Chereads / Akhirnya Badriyatun Nashifah / Chapter 11 - hancur massal

Chapter 11 - hancur massal

"Amel... Amel..." Suara kak Angga berasal dari kamarnya terdengar oleh Chelsea dan segera memasuki kamarnya. " Kak, kakak kenapa?" tanya Chelsea dengan nada panik karena melihat kakaknya terjatuh ke lantai dan merintih kesakitan pada perutnya, " sabar ya, kak. Sebentar lagi ambulans bakal kesini," jelas Chelsea memegang kedua tangan kakaknya tuk menguatkannya. " Kakak udah gak kuat lagi..." Begitu besar rasa sakit yang ia hadapi hingga sulit tuk berbicara saking menahan rasa sakitnya itu. Ambulans pun datang tepat waktu dan diantarlah ke rumah sakit hoca fahri, kak Angga keluar dari mobil Ambulans dengan kasur roda oleh para suster didampingi juga dengan Chelsea, sang adiknya. " Laa ilaaha illallah..." Kak Angga terus mengatakan kalimat itu seperti memiliki suatu firasat bahwa hidupnya tidak akan lama lagi, " kakak... kakak jangan ngomong kayak gitu. Kakak pasti sembuh, Chelsea percaya itu," ucap Chelsea dalam keadaan menangis kejar Karena tidak tega melihat keadaan kakaknya yang justru semakin parah. Tetap saja ia tidak berhenti mengucapkan kalimat tersebut sampai di ruang UGD, " maaf, dek. Kamu lebih baik tunggu dulu ya," ucap salah satu suster melarangnya masuk. Tak lama kemudian, datanglah seorang dokter masuk ke ruang UGD tuk memeriksa keadaannya, " Aduh... Kak Amel mana? apa acaranya belum selesai ya?" tanya Chelsea dalam hati menunggu dekat ruang UGD. " Alhamdulillah... Selesai juga acaranya dan gw bisa pulang buat nemenin kak Angga," ucap gw merasa sangat senang setelah melakukan foto bersama.

KRING... KRING...

Telepon pun berdering dari dalam tasnya, gw pun mengangkatnya. " Assalamu'alaikum... Chelsea kenapa? kok lu nangis?" tanya gw sempat mendengar suara tangisan dari telepon, " kak, gw sekarang lagi di rumah sakit," jelas Chelsea. " Lah, emang siapa yang dibawa ke rumah sakit?" tanya gw sangat penasaran, " kak Angga... dia sekarang di ruang UGD." Terdengar sudah jeritan Chelsea dan gw tiba-tiba saja menangis mengetahui kabar itu, secepatnya gw menyusulnya dengan taksi online. " Tahan ya kak... gw bakal Dateng kesana," Ujar gw dalam hati dengan keadaan tidak tenang dan terus saja memikirkan kak Angga selama perjalanan menuju rumah sakit hoca fahri. " Assalamu'alaikum, mbak saya mau nanya pasien yang bernama Angga sekarang ada dimana ya?" tanya gw terburu-buru, " oh, pasien sedang berada di ruang UGD," jelas resepsionis. Secepat mungkin gw ke ruang UGD, " Chelsea..." Gw memanggilnya dari kejauhan dan masih saja dalam keadaan menangis, Chelsea pun berdiri dan memeluk gw sambil menangis melihat keadaan kak Angga dari jendela sedang dipakaikan alat medis berupa alat bantu pernapasan oleh dokter sekaligus memeriksa keadaannya. Adzan berkumandang menandakan waktu sholat, kami pun pergi ke masjid terlebih dahulu sholat disana sekaligus juga mendoakan kesembuhan kak Angga.

Kami pun kembali ke depan UGD usai sholat, " Bagaimana keadaannya, dokter? " tanya gw pada dokter. " Sebenarnya, saya dan para rekan kerja saya sulit mengatakannya, tapi ini harus disampaikan bahwa Pak Angga mengalami gagal ginjal dan harus segera melaksanakan operasi. Sementara ini pak Angga sedang mengalami koma da. kamu sendiri tidak tahu kapan ia akan sadar, " jelas dokter yang sebenarnya