Chereads / Aimer Un Avocat / Chapter 5 - Aimer| 05

Chapter 5 - Aimer| 05

Instagram: Yezta Aurora

Facebook: Yezta Aurora

Twitter: Yezta Aurora

--

Saat ini Jose sedang berada di taman, tatapannya meremang mengingat pertemuan pertamanya dengan misterius girl beberapa tahun lalu. Bertahun-tahun tinggal di Jerman sampai kuliahnya selesai dan meniti karir disana, tak sekali pun tak menyisir tempat dimana dia bertemu gadis misterius itu. Dengan harapan dapat bertemu lagi, namun harapannya selalu pupus.

Meskipun sepanjang jalan sudah disisir dan juga mencari keberadaan keluarga Hamberson akan tetapi hingga saat ini tak pernah dia temukan. Dan hari ini ada seorang gadis didepannya menyebut nama itu lagi. Nama yang ingin dia lupakan semenjak menginjakkan kaki di Spanyol.

Tidak mungkin kan kalau misterius girl itu dia? Gadis itu kan tinggalnya di Jerman bukan di Negara ini. Pikiran – pikiran itu terus bergerayang dalam otak bagai benang kusut.

Tak ingin dihimpit rasa penasaran, segera melenggang ke kamar. Mendekati sisi ranjang kemudian mendudukkan bokongnya disana. Mengamati wajah cantik Nicolette yang sedang tertidur pulas. Hingga sepersekian menit dibiarkan posisinya tetap seperti itu.

Benarkah kau gadis itu? Gadis yang ku cari selama ini? Batin Jose sambil mengingat-ngingat wajah gadis bertopeng tersebut.

Tapi saat itu wajahnya tak banyak terekpos kecuali mata dan bibir. Lalu bagaimana caraku membuktikan bahwa gadis ini memang lah misterius girl ku?

Kembali di amati Wajah Nicolette yang terlihat damai dalam tidurnya dan hal tersebut semakin menarik Jose untuk lebih menyelaminya lebih dalam lagi. Dibelainya dengan penuh kelembutan puncak kepala Nicolette setelah itu mencium keningnya lama sebelum berlalu menuju kamar tamu.

Jika saja gadis tersebut bukan Nicolette bisa dipastikan saat ini Jose sudah menyatukan tubuhnya, saling memberi kepuasan dan juga rasa nikmat. Entah atas dorongan dari mana Jose mampu menahan hasratnya yang begitu besar padahal pesona Nicolette sangat kuat menyiksa naluri kelelakiannya.

Hingga pagi menjelang mata enggan terpejam. Bayang – akan mysterious girl masih setia menyiksanya dengan sangat kuat. Sehingga memutuskan langsung menenggelamkan diri didalam kamar mandi, mengguyur kepalanya dengan air dingin. Berharap bayangan itu segera sirna.

Kulit putih mulus menggeliat ketika merasakan sang surya menyapa hangat wajahnya. Matanya langsung terbelalak mendapati ruangan yang tampak asing. Seketika duduk tegak sembari menelisik seluruh isi ruangan.

Ini bukan kamarku, lalu aku ini dimana dan siapa yang membawaku kemari? Otaknya masih berfikir keras coba mengembalikan kembali ingatannya.

"Sudah ingat semuanya Ms. Nicolette?" Suara bariton nan seksi terdengar menggelitik pendengaran.

Sontak saja segera menolehkan wajah ke arah sumber suara itu berasal. Betapa terkejutnya Nicolette mendapati pemilik wajah tampan bak dewa Yunani berjalan ke arahnya, seketika bulu romanya meremang.

"Bagaimana?" Jose mendekatkan wajahnya. Ditatap dari jarak yang sangat dekat oleh lelaki setampan Jose tentu saja membuatnya merasa tak nyaman. Belum lagi hembusan nafas hangat yang menyapu sepanjang kulit wajah telah berhasil mengirimkan desiran aneh. Debaran jantungnya kian memacu cepat membuat manik seindah lautan biru menutup sempurna. Coba menyelami rasa entah apa itu, yang jelas hatinya menghangat.

Dan entah mengapa wajah damai Nicolette kala seperti ini bagaikan menghipnotis akal sehat Jose. Tak ingin terus terseret ke dalamnya segera meniup pelan kedua mata sehingga manik biru laut terbuka sempurna.

Ternyata tindakan Jose ini salah besar karena manik biru laut yang menyirat penuh gelombang kehangatan justru semakin menariknya dengan sangat kuat untuk menyelami kedalamannya, mengarungi rasa entah apa itu yang jelas hatinya berdebar tak karuan.

Tak ingin detak jantungnya semakin menggila segera mengalihkan pandangan pada bibir seksi. Seketika rasa frustasi menyergap, karena setiap bagian dari tubuh Nicolette bagai magnet menariknya dengan sangat kuat.

Ingin rasanya segera mencicipi kembali rasa manis dari bibir ranum Nicolette akan tetapi hasrat tersebut segera dia tepis. Sebenarnya Jose bisa melakukan apa saja terhadap Nicolette mengingat dia sudah mengeluarkan ratusan ribu dolar untuk kencan semalam jadi sampai detik ini Nicolette masih miliknya.

Tak ingin dianggap brengsek, yang Jose lakukan hanyalah mendaratkan kecupan manis dikening Nicolette membuat manik biru laut memejam. Jantung Nicolette langsung melonjak tak karuan begitu pun dengan Jose. Cukup lama dalam posisi seperti itu hingga saling merasakan deru nafas hangat menyapu permukaan kulit wajah.

Manik seindah lautan biru kembali terbuka ketika tak lagi merasakan nafas hangat menyapu sepanjang kulit wajahnya. Bersamaan dengan itu Jose sudah tak ada disana. Lelaki itu telah melenggang ke kantor karena berdekatan dengan Nicolette hanya membuat detak jantung memacu 1000 kali lebih cepat dan tentu saja hal tersebut sangat lah tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

"Jangan lupa kau suruh supir untuk mengantarkan pulang Ms. Nicolette siang ini." Perintah Jose pada Zoe.

Dari seberang telepon Zoe memberitahukan bahwa Nicolette ingin menemuinya terlebih dulu membuat Jose semakin merutuki diri sendiri lalu melempar ponselnya ke sofa.

"Apalagi yang kau inginkan Nicolette? Jika yang kau inginkan ada hubungannya dengan uang, bukankah aku sudah membayarmu sangat mahal pada situs online tersebut. Aku juga sudah menitipkan tips untukmu pada mereka." Ucap Jose entah pada siapa karena nyatanya ia sendirian didalam ruang kerjanya.

Disaat sedang berfikir keras tentang Nicolette, ponselnya kembali berdering dan Zoe memberitahukan bahwa Nicolette tetap kekeh tidak mau meninggalkan mansion sebelum bertemu dengannya.

Aarrggghhh, Jose mengumpat kesal. Bagaimana bisa Nicolette keras kepala seperti ini. Apa gadis itu tidak tahu kalau berdekatan saja sudah membuat otaknya tak bisa berfikir jernih?

"Ku tunggu di Drsort Hotel setelah jam 2 siang, antarkan Ms. Nicolette kesana." Jose sengaja meminta Zoe mengantarkan Nicolette menemuinya setelah jam 2 siang karena tidak ingin kehadiran gadis pemilik mata seindah lautan biru itu mengobrak abrik akal sehatnya di meeting penting dengan klien. Reputasinya sebagai pengacara ternama akan hancur jika sampai dia gagal fokus.

Setelah meeting dengan klien selesai, Jose sengaja menyewa satu kamar hotel. Sebenarnya dia bisa saja berbicara dengan Nicolette di lobby atau di restoran akan tetapi pasti kehadiran Nicolette akan langsung disorot kamera.

Sebenarnya apa lagi yang kau inginkan Nicolette? Jose tampak menebak - nebak sampai keningnya berkerut. Rasa pusing langsung menyergap sehingga memijit pelan pelipisnya dan semakin mengumpat kesal saat mendengar ketukan pada pintu kamar.

Tak ingin beranjak dari tempatnya berdiri, segera menekan tombol remote sehingga pintu terbuka, menampilkan gadis cantik pemilik mata indah seindah lautan biru.

"Masuk atau kau akan tetap berdiri didepan pintu sampai besok pagi Ms. Nicolette!" Ucapnya sembari melemparkan tatapan sinis.

Dengan penuh keraguan, melangkah masuk dan bersamaan dengan itu pintu kembali menutup rapat. Nicolette pun merasa janggal bagaimana bisa pintu hotel menutup otomatis? Kemudian segala pertanyaannya itu terjawab sudah ketika tanpa sengaja menangkap remote yang berada dalam genggaman Jose.

"Apa bayaranmu masih kurang sampai kau harus menemuiku?" Ucap Jose sarkastik dengan melemparkan tatapan dingin.

"Tidak semua hal bisa Anda ukur dengan uang Mr. Jose."

"Sombong!" Jose melangkah maju mendekati Nicolette dan refleks Nicolette melangkah mundur sampai kakinya menyentuh sisi ranjang. Posisi dia terjepit sehingga tak bisa lagi melarikan diri.

"Apa maumu sebenarnya Ms. Nicolette? Katakan!" Jose semakin dibuat tertarik dengan wajah polos dan juga sikap angkuh yang Nicolette tunjukkan.

Ketika wajah Mereka saling mendekat dan kurang 1 cm lagi bibir keduanya saling bertemu, Nicolette memalingkan wajahnya. Tangan Jose terulur meraih dagu Nicolette supaya mau menatapnya kembali.

"Katakan!" Suaranya terdengar lirih akan tetapi mengandung perintah yang tak terbantahkan.

Mendongakkan wajahnya menantang. "Aku perlu tahu siapa orang yang menghubungimu untuk kencan ini?" Seketika langsung menyipitkan matanya, merasa heran dengan pertanyaan bodoh yang keluar dari bibir Nicolette.

Seringaian licik terukir dibibir. "Tidak perlu basa basi Ms. Nicolette, katakan saja berapa dolar yang kau inginkan?"

Menyerahkan selembar cek ke tangan Nicolette. "Tulis berapa saja jumlah yang kau butuhkan!" Tatapannya mengunci. Namun ada kejanggalan disini ketika menemukan kilat terluka tampak mewarnai manik seindah lautan biru tersebut.

"Aku sama sekali tidak tertarik dengan uangmu Mr. Jose." Merobek selembar cek ditangannya lalu dilemparkan ke wajah lelaki tampan yang kini berdiri dihadapannya. Sebelum melangkah pergi sengaja melemparkan tatapan tajam setajam pedang yang mampu menembus ke kedalaman hati.

"Gadis sombong! Kalau bukan karena uang untuk apa dia mengikuti acara kencan online? Dan ... Siang ini dengan suka rela datang menemuiku di kamar hotel. Dasar penipu! Sok – sok an tak butuh uangku." Jose mengumpat kesal setelah kepergian Nicolette.

--

Thanks

Yezta Aurora