Vino tertawa menyangkalnya, "Nggaklah Sey, ngarang kamu! Aku nggak menyukai Elina. Yang mengenai ciuman itu hanya salah paham saja," timpal Vino.
Vino melanjutkan kalimatnya, "Tapi kamu sudah nggak marah lagi kan Sey?"
"Kenapa emang?"
"Oya, kamu jadi tak menyukai Elan?" pertanyaan Vino membuat Seina semakin ingat lagi dengan Elan.
"Entahlah," jawab Seina berterus terang.
Vino sepertinya senang dengan jawaban Seina, "Oya, kaki kamu udah sembuh?"
Seina menunjukkan luka di kakinya yang mulai kering.
"Bagus," pekiknya tersenyum.
**
Masih sangat panas untuk pulang karena terik matahari serasa diatas kepala, Seina berjalan malas menunggu Vino mengantarnya.
Tin.. Tin.. Tin..
Suara mobil mengagetkan Seina yang tak begitu memperhatikan jalanan sekitar.
"Sey," ucap wanita dibalik jendela mobilnya.
Mobil yang tak asing bagi Seina dan pemilik yang sedari dulu akrab dengan Seina.
"Ibun...?" senyum merekah pada bibir Seina.