Pagi yang indah diiringi oleh kicauan burung diluar sana, cuaca pun ikut mendukung terlihat cerah begitu juga awan-awan putih yang berjejer rapih seperti roti di langit yang biru.
Aera sudah siap memasak di dapur untuk sarapannya dengan Hyungtae seperti biasa. Pagi ini ia membuat bibimbap setelah sekian lama, dan Hyungtae adalah orang pertama yang ikut merasakan bibimbap miliknya setelah sekian lama. Sebelumnya Hyungtae tidak sarapan dengan makanan berat namun semenjak kedatangan Aera apapun yang gadis cantik itu sajikan semua akan terasa enak dan di terima oleh perutnya.
Setelah setengah jam kemudian, Aera selesai menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Tuan Park juga seperti biasa pasti sudah membangunkwh Hyungtae di jam-jam segini. Sayangnya ada yang aneh, setelah beberapa mnit Aera menunggu Hyungtae di meja makan ahirnya yang di tunggu pun tiba.
Aera memang selalu mengenakan pakaian kasual saat memasak lalu baru berganti pakaian yang rapih setelah mereka selesai sarapan lalu baru berangkat ke kantor. Tapi Hyungtae berbeda pagi ini, ia memakai pakaian sama kasual nya dengan Aera, rambutnya pun tidak se rapih biasanya saat akan berangkat ke kantor.
"Kenapa kau memakai baju itu Kim? bukannya kau harus pergi ke kantor?" tanya Aera heran. Tidak biasanya Hyungtae terlalu santai seperti ini. Hyungtae yang ditanya pun awalnya bingung dengan pertanyaan yang diajukan Aera. Setelah duduk di kursi Hyungtae ahirnya tau, Aera lupa bahwa hari ini hari minggu.
"Lalu kau, kenapa kau memakai baju itu?" tanya Hyungtae balik. Ia berlagak akting lagi dan membodohi Aera. "Aku memang selalu ganti baju setelah makan. Yasudah segera sarapan lalu cepat ganti bajumu, nanti telat bagaimana." omel Aera, ia khawatir bisa-bisa Hyungtae terlambat masuk kerja, memang wajar jika seorang CEO sesekali terlambat kerja. Tapi Aera tidak bisa memaklumkan hal itu, takutnya Hyungtae akan terlihat seperti bos yang seenaknya sendiri.
Hyungtae tetap makan sambil menjahili Aera seperti biasa. Ia belum memberitahu Aera bahwa hari ini libur. "Ra-ya, kau punya tempat yang ingin kau kunjungi tidak?" tanya Hyungtae tiba-tiba. "Tempat seperti apa?" Aera menimpali tanpa curiga. "Biasanya para gadis memiliki list tempat-tempat yang ingin dikunjungi untuk liburan, semacam itu."
Tangan Hyungtae berkali-kali mengibaskan rambutnya kebelakang setelah menunduk menyuap makanannya, Aera yang melihat sedikit risih. kemudian ia mengambil sebuah karet gelang yang ada di saku celemek nya yang kebetulan ia siapkan disana saat dirinya lupa memakai kuncir rambut. "Oh, jalan-jalan ya. Aku ingin pergi ke lotte world dan mall tempat game. Karena jarang sekali aku libur kerja jadi sudah lama sekali sejak aku mengunjungi tempat-tempat seperti itu."
Aera menjelaskan sambil melangkah mendekat ke kursi Hyungtae. Awalnya Hyungtae bertanya-tanya kenapa Aera menghampiri nya. Setelah sudah berdiri di depan Hyungtae, tanpa bertanya tangan Aera meraih poninya yang sudah menjuntai panjang sehidung. Lalu di kuncirnya keatas, niatnya agar tidak mengganggu Hyungtae saat makan. Tapi tanpa disadari kunciran itu malah membuat Hyungtae terlihat lucu seperti bocah kecil yang polos.
Lucu sekali, sampai rasanya Aera ingin sekali mencubit kedua pipinya. Apalagi ciri khas Hyungtae saat makan pipinya selalu menggembung dan bibirnya monyong-monyong minta di kuncir juga. Tak di sangka Aera ahirnya benar-benar mencubit pipi Hyungtae yang begitu menggemaskan. "Aigoo, kenapa kau m nggemaskan sekali Hyungtae-yaa." tangan Aera menggerakkan pipi Hyungtae ke kanan dan ke kiri berulang kali.
Hyungtae yang masih mencerna keadaan hanya bisa menatap polos sambil mengunyah makanannya. "Apa ini? kau m nguncir rambutku?" tanya Hyungtae ahirnya. Setelah sadar poninya dikuncir ia jadi sedikit malu tapi langsung terhempat karena itu membuat Aera senang, lihat saja sekarang Aera bermain-main dengan pipinya. Jadi ia hanya akan pasrah melihat kebahagiaan Aera diatas rasa malunya.
"Sebentar-sebentar, aku akan memotret nya. Momen ini tidak bisa diabaikan begitu saja." Aera sangat bersemangat sampai lupa padahal ia sendiri yang bilang pada Hyungtae untuk segera menyelesaikan makannya agar bisa cepat berganti pakaian untuk pergi ke kantor. Tanpa waktu lama Aera mengambil ponselnya dan muali memotret Hyungtae, bahkan menyiapkan beberapa pose lucu untuk diperagakan.
Saat Hyungtae menolak untuk berpose lucu, seperti membuat pose kelinci. Pasti Aera akan merengek agar dituruti, kalau sudah begini siapa yang tidak ingin menuruti. Apapun permintaan Aera sudah pasti Hyungtae akan kabulkan jika gadis itu sudah cemberut dan merengek padanya. Gawat, hati Hyungtae terlalu lemah. Bagaimana mungkin ia kehilangan kewibawaannya dengan mudah didepan gadis ini.
"Kau sebahagia itu ya." Hyungtae menyaksikan tawa lebar dan kegemasan Aera terhadap dirinya. Sudah dia kali ia menyaksikan setelah album fotonya dulu. Benar-benar gadis sederhana, yang membuatnya senang hanyalah hal-hal sederhana seperti ini, dan juga es krim pastinya. Jika ingin melihat senyum lebar Aera cukup di sogok dengan es krim atau di beri aegyo sepertinya sudah cukup. Dimana lagi Hyungtae bisa menemukan gadis seunik Aera.
Setelah dirasa cukup Aera ahirnya mengakhiri proses fotografinya dan melanjutkan sarapan yang sudah lama ia tinggalkan. "Kau lucu sekali. Padahal aku berniat menguncir ponimu agar tidak mengganggumu saat makan. Tapi siapa sangka kau akan terlihat sepolos bayi begini. Omoo.. kiyowo." Tangan Aera mencubit-cubit udara di depannya, mempraktikkan dirinya sedang gemas tapi pipi Hyungtae sudah terlalu jauh.
"Astaga, sekarang pukul berapa. Aku lupa kau harus segera berangkat." sekarang kesadaran Aera sudah kembali rupanya. Setelah melihat jam yang menunjukkan pukul 8,ia tergopoh-gopoh menyuruh Hyungtae menyudahi saja sarapannya meskipun belum habis. Nanti akan ia siapkan lagi makanan untuknya saat di kantor, yang penting sekarang berangkat dulu.
"Hei ra, kenapa buru-buru sekali sih. Baiklah-baiklah aku akan ganti bajuku." Hyungtae yang terdorong-dorong tidak bisa apa-apa selain menuruti Aera. Tidak masalah, lagipula baju yang saat ini Hyungtae kenakan terlalu santai untuk jalan-jalan. Baju oversize warna coklat dan celana hitam diatas lutut, tidak mungkin kan Hyungtae kencan keluar mengenakan outfit semacam itu. Ups, kencan.
Hyungtae sudah selesai berganti baju, ia benar-benar melakukannya dengan cepat, secepat kilat. Agar bisa mencegah Aera memakai baju kantor. Tadi sudah Hyungtae siapkan berjejer rapih diatas kasur, jadi tinggal pakai saja tanpa tunggu lama.
Setelah selesai Hyungtae berlari ke arah kamar Aera kemudian mengetuk pintunya. "Aeraaaa.. Aeraaa.." begitulah teriakan Hyungtae terdengar dari dalam kamar Aera, sangat mengganggu. "Apasih Kim, tunggu sebentar aku belum selesai." teriak Aera berharap Hyungtae menghentikan aksi kekanakannya.
Hyungtae ahirnya mencoba membuka knop pintu Aera yang ternyata tidak dikunci, tidak peduli Aera memberinya izin atau tidak. Dari pada Aera sudah benar-benar siap dengan penampilannya lalu disuruh merubah oleh Hyungtae pasti dirinya akan lebih marah.