Akhirnya kami sampai di kota Zerdia, salah satu kota yang berada di dalam wilayah kerajaan Rowell.
Suasana di dalam kota langsung bisa dirasakan seketika kami masuk ke dalamnya. Kerumunan serta kebisingan dari orang-orang langsung menyambut kami.
Kami masih berada di dekat gerbang, dan di sekitar gerbang kebanyakan orang yang kulihat adalah orang berotot dan yang terlihat kuat. Ada juga yang mempersiapkan pedang dan perlengkapan.
"Mea, apa mereka sedang bersiap untuk melawan sesuatu?"
"Mereka adalah Hunter, mempersiapkan perlengkapan mereka di sekitar gerbang kota sudah menjadi hal yang biasa"
"Hunter itu apa? semacam pekerjaan?" tanyaku.
"Seperti namanya, Hunter adalah seorang pemburu yang memburu monster, hewan, dan mahluk lainnya yang bisa diburu"
"Oh... Seperti itu"
Kemudian aku memperhatikan dinding gerbang yang terbuat dari batu, di dinding terpasang berbagai pengumuman dan poster-poster.
Beberapa kertas yang berukuran lebih besar dari yang lain bertuliskan "Penyihir telah datang di kota ini waspadalah!"
Aku tidak begitu memikirkannya, selama Mea menyembunyikan identitasnya, seharusnya tidak akan ada masalah yang datang.
"Pertama-tama mari kita berkeliling kah..." ucapku.
Tetapi aku sadar akan suatu hal setelah melihat sekeliling "Yue... dimana?"
Padahal sampai tadi aku masih melihat Yue bersama kami, tetapi tiba-tiba dia menghilang.
"Tadi Yue sudah pergi duluan kesana. Dan sepertinya Yue juga mengambil Uang yang kau bawa" ucap Mea menunjuk ke arah kiri dari gerbang.
Baru saja aku ingin mengelilingi tempat ini, sudah ada masalah yang muncul.
"Hah... Kalau begitu kita harus mulai dari mencarinya terlebih dahulu kah.." keluhku.
"Maaf, bisakah mencari penginapan dulu. Aku tidak suka dengan suasana ramai seperti ini, kalau bisa aku ingin menetap di penginapan"
"Oh benarkah? sama sekali tidak masalah"
Lalu aku bertanya pada sekelompok Hunter terdekat mengenai penginapan yang ada, mereka cukup baik sampai memberitahukan penginapan murah yang cukup bagus.
Aku sedikit khawatir tidak bisa membayar biaya penginapan, tetapi untungnya Mea cukup pintar, dia sudah bersiap akan situasi seperti ini dan menyiapkan uang cadangan.
"Kalau begitu aku pergi dulu" ucapku.
"Baiklah, aku akan menghilangkan lelah dan menunggu kalian disini"
Kemudian aku pergi mencari Yue.
Kalau membicarakan tentang Yue, dia pasti pergi ke tempat yang ramai dan banyak makanan.
Satu jawaban untuk itu yaitu pasar.
Aku kembali ke gerbang untuk bertanya pada Hunter yang tadi, tetapi sayangnya mereka sudah tidak ada saat aku sampai di gerbang. Jadi aku bertanya pada penjaga gerbang terdekat.
Setelah mengetahui lokasi pasar berada, aku dengan segera pergi.
Tidak butuh waktu yang lama untuk sampai di pasar dan menemukan Yue. Namun Yue sepertinya bersama dengan 2 orang laki-laki berotot yang terlihat marah.
Kuharap Yue tidak melakukan hal bodoh.
Tetapi... Sepertinya membiarkannya seperti itu dulu juga tidak masalah, aku tinggal berjalan santai saja sekalian melihat sekeliling.
Suasana pasar seperti yang kuduga sangat ramai, bau makanan yang ada di sekitar langsung membuatku merasa lapar.
Di pasar juga ada banyak Hunter yang berkeliaran, mungkin karena disini banyak pedagang yang menjual perlengkapan seperti pelindung, pedang, atau bahkan ramuan.
Semakin banyak barang yang kulihat, semakin ingin ku membelinya. Jadi aku memutuskan untuk mempercepat langkah dan mendatangi Yue.
Saat aku datang ke tempat Yue, sudah bertambah 1 laki-laki tetapi tidak berotot seperti 2 orang tadi. Dan tidak lama kemudian, 2 orang berotot pergi setelah terlihat adu mulut dengan 1 laki-laki tadi.
Entah apa yang sebenarnya terjadi.
"Yue!" aku berteriak, mau bagaimanapun aku tetap khawatir dengan Yue.
Mereka berdua menoleh ke arahku "Oh, Karma!" jawab Yue dengan raut wajah sebalnya.
"Apa kau kenalan gadis kecil ini?" tanya pria tadi.
"Iya, aku... Kakaknya. Apa dia melakukan sesuatu yang salah?"
"Kakak...?" Yue bergumam, wajahnya terlihat tidak puas.
"Ah tidak, dia tadi bersama 2 orang yang terlihat berbahaya, jadi aku berpikir untuk menolongnya. Tetapi sepertinya mereka hanya khawatir kalau gadis kecil ini tersesat"
"Benarkah? terimakasih atas... Bantuannya, kalau begitu kami pergi dulu. Banyak barang yang ingin kami beli" ucapku sembari mendorong Yue menjauh darinya.
Aku merasa harus segera pergi dan tidak memilih untuk berbicara lebih padanya. Ini hanya perasaan saja, karena entah mengapa aku tidak menyukai wajah pria itu.
Setelah kami sampai di tempat yang jauh dari pria tadi, aku berniat untuk memarahi Yue.
Tetapi Yue menyerahkan kantong berisi uang milikku "Ini yang kau inginkan kan, ku kembalikan dasar pelit"
"Aku kira kau akan pergi sendirian dan menghabiskan seluruh uang kita"
Entah kenapa Yue terlihat kesal denganku.
"Bagaimana kalau kita mengelilingi pasar dan membeli sesuatu kah"
"Kalau begitu cepatlah berjalan" jawab Yue marah.
Kami mulai mengelilingi pasar dan berpikir untuk mencoba makanan disini, serta melihat-lihat barang lain.
Semua makanan yang dijual terlihat enak, kebanyakan daging atau buah yang dibakar. Lalu ada juga buah-buahan yang terlihat segar.
Tidak kuduga banyak buah-buahan yang tidak asing bagiku. Ada yang mirip apel, anggur, mangga juga.
"Mau beli yang mana dulu?" tanyaku.
"Pilihkan untukku" jawabnya masih bermuka sebal.
Sebenarnya aku berpikir untuk membelikannya makanan seperti ular bakar atau mungkin mata monster yang tadi kulihat.
Tetapi ku urungkan niatku, entah kenapa suasana hati Yue sedang buruk hari ini.
"Bagaimana kalau membeli buah itu?" tanyaku.
Kebetulan di dekat kami ada penjual yang menjual buah-buahan segar.
"Terserah saja"
Lalu aku mendekat ke tempat penjual. Cukup banyak buah-buahan yang dijualnya, tetapi kebanyakan asing bagiku.
Aku menunjuk buah yang mirip apel "Permisi, aku mau membeli dua buah ini"
"Buah apel ya, untuk satunya seharga 2 tembaga"
Ternyata namanya masih sama seperti di duniaku. Ya pastinya tidak semuanya menjadi berbeda hanya karena beda dunia.
Aku memakan satu buah apel dan memberikan yang satunya pada Yue.
Yue terlihat senggan untuk memakannya"Apa? tidak beracun, tenang saja"
"Aku juga tahu hal semacam itu" jawabnya lalu memakan apel tersebut.
Rasanya seperti apel pada umumnya, tetapi lebih berair dan lebih manis.
Selanjutnya aku menuju ke penjual daging bakar, daging yang dijualnya berukuran besar bahkan hampir sama dengan penjualnya.
Kelihatannya mahal, apalagi uangku juga tinggal sekitar 19 emas. Sepertinya aku harus mencari cara mendapatkan uang untuk kedepannya.
Tetapi aku tetap membelinya.
"Permisi beli ini 2"
"Troar bakarnya 2 ya, harganya 5 tembaga untuk satu daging. Jadi semuanya 1 perak"
Lalu kami memakannya, rasanya lumayan enak. Tetapi kalau dibandingkan dengan Troar bakar di desa Snouir, rasanya kalah jauh.
Sudah cukup banyak kami membeli makanan, perutku juga sudah mulai penuh rasanya.
Selanjutnya kami berkeliling untuk melihat-lihat saja, kalau ada sesuatu yang terlihat berguna aku akan membelinya.
Hanya saja sepanjang kami berjalan tidak terlihat barang yang berguna sama sekali.
Makanan, perhiasan, perlengkapan Hunter, lalu ramuan. Hampir semua yang kulihat hanya itu-itu saja.
"Perlengkapan sihir! bagi yang merasa energi sihirnya sedikit, dengan menggunakan batu sihir ini dijamin energi sihirnya meningkat pesat! silahkan dilihat! silahkan dilihat!" suara seorang penjual.
Aku sedikit tertarik dengan barang yang dijual olehnya, di sekitar pasar tidak banyak yang menjual perlengkapan semacam batu sihir.
Aku berhenti untuk melihat barang, tetapi Yue tetap berjalan melewati "Kesini, aku ingin melihat barang-barang ini dulu" ucapku menarik kerah leher Yue.
"Oh~ selamat datang pelanggan, silahkan dilihat. Ada banyak perlengkapan sihir yang pasti bisa membuatmu menjadi lebih kuat"
Daripada perlengkapan sihir, aku lebih penasaran dengan si penjualnya. Wajahnya terlihat seperti laki-laki namun juga bisa dibilang perempuan.
Lalu rambutnya juga tidak bisa dibilang perempuan karena pendek, tetapi lebih panjang dari rambut pria biasanya.
Ditambah, suaranya sedikit membingungkan, berada diantara pria dan perempuan, namun lebih condong ke perempuan.
"Hmm... Kau pria atau perempuan?" tanyaku penasaran.
Si penjual sedikit terkejut dengan pertanyaanku "Te-tentu saja aku ini pria, dilihat bagaimanapun aku pasti terlihat seperti pria sejati kan?" jawabnya.
Mencurigakan, tetapi aku tidak terlalu mempedulikannya.
"Maaf, aku tidak bisa membedakan kau perempuan atau laki-laki"
"Ah, tidak masalah. Daripada itu silahkan dilihat barang-barang nya. Semua barang ini sudah dijamin asli dan berkualitas"
Aku sama sekali tidak bisa membedakan yang manapun, semuanya terlihat sama saja.
Batu sihir yang sudah dijadikan cincin ini, semuanya terlihat sama, yang berbeda hanya warnanya saja.
Merah, kuning, hijau, bahkan hitam juga ada.
"Karma, kau mau membeli batu sihir jelek seperti itu? sudahlah cepat kita pergi dan membeli makanan yang selanjutnya" ucap Yue.
"Batu-batu ini jelek?" tanyaku ke Yue.
Sebelum Yue menjawab, si penjual menyerobot terlebih dahulu "Apa yang kau katakan gadis kecil! semua batu sihir yang kudapatkan berkualitas tinggi. Aku tidak akan menjual batu berkualitas rendah! tidak mungkin!" jelasnya.
Aku menatap Yue, menunggu penjelasannya.
"Terserah kau mau ditipu olehnya atau tidak, yang penting cepat!"
Rasanya kali ini aku lebih percaya pada Yue ketimbang penjual ini.
Penjualnya juga terlihat mencurigakan.
"Maaf, sepertinya aku tidak jadi membeli"
Saat aku ingin pergi, si penjual menarik bajuku "Tunggu dulu! ka-kau bisa mencobanya untuk membuktikan kualitasnya!"
Aku sedikit kasihan kalau dia sampai memohon seperti ini. Wajahnya juga terlihat putus asa.
"Baiklah akan kucoba" jawabku.
"Yue, tolong lihat apakah mana ku naik atau tidak"
Lalu aku memilih cincin dengan batu sihir yang berwarna hijau dan memakainya. Setelah memakainya aku tidak merasakan perbedaan apapun.
"Bagaimana?"
Yue terdiam, membatu.
Raut wajahnya seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.
"Kau... Coba kau lepaskan cincinnya"
Aku tidak mengerti kenapa Yue sampai segitunya.
Menuruti perkataan Yue aku melepaskan Cincin tersebut.
"Jadi bagaimana?"
Yue sekali lagi mematung.
"Bagaimana bisa kau hanya memiliki 500 mana!?"
Entah kenapa si penjual juga terkejut "500 mana!?"
Aku merasa sedikit kesal dengan mereka "Aku juga tahu, kalau mana milikku itu sangat sedikit. Tetapi tidak usah berlebihan seperti itu juga kan..."
Penjual itu masih heran "Tetapi, untuk melihat jumlah mana seseorang saja membutuhkan setidaknya 700 mana, sedangkan kau..."
"Karma, tidak kusangka kau selemah itu"
"Terserah saja, lagipula bagaimana cara kalian melihat jumlah manaku?"
Kalau diingat-ingat aku tidak pernah bertanya hal semacam ini pada siapapun.
"Bahkan hal seperti itu pun tidak tahu?" tanya penjual.
"Tentu saja dengan melihat, tinggal menyalurkan mana ke mata lalu ini itu dan bisa. Kau saja yang terlalu bodoh" jelas Yue.
Apa yang dikatakan Yue sama sekali tidak bisa ku mengerti.
"Ya sudahlah, lalu bagaimana dengan cincin tadi?"
"Bisa kupastikan penipuan, dari 500 mana milikmu hanya bertambah 1 mana"
Aku dan si penjual hanya bisa terdiam mendengarnya.
"1!? maksudmu 1?" bahkan aku pun terkejut mendengarnya.
"Jangan berbohong! tidak mungkin hanya menambah 1 mana saja, aku sudah mencobanya dan menambah setidaknya 10.000 mana!" bantah si penjual.
Jauhnya, dari 1 ke 10.000.
"Lagipula kau sendiri bisa melihatnya kan, periksa saja sendiri" Yue terlihat semakin kesal.
Aku memasang lagi cincin tadi dan sekarang si penjual yang memeriksaku.
Lalu si penjual terdiam, membeku.
"Tetapi.... Seharus- ..." sepertinya si penjual kehabisan kata-kata.
"Sudahlah cepat tinggalkan penipu itu! aku ingin membeli kue!" kesabaran Yue sepertinya sudah habis.
"Kalau begitu... Maaf karena tidak jadi membelinya"
Aku pergi meninggalkan penjual yang masih shock.
Kasihan juga melihat si penjual itu bergumam sendiri sambil melihat satu-persatu batu-batuan itu.
Setelah itu kami membeli banyak makanan untuk kami bawa ke penginapan.
"Mea, kami membawakan makanan untukmu"
Aku membuka pintu kamar Mea dan melihat Mea sedang duduk sembari menutup matanya.
"Apa yang sedang kau lakukan?" tanyaku.
"Mengisi energi sihirku, kalian membawa apa saja?"
"Troar bakar, buah-buahan dan banyak lagi"
Karena Yue dan Mea sekamar sedangkan aku berada di kamar yang berbeda, setelah aku menyerahkan makanan yang ku beli, aku langsung pergi ke rungan bawah tempat tamu penginapan makan dan berkumpul.
Lalu aku baru menyadarinya kalau kami bisa makan disini, apalagi dengan harga yang lebih murah.
Dan aku baru menyadarinya lagi setelah memesan makanan disini, kalau cincin yang tadi kupakai belum ku kembalikan ke si penjual.
Selama besok ku kembalikan tidak akan menjadi masalah kan, pikirku.
Tidak lama setelahnya, pikiranku teralihkan oleh lezatnya makanan di penginapan ini.
Dan dengan ini kegiatan hari ini telah berakhir.