Elan mendekati Seina lebih dekat lagi.
"Maaf ya Sey, jangan marah dong? Semangat dong? Seina pasti bisa pasti dapet nillai bagus ko?" ucap Elan mengelus rambut Seina.
Seina merasa nyaman dielus rambutnya oleh Elan, dengan belaiannya mengingat belaian Rita.
Seina memejamkan matanya, tanda mengantuk. Beberapa kali ia menguap.
"Aku pulang ya? Kamu tidur aja," pekik Elan berdiri.
Seina mengangguk.
Selesai Elan pulang, Seina merebahkan tubuhnya pada dunia kasur yang penuh impian, malas untuk membersihkan wajahnya, meskipun wajahnya sangat sensitif.
Besoknya Seina merasa pusing, di dahinya ada yang menonjol, penasaran apa yang ada diwajahnya, segera Seina bercermin.
"Aagghh!" teriak Seina kaget di dahinya yang halus muncul jerawat, padahal Seina sudah sering perawatan menggunakan berbagai macan makser alami, dari lidahbuaya, telur, timun dan masih banyak lagi.
