Perjalanan menuju kota Zerdia tinggal sedikit lagi.
Kurang lebih berjalan selama 1 hari penuh dan kami akan sampai disana.
Selama melewati jalan utama ke kota Zerdia kami bertemu dengan banyak orang, kebanyakan adalah pedagang yang berpergian.
Tetapi ada juga bangsawan serta Lusp dari agama Relian yang menuju Zerdia. Kebalikannya orang-orang dari Zerdia yang pergi ke kota lain juga banyak.
Yang pasti, selama kami berjalan, kami berkenalan dengan banyak orang dan mendapatkan informasi dari mereka.
"Karma aku ingin minum" ucap Yue yang terlihat kelelahan.
Suhu disini memang cukup panas, tetapi masih lebih baik karena pepohonan sedikit menutupi cahaya matahari.
"Sebentar lagi kita bisa sampai di Zerdia, setelah kita sampai disana kau bebas mau minum atau makan sebanyak apapun"
"Aku inginnya sekarang! lagipula Mea bisa menggunakan sihir untuk mempercepat perjalanan kan? kenapa tidak digunakan?" keluh Yue.
Mea yang tadinya hanya mendengarkan ikut berbicara "Aku harus menghemat mana, untuk seorang penyihir mana adalah hal tak tergantikan yang lebih berharga dari nyawanya sendiri" jawabnya.
"Setidaknya berikan aku minuman atau apa!" Yue sudah tidak kuat.
Karena Yue terlalu berisik aku mencari buah untuk dimakan Yue, setidaknya Yue tidak lagi mengeluh dan kami bisa melanjutkan perjalanan.
Tidak jauh dari tempat kami mengambil buah, ternyata ada sungai di dekatnya. Jadi kami menghilangkan dahaga sekalian istirahat.
"Segarnya!" Yue meminum air sungai.
Aku dan Mea juga meminum air sungai, rasa lelah dari perjalanan rasanya langsung hilang seketika.
Di sekitar sungai ini banyak hewan yang ku lihat. Dari penampilannya lumayan banyak hewan yang mirip dengan yang ada di duniaku.
Bisa kukatakan hewan-hewan disini berukuran sangat besar, berkali-kali lipat dari yang seharusnya.
Hewan kecil seperti fupa tidak banyak kutemukan, bahkan hewan yang mirip dengan kodok saja berukuran sama denganku. Tetapi kalau ikan yang ada disini ukurannya masih sama, tidak menjadi lebih besar.
Setelah beristirahat sebentar kami bergegas melanjutkan perjalanan, Yue terus saja mengeluh agar istirahat lebih lama, tetapi aku hanya bisa mengabaikannya.
Di perjalanan, seperti biasanya Yue berkeliaran dan perhatiannya mudah teralihkan "Karma! lihat bunga ini, warna birunya sangat indah" ucap Yue.
"Bunga itu..." bunga yang dilihat Yue sangat persis dengan bunga penunjuk jalan yang kulihat saat itu.
Kalau ada bunga penunjuk jalan, berarti ada jalan yang bisa dituju. Aku penasaran dengan hal itu, tetapi bisa saja kami sampai ke tempat yang berbahaya lagi.
Disaat aku memikirkannya Yue malah sudah berlari duluan "Bunganya berjejer rapi" ucap Yue mengikuti arah bunga.
"Jangan berlarian! hati-hati jatuh"
Lalu Yue beneran terjatuh.
"Sudah kubilang kan.."
Aku dan Mea menghampiri Yue.
Aku merasa sedikit janggal dengan batu kecil yang ada disekitar. Sepertinya tidak hanya aku, Mea juga merasa seperti itu.
Disaat Mea memperhatikan bebatuan aku menolong Yue yang terjatuh.
"Batu-batu ini sedikit aneh, 4... 6... 5?" ucap Mea menghitung jumlah batu.
Daripada membentuk lingkaran sempurna, batu-batu di sekitar lebih terlihat seperti segi lima yang tidak rapi.
"Karma kita terjebak" Ucap Mea tiba-tiba.
"Terjebak maksudmu?" aku masih bingung dengan apa yang dimaksud Mea.
Tetapi setelah 5 bebatuan di sekitar yang bersinar dan melayang aku juga menyadarinya. Ini mengingatkanku dengan Warp yang dipakai oleh Mea, tetapi dengan batu yang lebih sedikit dan tidak tertata sempurna.
Batu-batu itu pecah, lalu kami dipindahkan ke tempat yang asing.
"Mea... Kita ada dimana?"
Aku mengecek sekitar, kami di kelilingi 4 pilar batu yang hancur dan di bawah kami ada lingkaran sihir yang tersambung ke 4 pilar tersebut.
Gelap.
Cahaya yang ada bukan berasal dari matahari melainkan tumbuhan dan bebatuan. Di dinding sekitar juga ada lentera, namun cahaya keluar dari batu berwarna putih.
"Aku juga tidak tahu, pastinya kita dipindahkan ke suatu tempat" jawab Mea.
Disaat kami berdua berusaha memahami situasi, Yue terlihat panik "Tempat apa ini!? kenapa kita ada disini!?"
Setelah Mea menutup matanya sebentar, Mea langsung paham "Aku sudah memeriksa tempat ini, sekarang kita berada di bawah tanah"
Yue memasang raut heran "Memeriksa? bagaimana caranya..." gumamnya.
"Bawah tanah kah.. Pantas disini gelap, untuk sekarang mari kita periksa tempat ini"
Lalu kami memeriksa tempat ini. Apa yang kami temukan adalah beberapa tempat yang luas disertai bangunan hancur, dan jalan yang sedikit sempit dikelilingi batu cahaya.
Kami sudah memeriksa bangunan-bangunan hancur yang ditemukan, namun tidak ada apapun selain puing bangunan.
Beberapa puing... Atau lebih tepatnya pecahan kurasa sedikit berbeda dari puing yang lain, karena berwarna emas dan terpotong rapi berbentuk segitiga. Tetapi sepertinya tidak bisa dijadikan petunjuk.
Kembali memeriksa tempat lain, aku yakin kalau tempat ini sangat luas. Bahkan sampai ada air terjun di dalamnya.
"Air terjun di dalam bawah tanah? menakjubkan..." ucap Yue.
"Tetapi sepertinya bukan petunjuk untuk keluar dari tempat ini" Mea berkata.
Air disekitar air terjun memantulkan cahaya yang entah datang darimana, sedikit aneh tetapi indah.
Setelah memeriksa dan yakin kalau tidak ada apa-apa di sekitar air terjun, kami melanjutkan penelusuran.
Saat menelusuri jalan, kami beberapa kali menemukan jalan buntu dan melihat tempat yang sama.
Mea tiba-tiba berhenti berjalan "Karma aku baru sadar, kalau sepertinya... Kita sedang berada di dalam sebuah labirin"
"Labirin?"
"Dan gawatnya, kali ini aku tidak bisa melakukan apapun. Jadi kuserahkan padamu"
"Maksudmu?"
"Seperti yang kukatakan, aku tidak bisa melakukan apapun. Sihirku tidak ada yang berguna disini"
Yue yang mendengarnya terkejut "Yang benar saja!? kalau begitu kita sudah dipastikan mati disini!"
Seperti biasanya, Yue selalu berlebihan.
"Kau terlalu berlebihan... Aku akan mencari cara untuk keluar dari sini jadi tenang saja"
"Mana mungkin orang sepertimu bisa diandalkan"
Kalau seperti ini, Yue pasti tidak akan berhenti protes. Aku hanya bisa mengabaikannya atau mengeluarkan Fupa untuk menakutinya.
Tetapi akan kucoba untuk menyuruh Mea memarahinya, kuharap berhasil...
"Mea... Sekali-kali marahi dia"
Lalu Mea menatap Yue.
Hanya menatapnya, dan Yue terlihat ketakutan "Baiklah, aku akan ikut denganmu walaupun aku akan mati"
Dengan ini semua masalah selesai dan kami bisa lanjut mencari jalan keluar.
Di perjalanan tingkah Yue sedikit aneh, tidak biasanya dia dekat denganku bahkan memegang tanganku. Tetapi dari raut wajahnya serta kewaspadaannya aku bisa tahu kalau dia sedang takut dengan Mea.
Butuh waktu yang lama dan harus mendengarkan ocehan Yue yang menyebalkan, tetapi akhirnya kami sampai di sebuah tempat yang berbeda.
Begitu luas, tinggi dan indah. Disini langit-langit berisikan cahaya berwarna warni seperti bintang. Lalu disekitar ada banyak bangunan besar yang hancur.
Kesannya seperti sebuah kota. Tetapi untuk suasananya terasa seperti hutan malam.
"Oh! Kota hancur! aku jadi ingin berpetualang menelusuri seluruh tempat ini" ucap Yue bersemangat.
"Aku juga ingin menelusuri seluruh tempat ini, hanya saja kita harus mencari jalan keluarnya kan... Melihat sekilas saja sudah cukup"
"Tidak asik"
Kami memperhatikan bangunan-bangunan hancur, namun tidak menemukan apapun yang terlihat seperti jalan keluar.
Dan tidak butuh waktu lama untuk kami sampai di tengah-tengah tempat ini. Kukira akan berukuran sebesar kota, tetapi lebih seperti desa.
"Benda apa itu?" Yue heran.
Melihat benda yang dilihat Yue, benda di tengah-tengah tempat ini sangat aneh.
Seperti tugu yang berbentuk bundar namun memiliki pecahan yang tidak lengkap, di tugu bundar ini hanya ada 2 pecahan. Sedangkan 6 pecahan masih kosong.
"Bisa jadi ini adalah petunjuk untuk keluar dari ini, kita cuma perlu mencari pecahan yang seperti ini kan?" ucapku.
"Sepertinya begitu, pecahan itu juga sudah berkali-kali kita lihat di puing-puing bangunan"
Lalu kami mencari pecahan tersebut. Di area ini sendiri ada 2 pecahan yang kami temukan, 4 pecahan lainnya kami temukan di puing-puing bangunan dan air terjun.
Tidak butuh waktu lama untuk mengumpulkan semuanya, hanya tinggal memasang pecahan ini dan seharusnya sudah selesai.
Tetapi setelah kami selesai memasang semua pecahan, tiba-tiba getaran mengguncang tempat ini.
Aku terkejut dengan guncangan yang tiba-tiba datang "Gempa?"
"Sepertinya bukan, kemungkinan, ada gerbang yang terbuka di suatu tempat"
Cukup masuk akal karena bangunan disini sangat besar. Gerbang raksasa yang terbuka bisa mengguncang seluruh tempat ini.
Namun setelah menelusuri disekitar tugu, tidak ada apapun yang berubah.
Dan kami memutuskan untuk ke tempat lain.
Sesampainya kami di air terjun, kami sedikit dikejutkan dengan air terjun yang terbelah menjadi dua.
Apalagi, di tengah-tengah air terjun tersebut ada ruangan yang terbuka.
Tanpa basa-basi kami langsung masuk ke dalam ruangan tersebut dan menemukan 2 lingkaran sihir berwarna merah dan biru.
"Lingkaran sihir ini adalah Warp kan?" tanyaku untuk memastikan.
"Iya"
"Ada papan yang bertuliskan sesuatu" Yue menunjuk 2 papan yang ada di lingkaran merah dan biru.
Papan di lingkaran berwarna merah bertuliskan "sumur dekat kota Zerdia"
sedangkan di lingkaran biru bertuliskan "Rawa-rawa"
Sedikit sulit untuk dimengerti, tetapi seharusnya dengan berdiri di lingkaran merah kami bisa sampai di Zerdia lebih cepat.
"Rawa-rawa!" ucap Yue yang sudah berdiri di lingkaran biru.
Lalu Yue menghilang.
"Anak ini..."
Mau tidak mau kami berdiri di lingkaran biru dan menyusul Yue.
"Puas?" tanyaku ke Yue.
Aku sudah cukup lelah dengan anak kecil ini.
"Tidak sama sekali! dimana ini!!"
"Tentu saja di rawa-rawa kan..."
Tanah yang ku injak basah, tempat ini juga dikelilingi kabut. Aku sudah tidak bersemangat sama sekali.
"Setidaknya masih ada jalan yang bisa kita lewati, cepat kita kesana dan pergi dari sini"
Yue tidak puas "Hah!? melewati jalan berlumpur seperti itu? tidak akan! kecuali kau menggendong ku atau membuatku terbang"
"Sayang sekali ya, keduanya mustahil"
"Ah! ada jalan lain" Yue menunjuk ke tempat di belakang kami yaitu hutan yang jelas kalau itu adalah jalan memutar.
Kali ini aku menyerah dan ikut dengan Yue.
Setidaknya masih lebih baik karena di hutan ini tidak ada kabut dan sinar matahari masih sampai kesini.
Walaupun tetap saja pemandangan di kiri yang memperlihatkan rawa-rawa dan kanan yang memperlihatkan tebing tinggi tidak begitu enak untuk dilihat.
"Karma ada rumah disana" Yue menunjuk sebuah rumah hancur yang tenggelam di rawa-rawa.
"Dan ada monster yang tinggal di dalamnya, hebat..." Yue terkagum dengan monster tersebut.
Aku masih tidak mengerti tentang anak kecil ini, dia takut dengan hewan kecil seperti fupa tetapi tidak takut akan monster mengerikan yang bisa membunuhnya kapan saja.
Sepanjang jalan Yue terus mengoceh, tetapi karena aku sudah kelelahan, aku tidak menjawab sepatah kata pun kepadanya.
Dan setelah mendengar ocehan anak kecil yang begitu lama, kami akhirnya sampai di sungai yang terlihat menyegarkan.
"Karma, mau istirahat disini?" tanya Mea.
"Tidak perlu, matahari sudah hampir terbenam. Kalau bisa aku ingin istirahat di desa"
Mea memberikan botol minuman kepadaku "Setidaknya minum dulu"
"Terimakasih Mea..." jawabku kelelahan.
Lalu kami lanjut berjalan.
Mendaki jalan ke atas, akhirnya kami keluar dari area sungai.
"Mea... Kita sekarang ada dimana...?"tanyaku terengah-engah.
Mea tidak menjawab, hanya mengacungkan jarinya dan menunjuk ke kiri.
Setelah aku melihatnya, aku langsung menghela nafas.
Kami kembali ke tempat yang sama saat kami dipindahkan.
"Kita harus memulai dari sini lagi?"
Yue mengangguk "Benar! sepertinya perjalanan masih panjang ya"
Sangat menjengkelkan, namun aku tidak bisa marah karena kelelahan.
"Kota Zerdia sepertinya akan menjadi kota terakhir kita bersama ya, Yue..."
"Jahatnya! kau mau meninggalkanku sendirian kah!?"
Dan setelah bertengkar lama di perjalanan, kami bisa sampai di sebuah desa kecil pada malam hari.
Benar-benar perjalanan yang melelahkan, merasakan tidur di ranjang yang keras seperti ini pun bisa terasa sangat nyaman.
Dan pada pagi harinya, seperti biasa aku beradu ocehan dengan Yue lalu kami lanjut berjalan menuju kota Zerdia.
Hanya tinggal 1 hari untuk sampai disana.