Chereads / SEORANG PELACUR YANG INGIN BAHAGIA / Chapter 3 - Telaga Saat.

Chapter 3 - Telaga Saat.

Alarm hp ku berbunyi sangat keras, Dan aku melihat jam berapa sekarang. Ternyata sekarang jam 5 waktunya aku menjalankan shalat subuh. Aku keluar kamar untuk mengambil wudhu dan shalat berjamaah bersama orang tuaku. Orang tuaku sudah menungguku di ruangan shalat untuk shalat bersama.

Kami selalu melaksanakan shalat subuh bersama, Dan tentu saja ayahku yang menjadi imamnya.

"Alin, kita siap-siap ya hari ini kita mau ke telaga saat. Kan papah sama mamah juga Alhamdulillah libur hari ini kerjanya"...

Aku yang tadi sangat mengantuk, Langsung melek seketika dan sangat senang. Karena jarang sekali kami bisa berlibur bersama, Orang tuaku super sibuk dan aku pun memiliki kesibukan di kuliah. Saking senangnya aku jalan-jalan karena abis pusing mengerjakan laporan observasi semalaman. Aku mencium pipi kedua orang tuaku.

"Aaaa makasih mamah, Makasih papah. love u!". Muahh..

"Alin mau siap-siap ya dah"...

Aku langsung bergegas ke kamarku, Untuk melihat outfit yang aku gunakan untuk pergi ke telaga saat. Kami memang sangat sering berkunjung kesana, Karena tempatnya adem dan sangat cocok untuk rehat sejenak dari rutinitas ibu kota yang super padat, Dan macet.

Langsung ku ambil celana bahan item, Dengan sweater hitam, Kerudung mocca dan tidak lupa sepatu kesayangan hadiah bapak yang berwarna putih.

"Ok cocok nih pake yang ini, Kan disana dingin tuh". Sambil mengaca di cermin melihat apakah Cocok atau tidak.

Sepertinya aku kekurangan sesuatu, Apa ya. Ternyata aku belum membawa tas yang akan diisi oleh suncreenku, Handphone, Mukena.

Aku membawa tas yang tentunya hadiah pemberian dari mamahku, Tas dengan nuansa putih yang kapasitas isi tasnya besar.

Tidak lupa aku menggunakan make-up simple ku agar tidak pucet-pucet amat keliatannya. Setelah semua rapih. Aku langsung ke meja makan untuk menghampiri orangtuaku yang sudah menungguku.

"Yaampun pah, Liat alin. Cantik banget ya kaya bidadari turun dari sawah". Dengan tawa mamahku yang khas dan papah ikut tertawa mendengar perkataan mamah yang meledek diriku.

Aku hanya membalas perkataan mamahku dengan senyuman yang sangat ceria karena mau jalan-jalan.

"Lin liat mamah kamu, Cantik banget ya". Sambil melihat mamah ku dengan kagum. Mamah menggunakan gamis berwarna pink polos, Dan dipadukan dengan pashima berwarna hitam.

Mamah memang sangat cantik, Sampai membuat 3 orang laki-laki melamar kerumahnya terutama bapak aku juga saat itu. Dengan kulit yang kuning Langsat, Pipi yang tirus , Memiliki bola mata berwarna coklat, Alis yang tebal, Dan hidung yang sangat mancung seperti wanita arab. Aku pun menganggumi kecantikan ibuku.

Berbeda dengan diriku yang sangat mirip dominan dengan ayahku. Memang benar ya pembelajaran psikologi yang aku pelajari di mata kuliah psikologi pendidikan, Bahwa keturunan fisik anak diturunkan oleh ayah, Sedangkan kecerdasan, Emosi dan lain-lain diturunkan oleh ibu.

Aku memiliki kulit yang lebih putih dari ibuku, Muka yang tembem sehingga orang yang melihat ku ingin mencubit pipiku, Hidung yang pesek karena ayah ku pesek, Dan memiliki bola mata yang menurut orang sangat indah. Yaitu bola mataku sangat bulat berwarna hitam, Seperti menggunakan softlens berwarna hitam.

Dan kita pun langsung berangkat ketelaga saat menggunakan mobil pribadi, Hanya butuh waktu 2 jam kami sampai di gerbang masuk pertama telaga saat. Karena akses menuju telaga saat sangat bebatuan dan kiri kanan jurang. Ayah ku selalu hati-hati mengendarainya mobilnya.

Setelah 15 menit melewati jalan bebatuan yang cukup menguras tenaga, Dan emosi dan akhirnya kami sampai ditelaga saat. Hawa sejuk sudah bisa aku rasakan setelah sampai di telaga saat. Kami langsung mencari tempat untuk mendirikan tenda.

Padahal kami tidak menginap saat itu, Karena orangtua aku harus bekerja besoknya. Ya, itulah kebiasaan yang sering kita lakukan yaitu membawa tenda dan perlengkapan masak layaknya camping. Papahku dan aku menyiapkan tenda yang berukuran cukup untuk menampung 3 orang ini.

Sedangkan ibuku, Menyiapkan alat-alat masak dan bahan masakan. Ibu menyiapkan jagung bakar dan kopi kesukaan kami. Setelah semua selesai, Kami memakan jagung bersama dengan suguhi pemandangan danau yg luas, Dan kebun teh yang hijau-hijau.

Kami pun mulai menyusuri telaga saat ke perkebunannya, Untuk berfoto bersama dengan tripod kesayangan yang sudah lama menemani kami.

"Alin photoiin mamah dan papah dong". Dengan pose papah yang mencium kening mama, Dengan latar belakang perkebunan yang luas.

"Tolong ya kalau mau romantisan, Hargai anakmu ini". Denganku yang meledek mereka.

Langsung aku ambil photo dari tripod dan memotret mereka berdua, Sambil tersenyum karena melihat tingkah orang tuaku yang walaupun sudah tua tetapi masih romantis.

"Alin sini nak kita photo bareng, Buat kenang-kenangan". Kata mamahku sambil melambaikan tangannya.

Mamah langsung merangkul aku dan ayahku, Dan aku langsung memencet tombol tripod bluetooth dari jauh untuk memotret kita. Kami pun melanjutkan untuk melihat pemandangan danaunya, Dan duduk dipinggir danau bersama.

Aku memilih kembali ketenda, Karena agar orangtuaku menikmati waktu bersama. Tetapi aku pura-pura kepada mamahku, Aku ada tugas yang belum aku kerjakan.

Sambil berjalan aku menengok kedua orang tuaku, Aku melihat pemandangan ayahku merangkul mamahku. Dan mereka tertawa bersama sambil bercerita-cerita.

Aku langsung masuk kedalam tenda, Melihat-lihat semua sosial media ku apakah ada info terbaru. Ternyata ya seperti biasa handphone ku selalu sepi. Aku langsung menelepon salah satu temanku bernama Rima agar menghilangkan rasa bosanku.

"Eh Alin, Tumben bgt nelepon. Eh itu lu lagi dimana. Kaya didalam tenda gitu"

"Lagi di telaga saat gua, Iya nih gua lagi didalam tenda."

Aku dan Rima mengobrol lumayan lama, Menceritakan tugas-tugas kuliah yang membuat kita stress.

Tiba-tiba ayah memanggil aku dari luar.

"Alin, makan yuk nak. udh belum tugasnya".

Aku langsung meminta izin ke rima untuk mematikan teleponnya, Karena ayah memanggil untuk makan bersama.

Aku langsung membuka tenda, Dan menghampiri ayahku. Aku diajak kesalah satu warung yang menjual makanan di sana dan mamah sudah menunggu disana. Sebelum pulang kami akan selalu menyempatkan kesalah satu warung untuk makan.

Mamah selalu mengajari aku, Untuk selalu melariskan jualan yang ada disalah satu tempat wisata, Agar kita bisa membantu mereka walaupun hanya kecil. Mungkin menurut kita kecil tetapi dampak untuk orang lain besar.

Sudah ada 3 buah ayam goreng berukuran dada, Dan soto ayam diatas meja yang dipesan oleh mamah. Kami pun makan bersama dengan lahap dan cerita-cerita tentang hari ini.

Sebelum pulang, Kami melaksanakan shalat dhuzur bersama di salah satu mushola kecil yang ada ditelaga saat. Rasanya adem sekali hati dan fisik, Karena shalat ditempat wisata yang adem.

pengen tidur rasanya disini.

Jam menunjukan 2 siang, Waktunya kami pulang. Kami membereskan tenda dan perlatan masak. Tidak lupa mamah selalu mengucapkan "Terimakasih kepada petugas disana". Dengan diikutin oleh papahku dan aku mengucapkannya.

Dan papah akan selalu menanyakan kepadaku, Dan mamahku tentang hari ini.

"Gimana happy ga alin dan istriku yang cantik"

"Happy dong mas, Makasih ya udh ngajak kita jalan-jalan". Mamah mengambil tangan ayahku dan menciumnya.

"Alin kamu gimana". Tanya ayahku yang melihat aku dari kaca depan.

"Happy banget, Liat mamah papah happy. Alin ikut happy".