Chereads / Aimer Un Avocat / Chapter 9 - Aimer| 09

Chapter 9 - Aimer| 09

Instagram: Yezta Aurora

Facebook: Yezta Aurora

Twitter: Yezta Aurora

--

Malam ini Zoe benar – benar dibuat gelisah. Jika Jose sudah bertindak sampai sejauh ini lalu bagaimana dengan nasib Zoe ke depannya. Rasa takut terus menghantui, jika beberapa malam kemarin tidak pernah bisa tidur dengan nyenyak maka berbeda dengan malam ini. Rasanya seperti berada diujung maut. Sudut matanya melirik dokumen yang terletak diatas nakas kemudian diraihnya. Dibukanya dokumen tersebut, diremasnya kuat - kuat.

"Apa yang harus ku lakukan pada dokumen ini?" Coba memaksa otaknya untuk berfikir keras lalu melangkahkan kaki menuju ruang belakang.

Pasti tidak akan ada yang melihat, ini juga sudah larut, pikir Zoe sambil menelisik ke semua ruangan. Perkiraan Zoe salah besar karena ternyata Jose masih terjaga meskipun semua maid dan bodyguard sudah bergelung dialam mimpi.

Melihat kilatan api memaksa kaki Jose mendekat ke arah tersebut. Mendapati Zoe terlihat sedang berdiri didekat tempat pembakaran membuat Jose segera menghentikan langkah.

"Apa yang dilakukannya dilarut malam begini? Dan jejak apa yang coba Zoe hilangkan? Dokumen apa itu?" Lirih Jose.

"Oh Jadi kau mulai berani bermain – main denganku Zoe." Lirihnya lagi.

Hingga sampai beberapa menit dibiarkan posisinya seperti itu karena Jose ingin melihat sampai sejauh mana Zoe berkhianat. Terlalu fokus pada sisa – sisa kertas ditangan dan juga kilatan api sampai – sampai tak menyadari kehadiran Jose yang terus mengawasi sedari tadi.

Deheman Jose membuat Zoe terlonjak kaget. Matanya menoleh ke belakang mendapati Jose sedang menyandarkan tubuhnya pada dinding yang tak jauh dari sana. Ia ketakutan setengah mati.

"Sedang apa kau?" Tak juga menjawab justru balik menyerang Jose dengan pertanyaan. "Kau sendiri apa yang kau lakukan disini? Kenapa belum juga tidur?"

"Jadi kau berharap demikian Zoe?" Mengunci tatapan Zoe dari kejauhan dengan tatapan tajam sebelum memulai kembali kalimat. "Supaya kau bisa dengan bebas menghilangkan jejak penghianatanmu. Kira – kira begitu kah maksudmu Mr. Zoe Alsbech?"

Tak ada sepatah kata pun yang mampu keluar dari bibir Zoe. Kerongkongannya terasa tercekat. Yang dirasakannya saat ini tubuhnya ini bagaikan dilempari ribuan meriam.

Mati aku. Zoe membatin sembari membayangkan bahwa setelah ini Jose pasti akan langsung mengirimnya ke Neraka dan inilah detik –detik terakhir kalinya ia bisa menghembus nafas.

"Angkat wajahmu Zoe! Kau sedang tidak bicara dengan lantai." Jadi dugaanku selama ini benar. Apa kau benar – benar telah berkhianat Zoe.

Dengan takut – takut mengangkat wajahnya. Mendapati tatapan Jose tak setajam tadi membuat Zoe seketika dapat tersenyum lega. Sorot sepasang manik coklat menuntut penjelasan tentang apa yang telah Zoe lakukan dilarut malam seperti ini dan dokumen apa saja yang coba dihilangkan jejaknya tersebut.

Terpaksa Zoe beralasan yang sama sekali tak masuk akal. "Mencari kehangatan. Udara malam ini sangat dingin, kau sendiri apa yang kau lakukan disitu?"

Tersenyum smirk. "Aku sedang mengamati seseorang yang coba menghilangkan jejak rahasia."

Perkataan Jose langsung menusuk sampai ke dasar hati memaksa Zoe segera memutar tubuh menghadap perapian kemudian melemparkan beberapa kertas yang masih tertinggal.

"Zoe!" Yang dipanggil langsung menolehkan wajahnya.

"Kau melupakan sesuatu, ini." Mengacungkan selembar kertas ditangannya. Zoe segera menyambar kertas tersebut. Jantungnya seakan melompat keluar karena rasa takut yang semakin mencekam.

Mata Jose menyipit. "Kenapa kau terlihat sangat ketakutan. Tenang Zoe, aku belum sempat membacanya. Itu dokumen rahasiamu kan?" Sudut matanya tertuju pada selembar kertas ditangan Zoe.

"Kalau sudah selesai segera lah pergi tidur! Ada tugas penting menantimu besok pagi."

Setelah kepergian Jose, Zoe segera membalik kertas ditangannya lalu membaca isinya. Senyum lega menghiasi bibir setelah mendapati tak ada satu pun kalimat yang mengarah pada informasi Nicolette disana.

--

Dikantor penerbit tempat Nicolette bekerja sedang terjadi kehebohan besar. Tanpa melakukan kesalahan apapun Nicolette dikeluarkan secara tidak hormat oleh pihak penerbit. Tak ada penjelasan apapun yang jelas mulai detik ini sudah tak diperbolehkan lagi untuk bekerja.

"Segera bereskan barang – barang kamu Letta!" Pinta Claise selaku hrd.

"Ini tidak adil, aku tidak melakukan kesalahan apapun dan sekarang perusahaan memecatku tanpa memberiku sisa gaji dan juga pesangon. Aku harus bicara dengan Mr. Smith."

"Maaf Letta. Mr. Smith sedang tidak ada dikantor."

"Kalau begitu akan segera ku telepon dia."

"Semua ini adalah perintah langsung dari Mr. Smith. Saat ini Mr. Smith sedang melakukan meeting penting di luar Negeri. Jadi jangan pernah melebihi batasanmu Letta! Cepat kemasi barang – barangmu!"

Otak Nicolette bagai dihantam ribuan palu disiang bolong, tak tahu lagi harus berbuat apa. Hanya satu yang terlintas dikepalanya.

Bagaimana nasibku seminggu ke depan? Aku pasti akan diusir paksa dari apartement lalu aku mau tinggal dimana? Hutang – hutang mendiang ibu ke bibi Jane masih sangat banyak. Kalau aku tidak bekerja, bagaimana aku membayarnya? Aku tak mau selamanya bibi Jane terpenjara di mansion Martin.

"Silahkan Letta!" Claise mempersilahkan Nicolette supaya segera meninggalkan ruangan.

Maafkan atas sikap saya ini Letta. Kamu adalah penulis sekaligus editor terbaik di perusahaan ini tapi mau bagaimana lagi kalau Mr. Smith tak mau mempertahankanmu dengan alasan yang sama sekali tak masuk akal. Batin Claise sembari menatap nanar punggung Nicolette yang mulai menghilang dibalik pintu.

Aku tahu Letta masih banyak tanggungan. Sisa gaji juga tidak diberikan lalu bagaimana Letta makan? Bagaimana dia bisa membayar apartement?

Tak ingin menjadi orang kejam seperti Smith yang sama sekali tak punya rasa belas kasih. Segera menghubungi Nicolette, memberitahukan jika Nicolette butuh bantuan maka dia siap membantu. Disaat sedang memikirkan Nicolette tiba-tiba pintunya diketuk. "Masuk!"

"Maafkan saya Ms. Claise tapi ada tamu yang memaksa ingin bertemu Anda." Ucap assisten Claise.

Belum sempat mengeluarkan sepatah kata pun, Jose sudah menerobos masuk.

"Siapa Anda? Lancang sekali memasuki ruangan tanpa permisi."

Tanpa dipersilahkan untuk duduk, langsung saja mendudukkan bokongnya disofa. "Bukankah staff Anda baru saja mengatakan bahwa saya ingin menemui Anda. Maafkan atas sikap saya yang kurang sopan ini. perkenalkan saya Jose." Sambil mengulurkan tangan.

Meskipun enggan tetap menyambut uluran tangan Jose lalu meminta pada assistennya untuk segera meninggalkan ruangan.

"Saya tidak mengenal Anda, lebih baik Anda segera tinggalkan ruangan sebelum saya panggil security." Ancam Claise. Dan tentu saja hal tersebut membuat Jose mendekat dengan mencondongkan tubuhnya ke depan.

"Berikan alamat Ms. Nicolette!" Nada suaranya terdengar lembut akan tetapi sarat akan perintah yang tak terbantahkan.

Oh My God kenapa dia harus bicara dari jarak sedekat ini. Tatapan matanya benar – benar membuatku jatuh cinta. Seandainya saja aku belum bertunangan.

"Ms. Claise!" Suara tinggi Jose mampu menarik kembali kesadaran Claise dari lamunannya sejenak. Malu itulah yang Claise rasakan saat ini kepergok sedang mengagumi ketampanan pria asing.

Sikap Jose benar – benar mendominasi, tak peduli bahwa ini adalah kantor orang lain. Segera diraihkan stick note dan juga bolpoint. "Silahkan Anda tuliskan alamat Ms. Nicolette!"

Sebenarnya ada hubungan apa Letta dengan lelaki ini?

Disaat sedang berfikir ponsel Claise berdering dan ternyata Smith yang menghubungi. Memberinya perintah untuk melayani dengan baik rekan bisnis barunya ini, Jose Martin. Terbukti kan tidak ada yang berani melawan perintah seorang Jose Martin. Jose terpaksa bertindak sendiri setelah mencium aroma penghianatan Zoe.

"Bagus." Tersenyum puas dengan kertas ditangannya yang bertuliskan alamat Nicolette.

"Kau akan segera dalam genggamanku Nicolette Phoulensy Hamberson." Sambil berjalan meninggalkan kantor penerbit. Jose melupakan satu hal, seharusnya ia menanyakan informasi secara mendetail mengenai Nicolette. Bisa saja ia masuk kembali ke dalam sana akan tetapi segera mengurungkan niat karena yang diinginkannya saat ini, mendatangi apartement Nicolette.

Semua tak berjalan sesuai yang direncanakan karena Nicolette sedang tidak ada di apartement. Sehingga memberi perintah pada Zoe untuk menemui Nicolette besok pagi dan menawarkan kerjasama secara langsung supaya mau menjadi team sukses dari JM Law Office.  

--

Thanks

Yezta Aurora