawai baru yang jaga toko ya?" tanya debkolektor itu dengan duduk di kursi. "owww bukan saya ini anaknya dan saya baru saja SMA" jawabku. Padahal aku lah yang memiliki toko kue ini.
Tidak lama kemudian debkolektor itu pergi dan aku merasa lega tidak melihat penampilannya itu lagi. Tak lama kemudian datang lagi penagih hutang dari salah satu koperasi yang di ikuti ibuku, kali ini penagihnya adalah seorang wanita janda yang mudah emosi. Aku tidak berani mengobrol dengannya dan memilih untuk memanggil ayahku. Ketika bertemu jelas saja kedua orang tersebut saling marah-marah dan ramai dengan perdebatan. Sebagai anak aku mencoba melerai dan menyarankan supaya penagih hutang ini segera pulang dan kembali saja besok. "maaf om sebaiknya kembali saja besok pasti mama saya akan bayar tagihan nya kok" saran aku. "ya sudah saya pamit dulu, terimakasih" jawab debkolektor.
Memang keluargaku terlilit hutang dengan banyak belah pihak sehingga terkadang kami tidak mampu melunasinya. Keuntungan dari kue saja hanya 200 sampai 500 rupiah. Untuk makan saja itu masih kurang dan bersyukurnya ibuku pandai dalam mengatur keuangan keluarga. Makanan sehari-hari kami sederhana saja hanya sup, tahu, tempe, sayur bayam, sambal, ikan tongkol.
Hari mulai menunjukkan pukul sebelas siang, waktunya toko ku tutup dan aku mulai menghitung satu-satu uang untuk kue yang terjual. Setelah selesai penghitungan aku juga langsung membereskan piring-piring kue yang kotor dan memasukkan etalase. Setelah itu aku langsung pulang dan makan siang sambil menonton televisi. Hari-hari liburku ya begini-begini saja, berbeda dengan teman-temanku yang lain yang bisa main kemana-mana dengan kelompok eksisnya. Mereka mudah saja untuk keluar karena keluarga mereka mendukung dan mengizinkan mereka keluar. Sedangkan aku tidak di izinkan untuk keluar-keluar seperti mereka semua.
Sehingga, aku hanya berdiam diri di dalam rumah dan menikmati dunia maya di dalam ponsel. Setelah itu hari ini aku berencana untuk makan mi ayam di salah satu restoran dekat rumahku dan restoran mi ayam ini sudah menjadi tempat makan terfavorit. Aku biasa kesana berjalan kaki karena jaraknya tidak begitu jauh namun tiba-tiba saja ada pemuda yang sedang konvoi hampir menyerempet sebuah mobil di jalan raya dan menimbulkan pertengkaran di tengah jalan raya yang membuat jalanan sekitar menjadi macet. Aku yang berada di dekat sana terkejut dan memilik untuk minggir dan berhenti karena keadaan ramai. Warga sekitar juga mencoba melerai pemuda itu namun namanya saja anak muda emosinya sangat tinggi dan tidak stabil sehingga mereka tetap berteriak dan memukuli mobil tersebut. Beruntungnya polisi segera datang dan mereka semua kabur dari situ. "ayo bubar jangan bikin macet disini" ucap polisi.
Setelah itu aku langsung melanjutkan jalan ketika keadaan mulai membaik dan menuju restoran mi ayam tersebut. Ketika sampai aku langsung memesan mi ayam bakso dan es jeruk. Kemudian aku menikmatinya sambil melihat pemandangan ramainya jalan raya. Tidak lama kemudian aku jalan kembali untuk pulang namun tiba-tiba ketika aku berjalan di rel kereta api ada sosok anak kecil ingin melemparkan batu ke kepalaku. Untung saja ada orang yang mencegahnya untuk melemparkan batu tersebut dan aku langsung saja berlari dan segera pulang.
Di depan rumah tampak sangat ramai aku juga kebingungan mengapa begitu ramai. Saat aku mendekat ternyata ada sebuah kecelakaan becak yang mengangkut murid yang pulang sekolah sebanyak 6 orang. Tampak sang tukang becak tergeletak tak berdaya dan murid-murid terjatuh serta menangis. Aku langsung menolong anak-anak tersebut dan menanyakan apakah mereka memiliki nomor orang tua mereka masing-masing. "adik apakah memiliki nomor yang bisa di hubungi seperti nomor orang tua?" tanya aku. "Iya kak ini ada coba kakak hubungi" jawab adik tersebut sambil menangis kesakitan.
Tenyata mereka memiliki nomor orang tua mereka masing-masing dan aku langsung saja menghubungi orang tua mereka masing-masing dan bersyukurnya orang tua mereka segera ke lokasi dan menjemput. Untuk tukang becaknya akhirnya dibawa kerumah sakit terdekat karena mengalami cedera di bagian kakinya. Bapak yang menyerempet becak tersebut bertanggung jawab untuk kejadian ini. Setelah semua terselesaikan akhirnya keadaan kembali normal dan warga sekitar kembali ke rumah masing-masing. Aku cukup terkejut terkejut dengan kejadian sore ini karena aku sangat takut dengan kecelakaan.
Sedikit cerita, saat aku kecil masih duduk di bangku kelas 1 sekolah dasar aku bersekolah sangat jauh dari rumahku jaraknya sekitar 10 kilo meter. Setiap pagi aku selalu berangkat dalam keadaan mengantuk di sepeda motor sampai ayahku mengikat tubuhku supaya tidak jatuh. Hingga suatu hari aku pernah mengalami kecelakaan dengan ayahku di suatu jalan yang begitu sepi. Bersyukur kami berdua tidak apa-apa dan masih bisa kembali pulang. Menurutku kecelakaan atau jatuh dari motor adalah suatu hal yang menyeramkan. Sehingga sampai saat ini aku juga masih belum berani belajar naik sepeda motor di jalan raya mungkin jika didalam perumahan saja aku berani bersepeda.
Malam harinya aku dan keluargaku pergi berkunjung ke rumah saudara naik mobil yang kami pesan secara online. Di sana kami langsung saling bersilahturahmi dan makan bersama, memang kegiatan silahturahmi ini rutin kami lakukan setiap satu bulan sekali sebagai bentuk menjalin hubungan yang harmonis. Setelah itu pada pukul sepuluh malam kami pulang kerumah dan beristirahat. Langsung saja aku online chat dan lanjut mengobrol dengan Al, terkadang Al tidak online karena ia kelelahan namun seringkali ia mengusahakan agar dapat menemani online chat ku. Aku sangat senang sekali karena terkadang aku dan Al panggilan Vidio. Dalam panggilan Vidio ini aku dapat melihat betapa lucunya tingkah Al.
Terkadang Al ketiduran ketika sedang panggilan Vidio, wajahnya yang imut terlihat jelas di ponsel ku seringkali juga aku memotret dirinya. Kadang kita bisa satu jam lebih melakukan panggilan ini. Terkadang aku kasihan melihat Al yang kelelahan tetapi tetap berusaha untuk menemani aku. Al memang benar-benar pria yang sangat baik dan pengertian. Bahkan ia sekarang ingin mengurangi jumlah makan agar bisa kurus. Memang ia sangat lucu terkadang ia merasa malu karena badan gemuknya.
Padahal aku senang melihat ia tetap sehat lagian bukan gemuk yang obesitas kok masih normal saja karena ia tinggi juga. Tetapi Al sangat ingin menurunkan berat badan aku hanya bisa mendukungnya. Al juga mulai melakukan beberapa rangkaian olahraga setiap harinya serta ia sekarang rajin makan makanan yang bergizi. Berbeda denganku yang bercita-cita memiliki berat badan 50 kilo namun tidak tercapai hingga saat ini. Masalahnya aku sangat malas berolahraga dan susah sekali makan karena baru makan sedikit saja aku sudah merasa sangat kenyang. Namun aku ini suka sekali membeli jajan sampai terkadang ibuku memarahiku. Tetapi semenjak bersama Al nafsu makan ku bertambah dan ini membuat aku menjadi suka makan dan selalu makan setiap keluar dengan Al.
Terkadang kamu makan mi ayam, bakso, ayam bakar, ayam goreng dan masih banyak lagi. Bahkan kami berdua memiliki keinginan untuk keliling kota mencicipi berbagai macam makanan dan jajanan yang ada di kota ini serta mengabadikan momen ini dalan sebuah bentuk foto dan Vidio. Keesokan harinya aku kembali bersekolah seperti biasanya. Ketika sampai di sekolah aku melihat kelas Al sangat ramai. "wah ada apa itu kok ramai sekali sih?" tanya aku. teman aku menjawab "sepertinya ada event ayo kita lihat kesana".
Aku dan teman-teman segera mengunjungi kelas tersebut di lantai atas. Ternyata hari ini adalah hari pameran makanan kelas dua. Al mengajakku untuk mampir ke kelasnya dan memesankan aku segelas Milo panas kesukaanku. "ayo sini duduk biar aku pesankan Milo panas untuk menghangatkan tubuh" ucap Al. aku menjawab "iya terimakasih Al" sambil duduk di kursi yang di sediakan.
Banyak teman Al yang matanya tertuju padaku. Jujur aku malu ketika Al seperti ini di depan umum bahkan ia duduk di sebelahku dan menemani aku minum. Ketika aku duduk teman-temanku langsung mengelilingi pameran ini tanpa aku. Terkadang memang semenjak aku memiliki pacar aku jadi sedikit jauh dengan teman-temanku. Tetapi temanku sudah memahami aku dan mereka bukan menjauhiku tetapi mereka tidak ingin menganggu urusan pribadiku. Aku senang memiliki teman yang baik seperti mereka bertiga kami saling melengkapi dan mendukung satu sama lain.
Bisa di bilang memang di kelasku ini memiliki kelompok berteman masing-masing sehingga terkadang ada juga yang memilih teman berdasarkan kemampuan atau kepopuleran. Berbeda dengan aku, aku berteman dengan siapa saja tanpa memandang dan mengharapkan apa-apa. Meskipun aku hanya memiliki tiga teman aku sudah bersyukur karena semenjak kami berteman, kami tidak pernah memiliki musuh satu pun bahkan setiap harinya kami saling bertukar cerita. Setelah susu Milo ku habis, aku langsung saja pergi kembali ke kelas untuk mengambil mukenah dan pergi beribadah di mushola. "Al aku kembali dulu ya untuk melaksanakan solat" pamit aku kepada Al. Al menjawab " iya aku juga akan bersiap-siap ke mushola".
Ketika sampai di sana aku melihat Marissa yang sedang ingin menjalankan ibadah juga. Namun, setiap aku lewat ia selalu berbisik-bisik dengan temannya namun aku tidak menghiraukan. Bahkan terkadang aku berpikir bahwa mungkin saja Marissa masih memiliki rasa dengan Al. Melihat wajah dan tubuhnya juga membuat aku tidak percaya diri untuk bersanding dengan Al. Tetapi Al sudah memilihku dan menjadi milikku sehingga mulai saat ini aku akan selalu menjaganya dan menjaga hatiku untuknya serta ingin membuktikan kepada orang lain bahwa Al adalah laki-laki terbaik yang pernah ada. Setelah menjalankan ibadah aku langsung kembali ke dalam kelas dan mengemasi barang karena sudah waktunya pulang sekolah bel juga sudah berbunyi sejak tadi.
Saat aku hendak pulang tiba-tiba saja Al menggandengku dari belakang. Aku yang sangat terkejut langsung mengalihkan perhatian dengan bertanya. Aku bertanya kepada Al "mengapa kamu ikut dan mengantar aku pulang bukankah hari ini kamu mengikuti ekskul sampai sore?. Al berkata " hari ini ekskulnya libur sehingga aku bisa mengantarmu pulang". Perlu di ketahui bahwa ekskul Al adalah paskibra yang memiliki aturan tidak boleh ada yang pacaran anggotanya sehingga, kami bersembunyi dari anak-anak anggota paskibra. Namun Al hari ini memaksaku ke suatu tempat makan dan tidak memperbolehkan aku pulang. Aku bingung ada apa.