Pov Gladys.
Kamu terlalu jahat untukku. Bahkan aku tidak pernah bisa untuk membuat diriku tetap baik-baik saja. Semusim telah berganti, tapi tetap saja bayang-bayangmu ada di dalam pikiranku. Kamu tidak pernah singgah dengan sungguh tapi aku selalu ada untukmu. Sebuah kepercayaan telah kau hancurkan seperti kaca yang kau pecahkan namun takkan pernah bisa kembali seperti semula. Itulah hatiku untuk saat ini.
Kau bilang aku istimewa untukmu tapi kenyataannya kamu bersama dengan dia. Bagaimana akhirnya aku harus menahan setiap luka yang kau berikan? Kamu terlalu jahat!
Sesekali aku menyeka air mataku. Semua itu karena kamu. Apakah aku mungkin bisa mencintai yang lain? Atau aku hanya bisa meratapi perasaanku atas dirimu?
Diam dalam seribu bahasa. Bahkan kamu tidak pernah mengerti. Bagaimana rasanya diriku terhianati? Rasanya semuanya sangat menyakitkan. Tidak ada orang yang ku percaya dapat menggenggam hatiku kembali. Semuanya hanyalah mati rasa.
Hatiku sudah tidak utuh lagi seperti puzzle yang takkan pernah mungkin bisa aku susun kembali dengan rapi. Untuk sekarang ini aku tidak akan pernah membuka pintu hati ketika seseorang itu hanya sekedar mengetuk untuk singgah tapi tidak pernah menetap.
Cukup kisah di antara kamu dan aku yang memberikan sebuah luka. Kepercayaan kau hancurkan. Perasaanku kamu acak-acak.
Menata kehidupan kembali tidak semudah orang katakan. Bahkan mencari pengganti tidak semudah yang mereka lakukan. Itulah aku. Yang selalu saja terpenjara akan sebuah masa lalu. Aku akan bertahan dengan seseorang yang mampu mengubah duniaku yang cukup suram. Aku tidak ingin mengemis sebuah permintaan itu.
Aku selalu berkata dalam hatiku dan pikiranku kalau aku akan baik-baik saja. Aku bisa walaupun harus terluka. Kata orang waktu bisa menyembuhkan beberapa luka di hati. Tapi kenyataannya belum ada penyembuhan untuk hati yang sudah terluka parah.
Tenang tenang tenang, aku akan baik-baik saja walaupun tidak semudah yang aku ucapkan. Mereka melihat aku tersenyum tapi mereka tidak mengenalku siapa. Aku tidak perlu menceritakan kisah-kisah aku kepada mereka yang sudah terlanjur basi. Mereka hanya mengira aku bahagia untuk saat ini. Tapi tidak.
Butuh sebuah kepercayaan untuk menggenggam hatiku kembali. Semuanya butuh proses karena seseorang yang bisa mengenalku dengan baik akan mengerti diriku.
Duniaku benar-benar belum pulih untuk saat ini.Entahlah, aku belum bisa memaafkan sebuah masa lalu yang terlalu menyakitkan. Semuanya terlalu abu-abu.
"Dys!"
Aku pun langsung menoleh kebelakang lalu aku tersadar. Dan aku langsung kembali bekerja untuk melayani beberapa pengunjung di restoran. Setelah aku mendengarkan suara teriakan dari Renata yang memintaku untuk membantunya.
*
"Aku tidak peduli dengan siapapun. Dia hanyalah milikku. Aku akan mengambil dia kembali untuk bersamaku," Alana terus mengedarkan pandangannya mencari di mana Brahma berada. Dia tahu kalau Brahma sedang bekerja di sebuah restoran sebagai tukang cuci piring. Dia berencana untuk menemui Brahma di restoran itu. " kamu di mana, Bram?"
Alana tetap setia menunggu hingga bernama keluar dari restoran itu.
Hari sudah berganti menjadi sore. Alana melihat Brahma yang sudah bersiap-siap untuk pulang. Dia melihat Brahma yang sedang pamit dengan beberapa rekan kerjanya di restoran.
"Tunggu!"
Kedua kaki Brahma pun berhenti ketika dia mendengarkan suara yang tidak asing ditelinganya. Dia menoleh ke belakang. Dia melihat Alana.
" Kenapa Alana bisa tahu kalau aku bekerja di sini? Dia mau apa lagi? " Brahma mendesis karena dia tidak menyukai kehadiran Alana. Dia berusaha menghindar dari perempuan itu Karena dia sudah menikah dan memiliki seorang istri yang terbaik. Dia tidak ingin rumah tangganya berantakan. Dia tahu karakter istrinya cukup pencemburu.
Alana pun mendekat ke arah Brahma. Dia ingin sekali berbicara dengan pria itu dari hati ke hati. Dia sangat menginginkan jika pria itu kembali kepada dia.
Kedua kaki Alana mulai melangkah ke arah Brahma. Dia menatap kedua mata Brahma yang terlihat sama seperti dulu. Dia langsung memeluk Brahma dengan sangat erat sekali. " Aku sungguh merindukan kamu Brahma!" katanya dengan begitu lirih sekali. Dia sangat merindukan sosok pria yang selalu ada dalam kehidupannya di masa lalu. Tapi sekarang pria itu sudah menjadi milik yang lain." Aku tidak peduli walaupun kamu sudah memiliki perempuan lain. Karena aku masih mencintaimu."
Sekar hanya terkejut melihat Brahma sedang memeluk Alana. Dia langsung berlari begitu saja. "Apakah kamu menyembunyikan Di mana tempat bekerjamu untuk bisa berpelukan dengan perempuan lain?" Dia menggumam dalam hati kecilnya sambil menyeka air matanya.
Alana sebenarnya tahu kalau di sana ada Sekar dia sengaja melakukan semua itu hanya untuk membuat rumah tangga mereka berantakan. Dia hanya menyeringai dengan sangat licik sekali menatap Sekar yang sudah pergi begitu saja. Sedangkan Brahma tidak tahu jika Sekar ada di belakangnya tadi.
*
"Dys, aku bisa jelasin sama kamu. Tolong beri aku sedikit waktu saja untuk berbicara dan menjelaskan semuanya. Sungguh aku tidak ada hubungannya dengan Nadia."
"Jangan terlalu berbicara omong kosong! Aku tidak peduli dengan hubunganmu dengan Nadia. Sebaiknya kamu pergi saja dan urus kehidupanmu sendiri!"
Ardan langsung memeluk Gladys dari belakang. Lalu dia mulai berkata, " Aku tidak akan pernah melepaskan kamu. Karena aku sadar Cintaku hanya untuk kamu. Aku dan Nadia sungguh tidak ada hubungan bahkan dialah yang menggangguku. Aku ingin kita bersama lagi seperti dulu."
Gladys langsung memberontak untuk dilepaskan pelukannya. Lalu dia mengangkat tangannya dan menampar begitu kuat kewajah Ardan." Hubungan kita sudah selesai sejak itu! Aku tidak mau lagi berhubungan dengan lelaki seperti kamu! Aku tidak pernah sudi memiliki sebuah hubungan dengan lelaki seperti kamu! Satu hal lagi Jangan pernah kamu menampakan wajah kamu di hadapanku karena aku sudah muak dengan kata-kata buaya kamu!"
Ardan mulai berlutut dihadapan Gladys sehingga banyak orang yang melihatnya. Dia tidak peduli dengan banyak orang yang melihatnya.
" Udahlah jangan kebanyakan jadi drama King! Aku tidak suka dengan dirimu yang sudah menodai kepercayaanku saat ini! Kamu nggak pernah bisa merasakan tentang apa yang aku rasakan saat ini! Aku sudah memberi kamu kesempatan berulang kali! Tapi tetap saja kamu menghianatinya!" Gladys menepiskan tangan Ardan yang ingin meraih. Dia tidak ingin terlibat dengan masa lalunya kembali karena sungguh menyakitkan. Dia melihat seseorang yang dicintai bersama dengan perempuan lain hal yang membuatnya sakit hati dan terluka parah.
"Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Karena aku akan berusaha menjadi yang terbaik untuk kamu. "
" Kamu tidak usah berbicara omong kosong!"
Gladys langsung pergi begitu saja meninggalkan Ardan di hadapannya karena dia tidak sudi.
" Tidak akan pernah ada sebuah kesempatan Kedua ataupun seterusnya. Karena aku sudah memutuskan untuk mematikan perasaanku untuk dia!" Gladys berlari sambil berlinang air mata kepedihan. Sebenarnya dia tidak ingin cengeng.