Semusim telah berganti. Brahma terlihat sangat bahagia sekali. Dia menatap Sekar dengan penuh perasaan yang membara. Tapi dia masih belum mengatakan tentang pekerjaannya yang dia jalani saat ini.
Uang tabungan Brahma semakin hari semakin berkurang. Dia bahkan belum berterus terang kepada Sekar. Apalagi keluarga Sekar selalu menilai seseorang dari segi materi.
" Ini bekal untuk kamu. " Sekar sudah membuatkan bekal makanan berupa nasi goreng di dalam sebuah tepak makan. Dia memberikannya dengan penuh rasa cinta.
"Terima kasih Sekar." Balas Brahma sambil menerima tepak makanan yang berisi nasi goreng dengan telur ceplok andalannya. Kemudian Dia pamit untuk segera berangkat. " Sekar, aku berangkat dulu ya ke kantor. Jaga dirimu baik-baik," ucapnya sambil mengecup kening Sekar dengan penuh rasa kasih sayangnya.
Saudara perempuan Sekar terlihat tidak menyukai ketika mereka bersifat sangat manis sekali. Bahkan ucapan-ucapan sindiran selalu saja mereka dengarkan. Tapi Sekar dan Brahma sudah biasa untuk mencerna setiap ucapan dari saudaranya.
" Jaga dirimu baik-baik ya dan cepat pulang." Ucap Sekar dengan nada yang cukup lirih. Kemudian dia juga melemparkan sebuah senyuman yang terlihat di kedua sudut bibirnya.
Brahma hanya membalas dengan senyuman lalu dia segera untuk berangkat ke tempat kerjanya menggunakan motor maticnya. Dia mulai menyalakan mesin motornya, lalu dia segera melajukan motornya hingga menyapu jalanan dari rumah hingga ke tempat kerjanya dalam waktu beberapa menit.
Dari jarak yang cukup jauh Alana terlihat membuntuti Brahma. Dia ingin sekali mendapatkan Brahma seperti dulu. Dia berusaha untuk melakukan segala cara agar Brahma bisa bersamanya kembali. "Aku tidak peduli sama sekali walaupun Brahma sudah bersama dengan yang lain. "Alana mulai membuntuti Brahma dengan mobil yang dikemudikan. Dia tetap saja keras kepala untuk mendapatkan hati Brahma kembali, walaupun dia sering mendapatkan penolakan dari seorang Brahma.
Alana masih melajukan mobilnya sambil mengawasi Brahma dari belakang. Dia yakin kalau suatu saat nanti bisa mendapatkan hati dari seorang Rahma kembali. Walaupun semua itu hanyalah sebatas dari harapannya saja.
Brahma menikmati perjalanannya dengan motornya. Dia bernyanyi sambil bersiul. Sepanjang perjalanan dia selalu membayangkan wajah istrinya yang sedang menunggunya di rumah. Dia akan melakukan segala cara untuk bisa membuat istrinya tersenyum.
Brahma terlihat bersemangat sekali untuk berangkat bekerja di sebuah restoran. Dia merasa memiliki sebuah tanggung jawab untuk istrinya. Dia tidak peduli dengan pekerjaan apapun asalkan dia mendapatkan uang walaupun jumlahnya tidak seberapa." Kamu adalah hal yang terindah yang pernah aku miliki selama ini. Bahkan tidak akan pernah tergantikan dengan yang lain," dia menggumam dalam hati kecilnya sambil mengendarai motornya. Dia terlihat sangat bahagia sekali ketika dia bisa memilih seorang istri sebaik Sekar. Baginya Sekar adalah segalanya. Sekar adalah bagian dari kehidupannya.
*
Di rumah Sekar sedang melakukan pekerjaan rumah tangganya. Dia memasak untuk makan siang dan makan malam di keluarganya. Dia memang sudah tidak bekerja lagi di luar karena dia ingin fokus terhadap pekerjaan rumah tangga dan keluarganya.
Sekar akan memasak menu spesial untuk makan malamnya bersama dengan suaminya. Dia terlihat sangat bahagia sekali menunggu kedatangan suaminya nanti malam. Dia akan memasakkan telur balado karena favorit dari suaminya.
"Aku menunggu kamu pulang. " Sekar menggumam dalam hati kecilnya sambil memasak dengan racikan penuh rasa cinta dan kasih sayang didalamnya. Dia berharap kalau pernikahannya akan menumbuhkan rasa cinta dan kepercayaan yang penuh. Dia hanya ingin menikah sekali seumur hidupnya.
Aroma masakan Sekar hingga mengudara dan membangkitkan rasa lapar bagi siapa saja yang menciumnya. " Aku yakin kalau dia akan menikmati makan malam ini dengan lahap sekali. Karena aku tahu telur balado adalah makanan favorit dari Brahma. Semoga saja dia suka masakanku." Dia terlihat sangat bersemangat sekali ketika memasak. Terlihat senyuman yang jelas mewarnai wajahnya.
*
" Gladys! "
Renata memanggil Gladys. Lalu dia meminta Gladis untuk menggantikan dia sejenak karena dia ada sebuah urusan penting di luar.
" Ada apa Renata? Kenapa Kamu memanggilku?"
" Aku mau minta tolong kepada kamu karena aku ada urusan di luar sebentar saja. "
" Memangnya kamu mau kemana Renata? Lihat tuh hari ini pengunjung datangnya banyak sekali. Aku pasti bakal kewalahan apabila tidak ada kamu disini Renata. Bagaimana aku bisa menghandle banyaknya pengunjung yang datang? "
"Sumpah kali ini aku minta tolong sama kamu. Karena aku ada urusan di luar. Jika aku tidak datang maka semuanya akan terlambat. " Renata menatap Gladys dengan penuh harapan agar bisa membantunya.
Gladys menatap Renata.
Wajah Renata terlihat penuh harapan agar Gladys mau menggantikannya sejenak. Dia terlihat sangat panik sekali. "Aku mohon kepada kamu agar bisa menggantikan aku sejenak. Aku harus pulang cepat hari ini karena ibu aku sedang sakit keras di rumah sakit. Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi selain aku ingin cepat pulang ke rumah dan menyiapkan beberapa perlengkapan untuk ke rumah sakit. "
Renata terlihat wajahnya begitu sembab. Sehingga membuat Gladys tidak sanggup melihatnya. Lalu dia memeluk Renata.
" Ya sudahlah aku akan membantumu. Sebaiknya kamu segera izin pulang dan aku akan menghandle pekerjaanmu. Kamu tidak usah khawatir dengan apapun yang terjadi karena kamu harus fokus merawat ibumu."Gladys menepuk-nepuk punggung Renata agar sahabatnya itu bisa tenang.
Renata pun segera bergegas lalu dia terlihat buru-buru sekali. Dia mulai menelepon kakaknya agar segera menjemputnya di restoran Padang. Dia sedang menunggu di depan restoran sambil membawa tas kecil bawaannya. Dia terlihat sangat panik sekali.
" Aku sangat takut sekali ya Tuhan. " Renata menggumam dalam hati kecilnya. Dia berusaha untuk meyakinkan dirinya kalau ibunya akan baik-baik saja.
Sebuah motor matic berhenti di depan restoran tempat Renata bekerja. Kemudian dia langsung saja naik ke motor matic tersebut.
"Buruan, Kak Alfian!" Renata terlihat tidak sabar untuk segera ke rumah dan menyiapkan beberapa perlengkapan ibunya untuk dibawa ke rumah sakit. Dia tidak menyangka kalau kondisi ibunya sedang drop.
*
Brahma merasa pendapatannya tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Dia juga berpikiran untuk menjadi seorang tukang ojek online. Dia akan mendaftar sebagai driver ojek online.
" Sepertinya ini adalah sebuah pekerjaan yang jamnya fleksibel. Aku akan mencobanya agar aku mendapatkan uang tambahan. " Brahma mulai mengisi formulir pendaftaran elektrik sebagai driver ojek online. Akhirnya dia berhasil terdaftar.
Brahma terlihat sangat sibuk sekali di restoran itu sebagai tukang cuci piring. Dia merasa hari ini cukup banyak sekali pengunjung yang datang. Dia juga melihat banyak cucian yang sudah menumpuk dihadapannya. Bahkan pemilik restoran meminta dia untuk lembur hari ini hingga malam. Dia juga sudah memberi kabar kepada istrinya kalau dia akan terlambat pulang kerja.
Sekar menerima pesan singkat dari Brahma, suaminya. Dia terpaksa untuk menunda makan malamnya lalu menyimpan telur balado tersebut ke dalam lemari es. Dia berpikir ketika suaminya datang maka dia akan menghangatkan telur balado tersebut sebagai lauk pauknya .
"Sepertinya aku akan tidur dulu sambil menunggu datangnya dia," Sekar langsung melangkahkan kedua kakinya menuju ke kamar setelah memasukkan menu makanan telur sambal balado ke dalam lemari es. Dia akan tidur sejenak karena kepala hanya sedikit pusing.