"Whatever you say," timpal Pika dengan memutar kedua bola matanya malas.
"Gak jelas emang," sindir Anna menatap sinis Pika.
"Udah, An, udah ... entar lo malah gelut lagi sama dia," lerai Lira.
"Heran aja ... siapa yang salah, siapa yang disalahin. Gak berani kali marahin cowok ... buat apa jadi ketua kelas kalo takutan," gerutu Anna kesal. Lira hanya mengangguk.
"Lo aja sini yang jadi ketua kelas! Rasain gimana kesiksanya nahan amarah," ucap Pika dengan nada tinggi.
"Gak tertarik," timpal Anna menatap sinis Pika.
"Makanya gak usah komplen kalo gak bisa," sungut Pika.
"Ih! Udah deh, gak usah berantem," teriak Luna kesal. Gadis penakut itu sudah mulai aktif, hingga membuat Anna dan Pika langsung terdiam.
Anna memundurkan bangkunya kasar, hingga menimbulkan suara bising.
"Gila lama-lama di kelas," ucap Anna lalu keluar kelas dari pintu belakang.
"Mau kemana, An?" teriak Lira yang tak sempat terjawab karna Anna sudah hilang dari hadapannya.
_____