Instagram: Yezta Aurora
Facebook: Yezta Aurora
Twitter: Yezta Aurora
--
Entah kenapa tidur Nicolette sangat pulas, bahkan sinar pagi yang menerpa wajah dan juga suara dering jam beker sama sekali tak mengusik dari kenyamanan tidurnya. Alhasil hal tersebut membuat Nicolette bangun kesiangan. Buru-buru melompat ke kamar mandi, secepat kilat bersiap lalu menyambar tas kerjanya.
Manik biru laut membelalak sempurna mendapati seorang pria tampan berdiri didepan kamar apartement nya sambil menyungging senyum hangat.
"Selamat pagi sayang."
Akan tetapi bukan ucapan balasan, justru balik dihujani pertanyaan yang saat ini menggelitik pendengaran Jose.
"Apa yang kau lakukan sepagi ini di apartement ku, hah?"
"Pertanyaan bodoh. Tentu saja menjemput mu."
"Bukankah sudah ku katakan dari semalam bahwa sudah ada supir kantor yang menjemput."
Bibir kokoh mengurai senyum smirk sembari mengangkat sudut bibirnya. "Sudah ku usir." Ucapnya tanpa dipenuhi rasa bersalah sedikit pun.
"Kau!" Geram Nicolette.
Tak ingin mendebat yang dilakukan Jose justru diluar dugaan. Tanpa disangka – sangka langsung mengaitkan jemarinya diantara jemari lentik membimbingnya menuju mobil. Meskipun sekuat apapun melayangkan protes akan tetapi Jose tetap mendominasi sehingga tak ada pilihan lain selain menurut.
Menyadari arah mobil tak mengarah ke kantornya, Nicolette segera memprotes namun lagi-lagi Jose tak mengindahannya. Segera membelokkan mobilnya ke sebuah restoran mewah. Membukakan pintu mobil lalu mengulurkan tangannya namun tak juga disambut, justru tatapan mematikan yang diterimanya.
"Aku sudah sangat terlambat. Aku harus segera ke kantor. Kalau kau masih ingin sarapan maka lakukan saja sendiri. Sorry aku tak bisa menemanimu." Belum sempat melangkahkan kaki, tubuhnya sudah terhimpit tubuh kekar. Mendorongnya ke badan mobil sehingga Nicolette tak bisa lagi melarikan diri.
"Kalau aku mengajakmu berarti Nelson sudah mengijinkan mu untuk datang terlambat Letta. Lagi pula kita tak hanya sarapan, ada beberapa hal yang harus kita diskusikan."
"Mr. Nelson sudah kembali lebih baik kau diskusikan langsung saja dengannya."
"Itu namanya kerja dua kali Letta. Aku tidak mau menjelaskan suatu hal untuk kedua kalinya, bukankah kau ini asistennya Nelson, kenapa harus aku yang menjelaskan. Lalu tugas mu ini apa? Hanya makan gaji buta, huh?" Karena rasa cemburu, tanpa sadar melontarkan kalimat yang mampu menusuk ke dalam hati.
"Kau!" Seenaknya saja mengataiku makan gaji buta. Geram Nicolette, tanganya sudah mengayun diudara namun buru - buru Jose mencekalnya.
"Aku tidak suka direndahkan oleh seorang wanita jadi jangan bertindak di luar batas. Ayo, jangan membuang-buang waktu!" Berjalan lebih dulu meninggalkan Nicolette yang masih tersulut emosi.
Tak memedulikan Nicolette yang tak juga menyusul, Jose langsung menyantap makanannya. Gadis yang ditunggunya akhirnya muncul juga. Membanting tasnya ke sofa lalu mendudukkan bokongnya dengan kasar. Sudut mata Jose meliriknya sekilas dengan terus menyantap makanannya. Berpura – pura tak menghiraukan Nicolette yang terus menghembus nafas kesal.
"Segera kita mulai saja meetingnya."
"Selesaikan dulu makan mu!"
"Aku tak suka membuang-buang waktu."
Menatap Nicolette tajam, bibirnya membentuk garis lurus. "Aku tak suka mengulang yang sudah ku katakan, paham?" Nada suaranya sedikit meninggi lalu kembali melahap makanannya tanpa melihat lagi ke arah Nicolette.
Tak peduli pada piring Nicolette yang masih penuh dengan makanan. Segera memulai meeting setelah menyelesaikan menyantap spaghetti dan juga segelas coffe latte. Setelah meyelesaikan meeting segera melenggang menuju mobil, langsung duduk di kursi kemudi tanpa membukakan pintu lebih dulu seperti yang biasa dilakukannya.
Melajukan mobil dengan kecepatan tinggi sampai mobil sport berhenti tepat disebuah gedung bertuliskan Amstrick Law Office. Tanpa sengaja melalui kaca spion tatapan manik coklat menangkap mobil Nelson yang terlihat menyusul dibelakang. Begitu pula dengan Nelson yang juga menyadari bahwa mobil di depannya ini adalah mobil Jose.
Menyadari Nelson tak segera keluar dari mobil memaksa Jose mengalah dengan turun lebih dulu, membukakan pintu untuk Nicolette dan membantu gadis itu turun mobil. Melihat kedekatan keduanya membuat Nelson semakin geram. Dengan diiringi gemuruh hebat segera menghampiri keduanya namun seketika memasang ekspresi datar. Meskipun dalam hati ingin rasanya menghajar Jose habis – habisan.
"Selamat pagi Mr. Jose." Sambil mengulurkan tangan yang langsung disambut hangat. Lalu tatapannya beralih pada Nicolette.
"Selamat pagi Letta dan ini punyamu, tertinggal di mansion, kemarin." Menyerahkan bingkisan ke tangan Nicolette.
Melihat Nelson dengan lancang menyentuh tangan Nicolette seketika membuat darah mendidih. Segera merebut bingkisan dengan kasar membuat gadis tersebut terperenyak.
"Lebih baik disimpan dulu di mobil. Nanti sore aku akan menjemputmu, jangan pulang terlambat yah." Mengusap rambut Nicolette dengan sayang dan tanpa disangka - sangka langsung mencium puncak kepala. Tentu saja hal tersebut sangat membuat Nicolette malu harus diperlakukan seperti itu, apalagi didepan atasannya.
Beruntung tak banyak karyawan yang melintas karena semua karyawan sudah berada diruangannya. Meski begitu tetap merasa malu karena banyak bodyguard yang berjejer di belakang Nelson.
Nicolette segera melempar tatapan mematikan seolah berkata, puas! sudah mempermalukan ku. Tanpa mengindahkan tatapan tak suka, segera melenggang menuju mobilnya, melajukannya dengan kecepatan tinggi.
"Anda disini di bayar untuk bekerja bukan untuk berpacaran, Ms. Letta." Setelah itu langsung melenggang meninggalkan Nicolette yang masih berdiri mematung. Tak ingin semakin memancing kemarahan Nelson segera bergegas ke ruang kerjanya.
Disaat sibuk bekerja tiba – tiba ponselnya berdering dan tampillah nama Jose dilayar ponselnya yang mengingatkannya untuk makan siang. Seketika manik biru laut melirik ke arah jarum jam yang sudah mengarah pada angka 12.45
Oh My God waktu ku tinggal 15 menit lagi. Batin Nicolette sambil merapikan meja kerjanya. Namun belum sempat melenggang menuju kantin, telepon kantornya berdering dan ternyata Nelson yang menghubungi.
"Ke ruangan saya dan bawa semua dokumen kasus yang kamu diskusikan dengan pacarmu."
Awas saja kau Jose. Kau sudah membuat ku dalam masalah besar, Nicolette membatin kesal sembari melenggang ke ruangan Nelson. Tanpa melihat langsung menyuruh Nicolette duduk.
Setelah beberapa menit menyelesaikan pekerjaan barulah menatap Nicolette dengan tatapan yang sulit diartikan. Nicolette pun segera menyerahkan dokumen yang diminta.
"Ini, Sir."
Menatap Nicolette lama sebelum berucap. "Terimakasih banyak sudah membantu selama saya pergi. Begini Letta karena asisten lama sudah kembali jadi saya tidak memerlukan kamu lagi."
Mendengarnya bagaikan ribuan jarum langsung menusuk ke dalam bola matanya disiang bolong, seketika rasa panas menjalari membuat air mata itu hampir saja tumpah namun coba ia tahan.
"Tak perlu khawatir karena saya tidak akan memecat kamu. Mulai besok, kamu saya pindahkan keluar kota."
"Kenapa harus dipindahkan keluar kota? Kenapa tidak langsung dipecat saja. Saya akan dengan senang hati menerima Ms. Letta bergabung dengan perusahaan saya Mr. Nelson."
Sontak saja keduanya langsung menoleh ke arah sumber suara, Jose sedang menyender pada dinding pintu. Tatapan mata menajam pada Nicolette lalu mengusap puncak kepala sambil lalu sembari melenggang menuju sofa. Mendudukkan bokongnya disana dengan kaki menyilang. Mendapati Nelson menatapnya tak suka ia segera berucap.
"Jangan bilang Anda melupakan jadwal meeting kita hari ini Mr. Nelson." Ucapnya sembari jari telunjuk mengetuk - ngetuk jam dipergelangan tangan, mengarahkannya pada Nelson. Lalu tatapannya beralih menatap Nicolette dengan tatapan hangat setelah itu tatapannya menajam pada rekan kerjanya itu.
"Apakah Ms. Letta akan diikut sertakan juga dalam meeting kita kali ini?" Sambil mengangkat kedua alisnya.
Nelson pun segera meminta Nicolette meninggalkan ruangan, tak lupa memberi perintah supaya mengosongkan jadwal sampai beberapa jam ke depan. Meeting yang dilakukan pun tak kunjung menemukan kesepakatan. Tadinya mereka berdua adalah partner kerja, tapi semenjak kehadiran Nicolette suasana jadi memanas.
Akhirnya Jose mengalah untuk menunda membicarakan kasus pembunuhan anak dibawah umur yang menyeret nama salah satu artis ternama sebagai tersangka.
"Sudah waktunya makan siang. Lebih baik kita tunda saja."
Sebenarnya Jose bisa menangani kasus ini sendiri tanpa menggandeng Nelson. Namun karena sudah lama menjadi rekanan, Jose sengaja melibatkannya dengan maksud membantu Nelson dari keterpurukan setelah Nicki meninggal. Tapi siapa sangka justru kebaikan hatinya inilah yang sekarang ini menyulitkannya. Tanpa mau ambil pusing segera memberi perintah pada Zoe untuk memutus kerjasama.
Mendapati Jose memutus kerjasama secara sepihak semakin memancing amarah sehingga tidak jadi memindahkan Nicolette keluar kota. Dengan tetap mempertahankan gadis itu sebagai asistennya maka Jose tak akan berani berbuat macam – macam, itulah yang dipikirkan Nelson saat ini.
"Dasar pengacara labil." Umpat Jose entah pada siapa karena nyatanya ia sendirian di dalam ruang kerjanya. Kemudian kembali berkutat dengan layar laptop dan juga tumpukan dokumen. Terlalu disibukkan dengan pekerjaan hampir saja melupakan janji pada Nicolette bahwa sore ini akan menjemputnya sepulang kerja.
"Oh My God." Ketika tatapannya terpaku pada arah jarum jam yang sudah mengarah pada jam pulang kantor, segera meraih jas yang tersampir pada kursi kebesarannya lalu menyambar kunci mobil. Membelah jalanan menuju Amstrick Law Office.
--
Thanks
Yezta Aurora