" berarti kita butuh orang yang suka rela mendonorkan ginjalnya?" tanya Chelsea pada dokter itu. " Iya," jawab dokter secara singkat dan pergi meninggalkan kami disana, " tunggu dokter!" Gw pun berlari menghampirinya dan membahas soal donor ginjal untuk kak Angga, " kalau tidak keberatan dan cocok dengan ginjal pasien maka biar saya yang donor ginjalnya pada pak Angga," jelas gw dengan keyakinan matang tanpa kata ragu untuk kesembuhan kak Angga. " Apa kamu yakin akan hal itu? " tanya dokter dengan rasa kaget dan ragu dengan perkataan itu karena resikonya tenaga gw akan melemah karena hanya memiliki satu ginjal, " saya yakin sepenuhnya, dokter. Tolonglah!" Bujuk gw meyakini dokter tersebut, dokter pun puas dengan jawaban dan tanpa membuang waktu lagi secepat mungkin melaksanakan operasi.
Sakit... memang rasanya sakit, tapi itu tidak sebanding dengan rasa sakit yang dirasakan kak Angga sekarang di ruang UGD, " makasih banyak, dokter." Selesailah dalam jangka waktu yang lumayan lama. Selain itu, hal yang membuat gw merasa senang mengenai tentang operasi akan segera dilaksanakan malam ini juga.
" kak Amel darimana aja? gw tunggu disini dari tadi," ucap Chelsea kesal telah menunggu lama, namun justru gw baru saja datang menghampirinya. " Iya, maafin gw soalnya..." Ingin memberitahukan dan terpotong karena beberapa suster masuk ke ruang UGD dan memindahkan kak Angga ke ruang operasi agar cepat dilaksanakan, " kak Angga harus kuat ya... kakak harus berjuang biar kita bisa bersama lagi dengan Chelsea dan semuanya." Tepat berada di sebelah kanannya turut membantu suster mengantarkannya tuk melakukan operasi, wajahnya masih saja dalam keadaan pucat dan menggunakan alat bantu pernapasan " dokter, apa boleh saya temani kak Angga selama operasi berjalan? saya mohon karena saya ingin menemaninya" ucap gw langsung pada dokter agar mengizinkan gw menemani kak Angga sampai operasi ini berakhir dan menggunakan baju khusus sebelum masuk ke ruang UGD.
" Chelsea, lu tunggu disini ya. Biar gw temenin kak Angga," jelas gw menepuk pundaknya sebelum masuk. " Yaudah kalo gitu gw bakal tunggu disini sampai operasinya berjalan lancar," ucap Chelsea menyerahkan semua pada gw dan masuk ke dalam memulai tindakan operasi. " Bismillah," ucap sang dokter sebelum memulai operasinya serta menyiapkan seluruh peralatan yang biasa digunakannya. Selama operasi tersebut berjalan, gw selalu mengelus kepalanya dan menggenggam tangannya hingga operasi berjalan sempurna. Keajaiban datang secara tak diduga oleh manusia sekali pun, kak Angga sudah melewati operasi dan masa kritisnya. Hanya saja, kak Angga belum juga sadarkan diri dikarenakan masih dalam keadaan koma hingga belum tahu kapan ia akan sadar, " walaupun gw rela memberikan satu ginjal buat kakak bagi gw itu tidak ada apa-apa nya dibandingkan rasa cinta yang gw kasih untuk kak Angga seorang," ucap gw dalam hati dan ia dipindahkan ke kamar rawat inap dan Chelsea telah membayar seluruh administrasinya.
" Alhamdulillah, proses operasinya berjalan dengan lancar. Kak Angga sudah melewati masa kritis dan lebih membaik," ucap gw sedikit lega mendengar hal itu dan akan terus menunggu kak Angga sadar dari pejaman matanya, begitu juga dengan Chelsea sedang duduk di sebelah gw. " Assalamu'alaikum.... Ayah... " Chelsea sedang menelpon ayahnya di luar, " Wa'alaikumussalam, kenapa Chelsea?" tanya pak Hasan kaget karena Chelsea menelponnya. Kemudian, Chelsea pun menceritakan apa yang terjadi pada kak Angga dan pak Hasan memberitahukan bahwa ia akan menyusul ke rumah sakit, perkiraan akan sampai esok hari.