Pov Sekar.
Perasaan itu semakin berkecamuk saat itu. Rasanya aku melihat di kedua mataku ketika Alana memeluk suamiku. Sebenarnya aku masih merasa hatiku hancur saat itu. Tapi aku berusaha untuk baik-baik saja.
"Apakah mungkin Brahma masih menyukai Alana?" Aku mulai bertanya dalam hati kecilku. Bagaimanapun juga alanna adalah bagian masa lalu dari beramah. Tapi akulah yang lebih berhak.
Aku duduk di sebuah ranjang kamarku semenjak Kejadian beberapa hari lalu. Aku memilih untuk bungkam saat itu karena aku tidak ingin memperpanjang sebuah masalah. Sebenarnya aku tahu kalau Brahma bekerja di sebuah restoran sebagai tukang cuci piring. Tapi dia selalu mengelak.
Padahal aku sudah membuntuti Brahma dari beberapa minggu yang lalu. Dia hanya bilang kalau hanya sekedar singgah di restoran itu bukan untuk bekerja. Dia menemui temannya yang akan membeli rumah.
Aku berusaha untuk meredam amarah ku saat itu. "Apakah Alana yang kamu masuk untuk kamu temui?" Aku mulai menerka-nerka kalau mereka berdua memiliki sebuah hubungan."Apakah aku sanggup berbagi perasaan dengan perempuan lain? " Tanya hatiku.
Aku berusaha untuk mengatur pernafasanku. "Aku harus berjuang untuk pernikahanku. Karena aku tidak ingin gagal dalam sebuah pernikahan dengan dia. "Aku menggumam dalam hatiku penuh harapan kalau pernikahanku akan berjalan dengan lancar.
Aku berusaha untuk mengalihkan pikiranku. Karena aku tidak ingin terlarut dalam sebuah masalah. Bagiku masalah dalam pernikahan akan datang silih berganti tapi aku tidak akan pernah menyerah dengan rintangan yang akan datang dalam kehidupanku saat ini.
Sudah hampir enam bulan pernikahanku dengan Brahma tapi hingga sekarang Tuhan masih belum memberikan aku sebuah tanggung jawab yang penuh. Padahal aku menginginkan memiliki calon bayi dalam rahim ku. Kadang aku merasa kalau aku bukanlah sosok perempuan yang sempurna. "Apakah mungkin aku tidak bisa memberikan keturunan untuk Brahma?" aku mulai bertanya dalam hati kecilku.
Mendadak aku mencium aroma gosong lalu aku bertugas menoleh kebagian kompor. "Astaga!" Aku lupa kalau sedang yang menggoreng ayam hingga gosong. "Kalau begini mana bisa untuk dimakan, " aku menggumam dalam hati kecilku karena kecerobohanku. Aku langsung menepuk jidatku sendiri.
*
Di sebuah pusat perbelanjaan. Alana bertemu dengan Sekar yang sedang berbelanja beberapa kebutuhan sehari-hari. Dia kemudian menemui Sekar.
Ehem!
Sekar menoleh melihat Alana yang sedang memilih beberapa buah-buahan.
" Udah lama nikah tapi kok enggak kelihatan ya tanda-tandanya," tatapan Alana tertuju pada perut Sekar yang masih terlihat sangat terasa sekali.
Sekar tidak menjawab satu kata pun. Dia memilih lemon untuk dimasukkan ke sebuah kantong plastik untuk ditimbang. Dia tidak mempedulikan ucapan dari Alana.
" Ada pepatah yang bilang kalau seseorang udah lama disentuh tapi tidak terjadi sesuatu. Itu pertanda....." Alana membuntuti Sekar dari belakang sambil mengucapkan rangkaian kata dalam kalimat yang belum dia selesaikan lalu pergi begitu saja.
Sekar mencoba untuk tidak terpengaruh oleh ucapan yang keluar dari mulut Alana. Namun dia tetap saja masih kepikiran tentang kalimat yang telah diucapkan oleh Alana. " Apa mungkin aku tidak bisa menjadi calon ibu untuk anak-anaknya Brahma..." Dia terlihat berjalan sambil melamun. Dia teringat dengan kata-kata yang diucapkan oleh Alana. Walaupun dia berusaha untuk berpikiran positif. " Apa mungkin Jika aku tidak bisa memberikan keturunan untuk Brahma, dia akan mencari perempuan lain untuk bisa memberikan dia seorang keturunan?"
Sekar membawa keranjang belanjaannya yang sudah terisi beberapa perlengkapan kebutuhan rumah tangga. Dia segera menuju ke kasir untuk membayar. Tanpa sengaja dia bertabrakan dengan seseorang.
"Sekar?"
Sekar hanya mematung melihat seorang pria yang ada di hadapannya.
"Zafran?!"
Sekar tidak menyangka bisa bertemu kembali dengan Zafran. Lelaki itu adalah sosok yang terbaik yang pernah Sekar kenal di waktu dia masih menjadi seorang pramugari. Zafran adalah seorang pilot.
Mereka berdua pernah memiliki sebuah kisah cinta. Namun mereka berdua memutuskan untuk saling mengakhiri satu sama lain.
"Sumpah Aku tidak menyangka kalau kita akan bertemu kembali Sekar." Zafran menatap wajah Sekar yang masih sama seperti dulu. " Oh ya.. apakah benar kalau kamu sudah menikah dengan pria lain? " dia terlihat memicingkan kedua matanya ke arah Sekar. Dia seperti tidak percaya jika Sekar sudah memiliki suami.
Sekar hanya mengangguk. Karena apa yang telah diucapkan oleh Zafran memang benar kalau dia sudah menikah dengan lelaki lain. Padahal mereka berdua baru saja putus setahun yang lalu hingga sekarang memutuskan untuk menikah dengan Brahma. Sebenarnya masih ada sisa rasa yang tertinggal di hati Sekar. Tapi dia berusaha untuk menepiskan perasaan itu karena dia hanya ingin memberikan rasa cintanya seutuhnya hanya untuk suaminya saja.
"Apa boleh aku meminta kamu sedikit waktu untuk berbicara di sana?"Zafran menunjukkan sebuah kafe Star terletak di sudut Put perbelanjaan."Seandainya kamu tahu kalau aku ingin berjuang kembali untuk mendapatkan hatimu. Tapi takdir tidak pernah berpihak kepada kita. Aku tahu jika sikapku dahulu memang kurang dewasa menghadapi kamu. "Dia menggumam dalam hati kecilnya sambil menatap kedua mata indah dari Sekar. Sebenarnya dia tidak rela sama sekali Jika Sekar menjadi milik yang lain.
"Hmmm..." Sekar masih berpikir kembali untuk menerima ajakan dari Zafran atau tidak.
Zafran langsung menggandeng tangan Sekar lalu mengajaknya ke cafe tersebut tanpa adanya jawaban yang pasti.
" Tenang saja. Aku cuman sebentar saja untuk sekedar berbicara. Ada sesuatu yang ingin kusampaikan kepadamu. " Zafran berusaha untuk meyakinkan Sekar. Dia ingin sekali untuk berbicara untuk yang terakhir kalinya kepada Sekar. Dia tidak ingin memendam sesuatu dalam hatinya. Walaupun hal itu akan terlalu berat bila diucapkan.
Zafran merasakan cambuk dalam kenyataan kalau dia tidak pernah memiliki kesempatan untuk kembali dengan perempuan yang sangat dia cintai. Dia berusaha untuk mengikhlaskan walaupun hal itu terlalu berat untuk dia. Tapi dia masih ingin mengatakan sisa rasa terakhirnya hanya untuk Sekar sebelum dia melupakan semua kenangan dan rasa cintanya yang masih sama.
Di ujung sana kedua mata Alana terus mengawasi mereka berdua yang sedang duduk di sebuah kafe. " ini akan menjadi bumerang hubungan rumah tangga mereka berdua. Lihat saja nanti Brahma akan kembali kepadaku dan meninggalkan perempuan itu, " dia menyeringai lalu dia mengeluarkan ponselnya dari tasnya. Dia mulai merekam setiap detiknya. Dia melihat jika lelaki itu sedang menggenggam erat kedua tangan Sekar yang ada di atas meja.
Setelah Alana selesai merekam antara Sekar dengan Zafran.Dia langsung mengirim video itu ke Brahma. Dia berharap jika ada Boomerang di antara hubungan Brahma dan Sekar.
"Semoga saja semuanya berjalan dengan apa yang aku rencanakan selama ini. "Alana langsung pergi dengan tersenyum licik. Dia melangkahkan kedua kakinya keluar dari pintu pusat perbelanjaan. Dia mulai berjalan menuju ke parkiran dengan senyuman yang begitu kecut.