Awalnya kisah hidupnya tidak seperti ini, Dia tersenyum, rumahnya terasa hangat. Bahkan mentari pagi kalah harmonis dengan kehangatan di dalam rumahnya. Alin tidak tau, Tapi yang dia ingat. Awal semua ini terjadi, saat ibu meninggal karena kecelakaan setelah kami jalan-jalan bersama. Kemudian tidak lama setelah itu, ayah terlihat begitu sengsara ditinggal oleh ibu. Aku ingin menghiburnya tapi ayah selalu saja bersikap kasar saat aku dekati, Bahkan memukulku.
Pergi pagi, Pulang malam dengan bau alkohol. Bahkan ayah juga bermain judi, Aku tau ayah putus asa karena di tinggal cintanya. Aku ingin berkata pada ayah.
"Itu sudah takdir, Ibu mati, Ayah harus ikhlas."
Tapi ketika dia berkata begitu, Tamparan adalah jawaban yang di dapatkan.
PLAK.
"Berisik! Tau apa kamu tentang rasa hampa ini, sialan!"
Alin menangis, Dia meratapi hidupnya. Kenapa harus dia, Memang salah apa selama ini dirinya, sampai di berlakukan tidak adil oleh ayah yang dulu begitu penuh kasih sayang dan perhatian.
"Alin, Kamu minum dulu nih susunya". Papah memberikan susu kepadaku.
Kepalaku tiba-tiba pusing, Dan seketika semuanya buram.
Aku terbangun, Dan melihat suasana di sekitarku. Suasana yang tidak aku kenal. Aku melihat seorang laki-laki di sebelahku, Tidak menggunakan busana sehelai pun.
Dan alat vitalku terasa sangat sakit dan perih,
Aku meraba tubuhku, Dan melihat ternyata aku juga tidak menggunakan busana.
"Hei Alin, Kamu sudah bangun. Kamu ternyata masih perawan. Masih sempit legit ya". Sambil mencium pipiku
Aku langsung menampar pipi laki-laki itu.
"Kamu siapa? Kenapa aku disini?". Sambil menangis sejadi-jadinya.
"Alin, Papah kamu yang menjual kamu kepada diriku"...
Laki-laki itu meninggalkan aku sendiri di kamar hotel.
Mendengar perkataan seperti itu. Seketika hatiku hancur, Mengapa Papah sekarang begitu teganya kepada diriku. Papah yang sekarang bukan papah yang aku kenal.
Hidupku berantakan, Aku hanya bisa menangis sekencang-kencangnya di bathup kamar mandi hotel, Sekali-kali aku menenggelamkan tubuhku ke dalam air. Aku berharap aku mati didalam bathup itu.
Papah yang satu-satunya yang kupunya saat ini, Begitu jahat kepadaku. Semesta sangat tidak adil padaku.
"Mah, Alin kangen mamah. Papah sekarang jahat mah sama Alin". Aku menenggelamkan tubuhku di dalam bathup hotel agar aku bisa bersama mamah di surga.
Ternyata seorang pelacur bisa berasal dari keluarga yang dulunya memberikan rasa hangat dan nyaman. Kini menjadi rumah yang tidak nyaman untuk Alin tinggali.
Alin merasa jijik terhadap dirinya sendiri, Kini dia telah dinodai karena perlakuan papahnya sendiri. Papah yang dia sangat banggakan dan cintai. Telah tega melakukan semua ini kepada putri semata wayangnya.