Di pusat perbelanjaan Sekar sedang membeli beberapa perlengkapan kembali karena ada beberapa barangnya yang sudah habis.
"Sekar!"
Sekar langsung menoleh kebelakang lalu dia melihat ada Zafran kembali.
" Zafran?"
Sekar menghentikan kedua langkah kakinya kemudian Zafran datang menghampiri Sekar yang sedang berdiri sambil membawa keranjang belanjaan. Dia melihat pesona Zafran memang tidak akan pernah bisa tergantikan dengan yang lain. Selain itu Zafran memiliki sebuah profesi pekerjaan yang cukup mapan dibandingkan dengan Brahma.
"Kamu mau belanja apa sekarang? "Tanya Zafran menatap Sekar." Seandainya kamu tahu sebenarnya aku masih mencintaimu, tapi keadaan kita sudah berbeda dari yang dulu," dia hanya mampu mengubahmu dalam hati kecilnya. Bahkan dia tidak tahu harus berbuat apa lagi. " Semuanya benar-benar sudah terlambat, seandainya saja aku lebih cepat untuk bisa menyadari semua itu mungkin tidak seperti ini," batinnya.
Sekar melihat kedua mata Zafran yang berkaca-kaca. Dia tahu jika Zafran Sebenarnya masih menyukai dia namun semua keadaan sudah berubah seratus delapan puluh derajat. Dia tidak ingin terjebak cinta di masa lalunya Karena dia sudah memilih menikah dengan Brahma.
"Apa kamu punya waktu untuk sekedar berbincang di cafe shop sebelah? "Tanya Zafran menatap wajah Sekar."Aku ingin berbicara sesuatu yang penting sebenarnya, tapi kalau kamu tidak ada waktu, aku tidak masalah. Mungkin lain waktu."
Sebenarnya Sekar tidak sadar bahwa dirinya telah diikuti oleh Brahma dari jauh. Karena Brahma ingin membuktikan tentang video yang telah dia dapatkan beberapa hari yang lalu. Dia juga melihat dengan kedua mata kepalanya sendiri kalau di video itu sama dengan pria yang ada di samping Sekar.
" Sudah aku bilang. Jangan terlalu percaya dengan istrimu. Bisa jadi dia bermain belakang dengan pria lain. Apalagi kamu lihat pria itu lebih baik dari kamu. " Alana yang mendadak datang sehingga membuat Brahma terkejut. Dia langsung menoleh dari belakang.
" Alana, sebaiknya kamu jangan ikut campur dengan urusanku. Karena hubungan kita sudah berakhir sejak itu. "
"Lihat saja nanti kalau prediksiku memang benar. Mereka berdua memiliki sebuah hubungan khusus tanpa kamu sadari," bisik Alana langsung melangkah pergi meninggalkan Brahma yang masih berdiri menatap Sekar bersama dengan pria lain.
Alana melangkahkan kedua kakinya sambil tersenyum miris. Bahkan dia cukup percaya diri kalau Brahma dan sekarang hubungannya akan segera berakhir. Dia yakin untuk semua itu.
Brahma hanya bisa berdiri menatap Sekar bersama dengan pria lain yang sedang berjalan bersama Bahkan mereka duduk bersama di sebuah cafe shop. " Apakah mungkin kamu akan menghianati hubungan kita Sekar? " Brahma mulai melangkahkan kedua kakinya Lalu dia pergi meninggalkan Sekar yang ada di sana tanpa menemuinya. Dia mulai menepiskan segala pikiran pikiran negatif tentang apa yang akan terjadi dalam perkara rumah tangganya.
*
Cafe Shop.
Sekar menatap wajah Zafran yang sudah lama tidak pernah dia temukan selama ini. Dia cukup merindukan beberapa kenangan indahnya ketika bersama dengan Zafran.
"Kamu masih ingat nggak saat kita berdua masih bersama-sama?" Tanya Zafran menatap wajah Sekar yang masih terlihat cantik seperti dulu.
"Aku masih mengingat pertama kali kita bertemu saat itu. "Sekar menatap wajah Zafran seakan masa lalu mulai berputar di atas kepalanya.
" Apa kamu masih ingat tentang kita semuanya? "Zafran menatap begitu tajam ke arah Sekar seakan dia ingin mengingatkan sesuatu yang indah sebelum luka itu datang.
Sekar hanya mengangguk mengiyakan bahkan dia tersenyum. "Aku masih mengingat semuanya tentang kita tapi satu hal semuanya tidak akan pernah mungkin kembali seperti dulu. Karena itu adalah keputusan kita untuk mengakhiri kisah diantara kita berdua."
Zafran sangat menyesal sekali ketika mendengarkan ucapan dari Sekar. Dia tidak bisa berbicara sepatah kata pun untuk menjawabnya. Ia memang merasa sangat bersalah karena meninggalkan Sekar saat itu. Bahkan dia bersikap begitu egois terhadap Sekar. "Maafkan aku yang pernah menyakitimu saat itu. Seharusnya aku tidak pernah melakukan semua itu."
Sekar masih mengingat beberapa kepingan tentang kenangan itu. Ia merasakan terjebak dalam sebuah ruang nostalgia. Sebenarnya masih ada sisa rasa dihati Sekar untuk Zafran namun dia berusaha untuk menghapuskan jejak sisa rasa itu. "Aku tidak boleh seperti ini karena aku sudah memilih hidup bersama dengan Brahma." Dia menggumam dalam hati kecilnya. Bahkan dia menepiskan perasaannya yang masih tersisa sedikit untuk Zafran.
Sekar mengingat kepingan masa lalu itu ketika dia masih bersama dengan Zafran. Menikmati sebuah masa-masa terindah bahkan mengukir sebuah perasaan yang kini masih melambung tinggi dalam hatinya.
Di Denpasar Bali, saat itu Sekar dan Zafran sedang menikmati liburan bersama. Mereka sejenak untuk mencari suasana baru dan menghabiskan beberapa waktu bersama.
" Sekar. "
Sekar menoleh kearah Zafran saat itu cuma dia sedang berdiri di tepi pantai. Dia merasakan sebuah angin sepoi-sepoi yang merasuk ke dalam tubuhnya. Dia juga mendengarkan sebuah deburan ombak yang menghantam Karang. Dia merasa hari itu adalah Hari Terindah nya selama liburan bersama dengan Zafran. Pria yang selalu menjadi cinta pertamanya saat itu sebelum dia bertemu dengan Brahma yang menikahi dia.
Zafran langsung memeluk Sekar dari belakang sambil menikmati pemandangan lautan luas di Pantai. Dia merasakan sebuah aroma surga yang saat itu. "Apakah mungkin cinta kita akan selamanya?"
Sekar langsung menoleh ke belakang sehingga posisi mereka sekarang saling berhadapan. Jemari tangan Sekar langsung meraih rahang kokoh yang ditumbuhi beberapa rambut-rambut halus. " Aku tidak tahu bagaimana takdir kita nantinya karena semuanya sudah ada skenario dari Tuhan. "
Sebuah kecupan Zafran melesat di bibir mungil Sekar. Kemudian mereka saling menikmati satu sama dengan yang lain. Zafran mulai begitu posesif sekali untuk bisa menikmati sensasi ciuman di tepi pantai bersama dengan Sekar.
Senja mulai datang seketika sehingga keduanya merasakan hari itu adalah hari terbaik yang pernah mereka jalani selama ini. Deru nafas mereka saling bersahutan saat itu.
"Aku selalu mencintaimu untuk selamanya. "Kata Zafran sambil menyelipkan anak rambut Sekar ke belakang telinga. Dia merasakan kehangatan matahari terbenam di sore hari yang mengisahkan sebuah senja terindah.
Selama liburan mereka berdua selalu menikmati beberapa momen hingga mereka selalu saja untuk mengabadikan dalam sebuah potret.
"Sekar!"
Sontak Lamunan Sekar mulai berhamburan ketika mendengar panggilan namanya. Dia menatap wajah Zafran yang tidak pernah berubah seperti dulu. Dia masih tetap seperti dulu namun perasaan saja yang sudah berubah seketika.
"Apakah kamu masih memiliki sisa rasa untukku?" Zafran mulai bertanya sambil menatap wajah Sekar yang ada dihadapannya. Dia ingin sekali mendengar sekali saja tentang perasaan Sekar sekarang terhadap dirinya.
"Aku tidak tahu harus berbuat apalagi saat itu bahkan saat ini semuanya sudah berubah seratus persen, sehingga hanya menyisakan sebuah kenangan yang tidak akan pernah mungkin terjadi," kata Sekar menatap wajah Zafran.