Chereads / SEORANG PELACUR YANG INGIN BAHAGIA / Chapter 2 - Namaku, Alin Binar.

Chapter 2 - Namaku, Alin Binar.

Namaku Alin Binar, Orang tuaku menyebut namaku memiliki makna yaitu Pembawa cahaya yang berani. Ibu berharap aku menjadi seorang wanita yang akan selalu memberikan cahaya untuk orang sekitarnya.

Aku hidup di sebuah perumahan yang menurutku sangat mewah, Dengan ibuku yang bekerja sebagai kepala jurusan di salah satu universitas ternama. Sedangkan ayahku bekerja sebagai HRD di salah satu perusahaan swasta. Walaupun aku memiliki orang tua yang sangat sibuk, Tetapi mereka selalu menyempatkan waktu untukku.

"Ah pusing sekali kuliah online, Materi yang diajarkan dosen semua ga masuk otak". Kataku sambil melihat materi presentasi yang disampaikan oleh dosen.

Ya, Aku adalah seorang mahasiswi semester 6 di salah satu universitas negri ternama, dengan jurusan pendidikan anak usia dini.

"Alin sini kebawah nak, Kita sarapan bareng". Kata mamah memanggil ku dari ruang makan.

"Iyaa mamah bunny sweety, Aku otw turun".

Kami selalu menyempatkan makan bersama, Sebelum orang tuaku sibuk dengan bekerja.

"Gimana Alin kuliah mu lancar?". Kata papahku, Sambil mengambil roti untuk mamahku.

"Lancar dong pah, Aku kan si pemberi cahaya" Dengan muka ku yang sombong.

Orang tua ku pun tertawa mendengar jawaban dari mulutku.

"Dasar kamu alin, Anak siapa si ini". Mamah yang tiba2 mencium pipiku dengan hangat.

"Loh aku anak bapak Alex dan ibu Nur dong, Ah mama aku kan udh gede masa di cium-cium". Sambil mengusap bekas ciuman mamahku.

Setelah itu mereka berpamitan kepadaku untuk kerja, Dan ya seperti biasa rumah ku jadi sepi. Orang tua ku sengaja tidak menyewa pembantu karena katanya, Ada Alin yang bisa diandalkan.

Tentu saja setelah mereka berkerja, Aku akan sibuk menjadi pembantu dirumah ku sendiri. Rumah sederhana dengan bergaya minimalis. Aku suka konsep rumah yang dirancang oleh mamahku. Dengan nuansanya perpaduan putih dan tosca. Kata mamahku biar rumah kita sederhana yang penting dalamnya nyaman dan dapat memberikan kehangatan untuk kita pulang.

Aku mengecek jam alarm dihp ku, Ternyata jam sudah menunjukan jam 5 sore. Waktunya mamah dan papah pulang. Ah rasanya senang sekali mereka pulang. Aku langsung menuju pintu ruang tamu dengan maksud tujuan ingin menyambut mereka. Itu lah hal yang selalu diajarkan orang tua ku, Katanya agar "Capenya mereka, Liat anak semata wayangnya jadi hilang rasa capenya".

Ternyata mamahku sudah di ruang tamu duluan untuk menyambut papah ku pulang.

"Loh mamah tumben udh balik jam segini, Ko ga bangunin Alin si ma". Kataku pada mamahku yg lagi melihat isi handphonenya.

"Iya Alin, Alhamdulillah tadi hanya ada rapat dengan dosen saja. Setelah itu boleh pulang deh. Iya mamah tadi mau bangunin kamu, Tapi liat kamu ileran nyenyak banget jadi gatega". Kata mamahku sambil memeluk ku.

"Terus tadi mamah naik gojek gitu ya". Kataku sambil mencoba melepaskan pelukan mamah.

Mamahku mengangguk.

Tiba-tiba mobil papah berhenti, Kami pun siap-siap menyambut kedatangan papah.

"Dor papah". Kataku mengagetkan papahku.

"Alin nanti papah kamu jantungan loh". Kata mamahku sambil mencium tangan papahku dan memeluknya.

"Tolong ya kalau mau mesra, Jangan ada anaknya". Dengan bibir ku yang cemberut kepada mereka.

"Sini sini kita berpelukan". Bapak ku langsung memeluk aku dan mamahku layaknya seperti pelukan Teletubbies.

Bapak tiap pulang selalu membawa makanan favorite untuk mamah dan tentunya aku. Bebek Madura kesukaan mamahku dan tentunya sate taichan favorite makananku.

Bapak selalu mengatakan " Yng penting anak dan isteri senang rezeki papah pasti ngalir".

Aku berada dilingkungan keluarga yang sangat baik, Hangat dan memberikan ku kenyamanan untuk dirumah. Bahagia sekali aku memiliki kedua orang tua seperti mamah nur dan bapak Alex.

"Ah ngantuk bgt, Tapi ada laporan observasi yang belum aku selesai. Bisa gasi ni tugas ngerjaiin sendiri". Kataku sambil memaki didepan laptop.

Aku melihat photo keluarga, Membuat aku semangat untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah, Agar bisa membanggakan mereka melihat aku menjadi sarjana pendidikan dan akhirnya kerja. Punya duit yang banyak untuk mengajak mereka ke Mekkah bersama.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku, Dan terdengar suara mamah dari luar. Sambil menanyakan aku, Apakah aku sudah tidur atau belum.

"Belum tidur mah, Pintunya gadikunci. Masuk aja"

seperti rutinitas biasa, Mamah akan selalu mengecek kekamar aku, Apakah aku tidur dengan waktu yang tepat atau malah bergadang.

Karena mamah seorang kepala jurusan di universitas, Jadi dia paham tentang tugas-tugas mahasiswa. Dan mamah selalu membantuku mengerjakan tugas kalau aku belum paham.

"Nih alin mamah bawaiin kamu donat j.co, Buat temenin kamu kerjaiin tugas. Ada yang susah ga alin? Kalau susah mamah bantu. Oh iya jangan bergadang ya alin anak ku sayang". Mamah langsung mencium keningku dan keluar dari kamarku.

Mamah tau Minggu ini, Aku sedang banyak-banyak nya tugas dari kuliahan karena mau ujian akhir semester. Jadi, Setiap dosen Memberikan tugas yang banyak kepada mahasiswa sebelum UAS. Katanya sih buat nilai tambahan mahasiswa.

Tak terasa, Waktu menunjukan jam 22.00. Waktunya aku harus tidur tapi aku belum bisa tidur tenang dikarenakan tugas yang harus aku kerjaiin agar nanti UAS aku bisa tenang, Gamikirin tugas-tugas lagi.

"Oke alin kamu harus semangat, Ayo alin semangat semangat bab 3 kesimpulan nih". Sambil membuat tarian sederhana dengan senyuman yang terpaksa agar memotivasi diri sendiri semangat.

Terdengar sebuah ketokan pelan, Dengan nada suara laki-laki yang aku kenal. Iya siapa lagi kalau bukan cinta pertama seorang anak perempuan. Yaitu Ayahku, Ayah yang bernama Alexander.

"Alin kamu ko belum tidur sih, Udah malem alin. Kamu gausah memaksakan diri kamu sendiri". Dengan suara yang pelan dan lembut tetapi aku bisa mendengarnya dengan jelas.

Aku langsung membuka pintu, Dan menghampiri

ayahku yang habis mengambil air putih di dapur.

"Iya ayahku, ini tanggung ntr alin dapet jodohnya yang brewokan lagi".

"Dasar alin bandell!! Nanti kamu mata panda, Terus galaku lagi, Sekarang kamu harus tidur. Kalau ayah masih tau kamu belum tidur, Ayah kasih hukuman ya". Sambil mencubit hidungku dengan pelan dan pergi meninggalkan ku begitu saja.

Seperti biasa, Itu yang selalu di omongkan oleh ayahku kalau aku belum tidur. Tetapi hukuman ayah gakasar ko, Ayah hanya menghukumku untuk membaca 3 buah buku yang lumayan besar dan langsung menyetor kepadanya isi buku tersebut.

Tentu saja, Aku tidak bisa berbohong isi buku tersebut, Karena sebelum ayah memberikan aku hukuman membaca buku. Ayah udah lebih dahulu membaca buku tersebut. Ayah selalu bilang memberikan hukuman buku lebih baik, Agar alin mempunya ilmu dan wawasan luas. Daripada ayah harus bentak kamu dan bahkan memukulmu.

Jam sudah menunjukan pukul 22.15, Waktunya aku tidur sebelum ayah kekamar aku dan aku diberikan hukuman. Aku selalu membiasakan kepada diriku sebelum tidur untuk mensugesti diriku sendiri. Ini yang diajarkan oleh ayahku sebagai seorang HRD. "Makasih ya diri sendiri, Kamu mau berjuang mengerjakan tugas kuliah sendiri dengan baik. Makasih kamu hebat, Baik dan cantik. Alin harus tetap jadi cahaya untuk orang lain, Semangat alin". Lalu aku pun tertidur dengan pulas diiringi lagu blue jeans.