Tak lama kemudian, ada seseorang mengetuk pintu kamar dan gw turun dari kasur untuk membukakan pintu, " oh, kak Angga ada apa?" tanya gw setelah membuka pintu. " Hmm..." Seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi gw pikir ia ragu mengatakannya, " kenapa, kak? kok diem?" kak Angga mulai atur nafas sampai merasa tenang. " Kamu lagi sibuk gak?" tanya kak Angga pada gw. " Gak sih, aku juga lagi gak ada kerjaan, kenapa?" Sedikit demi sedikit, berusaha tuk merubah diri mulai dari ngobrol dengannya lu gua dan kini menjadi aku kamu. " Jadi gini, rencananya saya mau ajak kamu ke suatu tempat. Kamu mau gak?" Mendengar tawaran dari kak Angga, wajah gw menjadi cerah dan tersenyum padanya. " Iya, aku mau kok. Emangnya kapan?" tanya gw balik, " gimana kalo malam ini?" Gw menganggukkan kepala menandakan setuju dan Chelsea sengaja mendengar percakapan gw dan kak Angga walaupun kami mengobrol di luar. " Ehm, malem ini ada yang mau berkencan nih," ledek Chelsea terdengar hingga kak Angga kaget karena ia tidak tahu kehadiran Chelsea.
" Mel, di dalam ada Chelsea?" tanya kak Angga dengan suara pelan dan menganggukkan kepala padanya. Ia merasa sedikit malu karena adiknya mendengar semuanya dan wajahnya sedikit kemerah-merahan, gw mencubit pipi kirinya. " Gak usah malu sama adik sendiri," ucap gw setelah mencubitnya, kak Angga langsung menampar wajahnya dengan tangannya sendiri seakan-akan ia pikir kalau itu semua khayalannya aja. Terlihat lucu bagi gw melihat tingkah lakunya sampai gw berusaha menahan tawa, tetap aja ia masih menampar pipinya sendiri. Pada akhirnya, gw memberhentikan tangannya dan mengelus-elus tangannya agar ia sadar bahwa itu adalah nyata bukan khayalannya, " kak, ini bukan khayalan melainkan nyata, kak," jelas gw padanya, tapi kak Angga masih saja ragu akan hal itu hingga ia menanyakan kepada gw. " Are you real?" tanya kak Angga dengan menggenggam tangan gw, " yes, i real. Believe it this not your imagination." Kak Angga pun sadar dan begitu bahagia, merasakan perubahan dari sikap gw dimana itu tak terpikir olehnya akan terjadi.
" yaudah, saya ke bawah dulu ya soalnya ada satu berkas yang harus diselesaikan hari ini juga," jelas kak Angga sebelum turun ke bawah. Saat ingin turun ke bawah melewati tangga, ia melambaikan tangan pada gw dan gw melakukan hal yang sama padanya. Yah, tiap hari-hari yang gw lalui bersama kak Angga selalu aja berbau roman story' dan sejauh ini kita belum ada yang namanya perkelahian seperti orang lain, kamu sendiri tidak ingin ada perkelahian ataupun perdebatan di antara kita.
Sesekali gw ingat pesan dari orang tua gw sendiri, " pada sebuah hubungan pasti ada aja yang namanya masalah, Amel. Hidup itu pasti ada lika likunya, gak mungkin lurus saja tidak ada cobaan atau masalah. Masalah itu akan hilang secara perlahan-lahan kalau kita bisa menyelesaikannya dengan bijak dan menggunakan cara dewasa." Bahkan, sampai detik ini gw masih ingat walaupun itu sudah dari SMA.