Alana mulai membayangkan rumah tangga Brahma hancur bersama dengan Sekar. Dia berpikir kalau akan ada sebuah badai yang akan menerjang depan mereka berdua. "Aku yakin jika mereka pasti akan kan... "dia tertawa dengan sangat bahagia sekali setelah mengirimkan video rekaman saat Sekar bersama dengan seorang lelaki. Dia yakin jika lelaki itu adalah bagian dari kehidupan Sekar di masa lalu.
"Semoga saja semuanya nya sesuai dengan harapanku." Alana menatap langit-langit kamarnya. Dia bahagia sekali jika melihat kehancuran dari keluarga kecil bernama dan sekarang.
Alana tersenyum begitu sangat kecut sekali sambil membayangkan Bagaimana bernama akan bercerai dengan seorang Sekar. "Seharusnya aku yang menjadi pemeran utamamu dalam sebuah cerita kehidupanmu bukan dia."
*
Brahma tidak tahu harus berbuat apa lagi. Dia tidak mungkin untuk memancing sebuah pertanyaan yang akan memicu percikkan api dalam rumah tangganya. Dia harus menyelidikinya dulu karena tidak mungkin langsung menuduh Sekar telah berselingkuh dengan lelaki lain.
"Apakah masih ada masalah di kantormu?" Tanya Sekar menatap wajah Brahma yang terlihat sangat gelisah sekali. Namun bersama hanya menggelengkan kepalanya sekali. "Kamu yakin tidak ada masalah?"
Brahma sedang mengambil piyama tidurnya. Dia merasa ingin sekali bertanya tentang seorang lelaki yang ada di video itu. "Apa mungkin aku harus bertanya tentang siapa lelaki yang ada di video bersama dengan dia?" Dia menggumam dalam hati kecilnya namun berusaha untuk menahan untuk tetap tenang. "Aku yakin kalau mereka berdua tidak ada sesuatu hubungan yang spesial. "Dia menggumam kembali dalam hati kecilnya sambil mengambil setelan piyama tidurnya.
"Sebaiknya kamu makan malam dulu karena sudah aku hangatkan lauk-pauknya di atas meja makan atau mau aku bawakan ke sini?" Tanya Sekar menatap wajah Brahma.
"Tidak usah Biar aku saja yang ke sana untuk makan." Jawab Brahma dengan nada yang begitu santai sekali. Dia terlihat tersenyum kecut sambil menatap wajah Sekar. Walaupun dia berusaha untuk tetap baik-baik saja.
Sekar merasa sangat aneh sekali dengan sikap Brahma yang begitu sangat dingin. Dia mencoba untuk menyelidiki tentang apa yang terjadi kepada Brahma, suaminya. Dia tidak ingin rumah tangganya terjadi sesuatu yang cukup pelik. "Apa yang terjadi sebenarnya? " dia menggumam sambil menatap punggung Brahma dari jauh.
Sekar berusaha untuk berpikiran positif. Lalu dia mengikuti kedua langkah kaki Brahma untuk menuju ke ruang makan. Dia akan menemani Brahma untuk makan malam. "Sebaiknya aku menemani suamiku untuk makan malam." Dia menggumam dalam hati kecilnya.
*
Zafran mulai mengingat tentang pertemuannya dengan Sekar tadi sore. Dia tidak menyangka kalau masih memiliki sebuah kesempatan bisa bertemu dengan akar dalam kondisi yang tidak sengaja. "Kamu masih sama seperti dulu. Bahkan aku merasakan masih mencintaimu." Dia menggumam dalam hati kecilnya seakan mengingat beberapa kepingan kenangan saat masih bersama.
Kedua mata Zafran mulai menatap kosong salah satu sudut ruangan kamarnya. Dia masih merasakan bagaimana cinta itu mengalir namun karena kesalahan ya dia harus mengakhiri cinta itu. Kehilangan adalah hal yang terberat apalagi mendengar sebuah kabar kalau perempuan yang dia cintai sudah menikah dengan lelaki yang lain. " kesempatan tidak akan pernah datang kedua untukku. Bahkan aku masih tidak bisa melupakan cinta ini. Seharusnya aku menahanmu disampingku agar kamu tidak pergi ataupun memilih dengan yang lain. "Sebuah rasa penyesalan yang kini Zafran rasakan ketika merasakan kehilangan sosok besar dalam kehidupannya.
Zafran berusaha untuk menetralisasikan perasaannya."Mungkin ibuku tidak pernah menyetujui hubungan kita tapi.... aku tidak bisa untuk memperjuangkan hubungan kita saat itu. Kebodohanku memang buat Aku terjebak dalam perasaan yang seharusnya tidak begini. "
Bayangan hubungan masa lalu antara Zafran dengan Sekar masih melekat begitu pekat. Mereka menjalani hubungan bertahun-tahun namun berpisahnya hanyalah sekejap saja. Zafran tidak mampu melawan restu dari ibunya karena dia tidak ingin membuat kecewa perempuan lain dalam kehidupannya yaitu ibunya. "Aku memang sangat pengecut sekali dengan cinta yang aku miliki saat ini. Semoga saja kamu bahagia dengan lelaki lain hanya doaku yang selalu ada untukmu.
Kenangan masa lalu itu mulai terlihat begitu sangat jelas sekali di kedua mata Zafran.
Di sebuah Cafe tempat favorit Zafran dan Sekar menghabiskan waktunya. Mereka berdua menikmati secangkir kopi hangat sambil memakan cemilan kentang goreng.
"Happy anniversary!" Seru Zafran sambil memberikan sebuah kejutan untuk Sekar. Dia melihat kedua pipi Sekar merah merona karena terkejut dengan apa yang telah dia lakukan saat ini.
"Enggak nyangka ini hari anniversary kita yang pertama." Kata Sekar menatap Zafran.
"Ehmmm.... ini adalah hari tahun pertama anniversary kita." Zafran mulai meraih jemari tangan Sekar lalu dia mengeluarkan sebuah kotak kecil."Ini ada hadiah untukmu."
Kenangan masa lalu itu mulai terlihat begitu sangat jelas sekali di kedua mata Zafran.
Di sebuah Cafe tempat favorit Zafran dan Sekar menghabiskan waktunya. Mereka berdua menikmati secangkir kopi hangat sambil memakan cemilan kentang goreng.
"Happy anniversary!" Seru Zafran sambil memberikan sebuah kejutan untuk Sekar. Dia melihat kedua pipi Sekar merah merona karena terkejut dengan apa yang telah dia lakukan saat ini.
"Enggak nyangka ini hari anniversary kita yang pertama." Kata Sekar menatap Zafran.
"Ehmmm.... ini adalah hari tahun pertama anniversary kita." Zafran mulai meraih jemari tangan Sekar lalu dia mengeluarkan sebuah kotak kecil."Ini ada hadiah untukmu."
Kedua mata Sekar terbelalak ketika melihat sebuah kalung yang berliontin berinisial huruf S dan Z . "Cantik sekali kalung berlian liontin inisial huruf kamu dan huruf ku yang bersatu." Kedua matanya mulai berbinar-binar seakan ada rasa bahagia ketika Zafran membuat Sekar merasa jantungnya berdetak semakin kencang. Zafran bisa merasakan apa yang telah dirasakan oleh Sekar saat ini.
Zafran langsung mengeluarkan liontin dalam kotak kecil yang berwarna biru itu. Dia segera beranjak dari tempat duduknya lalu memasangkan kalung berliontin inisial nama mereka berdua.
"Sumpah ini sangat indah sekali. " Sekar tidak henti-hentinya memuji apa yang diberikan oleh Safran lalu dia mendongakkan kepalanya menatap Zafran.
" Tidak ada yang lebih indah dari kamu walaupun liontin ini memiliki sebuah arti. Tapi Kamulah yang sangat berarti dalam kehidupanku saat ini. Tidak ada tempat untuk perempuan lain di hatiku selain kamu. " Zafran menatap kedua manik mata Sekar.
Makan malam di cafe saat itu membuat Safran tidak bisa melupakan setiap momennya bahkan tidak hanya di sana saja tapi masih ada kenangan lain yang masih melekat dalam ingatannya.
"Seharusnya aku berjuang untukmu. Aku malah pergi begitu saja. Aku yang salah telah memancing amarahmu sehingga hubungan kita harus berakhir di saat itu juga. "Air mata Zafran pun terjatuh di saat malam itu. Dia merasakan penyesalan itu tidak akan pernah ada di awal tapi di akhir sebuah kisah yang sudah runtuh.